Terapi Eradikasi Helicobacter pylori Sistem Penghantaran Obat Tertahan di Lambung

10 Bakteri ini juga mempunyai keunggulan yakni bertahan dan berkembang biak dalam lambung. Secara umum, ada 3 mekanisme infeksi bakteri H. pylori yang menyebabkan tukak lambung. Pertama, H. pylori menginfeksi bagian bawah lambung antrum. Kedua, setelah infeksi akan terjadi peradangan bakteri yang mengakibatkan peradangan lendir lambung gastritis, peristiwa ini seringkali terjadi tanpa penampakan gejala asimptomotik. Ketiga, terjadinya peradangan dapat berimplikasi terjadinya tukak lambung atau usus 12 jari. Hal ini bisa terjadi komplikasi akut, yaitu luka dengan pendarahan dan luka berlubang Ranidan Fauzi, 2009.

2.3 Terapi Eradikasi Helicobacter pylori

Sasaran terapi adalah menghilangkan nyeri tukak, mengobati ulkus, mencegah kekambuhan dan mengurangi komplikasi yang berkaitan dengan tukak. Pada penderita dengan Helicobacter pylori positif, tujuan terapi adalah mengatasi mikroba dan menyembuhkan penyakit dengan obat yang efektif secara ekonomi Sukandar, et.al., 2008. Terapi eradikasi Helicobacter pylori direkomendasikan untuk semua pasien yang terinfeksi Helicobacter pylori dengan tukak aktif, tukak yang sudah ada sebelumnya, atau dengan komplikasi tukak.Regimen individual harus diseleksi berdasarkan efikasi, toleransi, interaksi obat yang potensial, resistensi antibiotik, biaya dan kepatuhan pasien.Pengobatan harus diawali dengan regimen 3 obat, karena pengobatan dengan regimaen 2 obat kurang efektif dan dapat menyebabkan resistensi. Pengobatan dengan regimen 3 terapi yaitu menggunakan kombinasi dari dua antibiotik klaritomisin, amoksisilin dan pompa proton inhibitor. Amoksisilin diganti dengan metroniazol atau pun kombinasi antara metronidazol dan amoksisilin yang dilakuakanselama 14 hari Sukandar, et.al., 2008. Universitas Sumatera Utara 11 2.4 Amoksisillin trihidrat 2.4.1 Uraian bahan Gambar 2.1Struktur amoksisilinDitjen POM, 2014 Amoksisilin mengandung tidak kurang dari 90,0 C 16 H 19 N 3 O 5 S.3H 2 0, dihitung terhadap zat anhidrat. Mempunyai potensi setara dengan tidak kurang dari 900 μg dan tidak lebih dari 1050 μg per mg C 16 H 19 N 3 O 5 S, dihitung terhadap zat anhidrat. Nama Kimia : Asam 2S,5R,6R---2-amino-2-p-hidroksifenil asetamido]-3,3 dimetil-7-okso-4-tia-1-azabisiklo[3.2.0]-heptan-2-karboksilat trihidrat Berat Molekul : 419,45 Pemerian : Serbuk hablur; putih; praktis tidak berbau Kelarutan : Sukar larut dalam air dan metanol; tidak larut dalam benzen, karbon tetraklorida dan kloroform. Ditjen POM, 2014 Dalam kondisi temperatur dan kelembaban yang diatur amoksisilin memiliki derajat degradasi orde pertama. Amoksisilin dalam larutan airpH konstan pH ± 6 mengalami degradasi orde satu atau pun pseodo orde satu. Stabilitas amoksisilin dipengaruhi oleh perubahan pH, stabilitasnya akan meningkat dengan penurunan pH, kelarutan paling rendah terjadi pada pH 4-6 Kaur, et al., 2011 Universitas Sumatera Utara 12

2.4.2 Farmakologi

Amoksisilin adalah antibiotika golongan β-laktam dengan spektrum luas, digunakan untuk pengobatan infeksi pada saluran napas, saluran empedu dan saluran seni, gonorhu, gastroenteritis, meningitis dan infeksi karena Salmonella sp., seperti demam tipoid. Amoksisilin merupakan turunan penisilin yang tahan asam tetapi tidak tahan terhadap penisilanase Siswandono dan Soekardjo, 1995. Amoksisilin antibakteri berisifat bakterisid yang sensitif terhadap mikroorganisme dengan mekanisme kerja yaitu menghabat sintesis mukopeptida dinding sel bakteri selama proses multipikasi bakteri. Dengan cara berikatan dangan penisilin-binding-protein 1A PBP-1A yang berlokasi di dalam dinding sel bakteri. Amoksisilin lebih efektif menghambat mikroorganisme Gram positif dibandingkan dengan bakteri Gram negatif Kaur, et al., 2011. Menurut Neal 2005 amoksisilin lebih efektif melawan bakteri Gram-positif yang tidak menghasilkan β-laktamase sedangkan pada bakteri Gram-negatif, amoksisilin melawan dengan cara menembus pori–pori dalam membran fosfolipid luar.

2.4.3 Farmakokinetik

Amoksisilin dapat diabsorbsi dengan mudah dalam saluran pencernaan merupakan yang merupakan keuntungan jika dibandingkan dengan ampisilin karena penyerapan obat dalam saluran cerna lebih sempurna, sehingga kadar darah dalam plasma dan saluran seni lebih tinggi, serta adanya makanan tidak mempengaruhi penyerapan obat Siswandono dan Soekardjo, 1995. Amoksisilin digunukan luas secara klinis, bukan hanya karena amoksisilin merupakan antibakteri yang bersepktrum luas tetapi juga karena memiliki bioavabilitas yang tinggi 70-90 dengan puncak level plasma muncul setelah 1 sampai 2 jam. Amoksisilin didistribusikan secara luas ke banyak jaringan, mencakup paru paru, Universitas Sumatera Utara 13 hati, prostad, empedu, dan cairan senovial, cairan okular, tetapi penetrasinya buruk terhadap sistem saraf pusat kecuali jika terjadi inflamasi. Kadar obat sangat rendah ditemukan di dalam cairan aqueous humor, dan kadar obat rendah di mata, keringat dan ludah. Sekitar 17-20 obat berikatan dengan protein plasma manusia, secara umum albumin. Amoksisilin diekskresikan atau dibuang terutama melalui ginjal, dalam air kemih terdapat dalm bentuk aktif. Waktu paruh t12 nya adalah 1-1,5 jam Kaur, et al., 2011.

2.5 Sistem Penghantaran Obat Tertahan di Lambung

Sistem gastroretentifadalah sistem yang dapat tertahan didalam lambung untuk beberapa jam dan oleh karena itu secara siknifikan dapat memperpanjang waktu tinggal obat. Perpanjangan waktu tinggal obat didalam lambung dapat mempengaruhi bioavabilitas, mengurangi obat yang terbuang, dan mempengaruhi kelarutan untuk obat-obat yang memiliki kelarutan rendah di lingkungan dengan pH yang tinggi, juga dapat digunakan untuk penghantaran obat yang bekerja lokal di lambung dan bagian proksimal usus halus Sharma, et al.,2011. Banyak teknik yang telah dikembangkan untuk mendapatkan sistem penghantaran obat yang dapat tertahan dilambung.Beberapa teknik seperti sistem pengapungan, sistem pengembangan dan pembesaran, sistem bioadhesif, dan sistem yang berdensitas tinggi merupakan teknik yang banyak dikembangkan untuk mendapatkan sistem gastroretentif ini Sharma, et al.,2011. Kandidat obat yang sesuai untuk sediaan yang tertahan di lambung Garg dan Gupta, 2008; Swetha, et al., 2012: a. Obat-obat untuk aksi lokal dalam lambung misalnya: misoprostol, antasida, dan antibiotik yang digunakan untuk mengobati infeksi Helicobacter pylori. Universitas Sumatera Utara 14 b. Obat-obat yang kelarutan rendah dalam pH alkalis misalnya: furosemida, diazepam, verapamil, dan klordiazepoksida. c. Obat-obat yang terutama diabsorbsi dalam lambung atau bagian atas dari saluran pencernaan misalnya: amoksisilin. d. Obat-obat yang mempunyai rentang absorpsi yang sempit di dalam saluran pencernaan misalnya seperti: siklosporin, metotreksat, levodopa, dan riboflavin. e. Obat-obat yang diabsorbsi cepat dari saluran pencernaan misalnya: metronidazol, dan tetrasikilin. f. Obat-obat yang tidak stabil dan terdegradasi didalam kolon misalnya ranitidin, metronidazol, dan metformin HCl. g. Obat-obat yang mengganggu mikroba kolon misalnya antibiotik untuk Helicobacter pylori.

2.6 Sistem Pengahantaran Obat Mengapung Floating Drug Delivery System