18 c. Variabilitas tinggi dalam waktu pengosongan lambung serta membutuhkan
cairan lambung yang cukup untuk mempertahankan sediaan tetap berada di lambung.
d. Pengosongan lambung untuk pasien dalam keadaan tidur tidak dapat diprediksi dan bergantung pula pada diameter dan ukuran sediaan
floatingtersebut. Oleh karena itu sebaiknya tidak diberikan sediaan ini saat pasien akan tidur.
Daftar beberapa obat yang diformulasi dalam bentuk sistem penghantaran
obat mengapung dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 2.1 Daftar obat dalam bentuksistem penghantaran obat mengapung
Sharma, et al., 2011 Obat
Bentuk sediaan
Verapamil Hidroklorida Floating Microparticles
Ketoprofen Floating Microparticles
Ranitidin Hidroklorida Floating Granules
Metronidazol Floating Beads Low density
multiparticulate System Lansoprazole
Floating Micropellets Diltiazem Hydrochloride, Theophylline
and Verapamil Hydrochloride Foam Based Floating Microparticles
Nifedipine Hollow Microsphere
Acetohydroxamic Acid Floating Microsphere
Piroxicam Floating Microsphere
Residronate Sodium Granules
Diltiazem Hydrochloride Granules Granules
2.7 Kapsul
Kapsul dapat didefinisikan sebagai bentuk sediaan padat, dimana satu macam obat atau lebih danatau bahan inert lainnya yang dimasukkan kedalam
cangkang atau wadah kecil yang umumnya dibuat dari gelatin bisa lunak dan bisa
Universitas Sumatera Utara
19 juga keras.Kebanyakan kapsul-kapsul yang diedarkan di pasaran adalah kapsul
yang semuanya dapat ditelan oleh pasien, untuk keuntungan dalam pengobatan.Kapsul gelatin yang keras merupakan jenis yang digunakan oleh ahli
farmasi masyarakat dalam menggabungkan obat-obat secara mendadak dan di lingkungan para pembuat sediaan farmasi dalam memproduksi kapsul pada
umumnya Ansel, 2008.
2.8 Natrium Alginat
Gambar 2.4Struktur kimia alginat Thom, et al., 1981
Asam alginat adalah kopolimer biner yang terdiri dari residu β-D- mannuronat M dan
α-L-asam guluronat G yang tersusun dalam blok-blok yang membentuk rantai linear. Kedua unit tersebut berikatan pada atom C1 dan C4
dengan susunan homopolimer dari masing-masing residu MM dan GG dan suatu blok heteropolimer dari dua residu MG Thom, et al., 1981.
Dilaboratorium Farmasi Fisik Fakultas Farmasi USU dalam beberapa tahun terakhir telah dikembangkan kapsul yang tahan terhadap asam
lambung.Dimana cangkang kapsul tersebut dibuat dengan bahan dasar berupa natrium alginat dengan kalsium klorida menggunakan cetakan. Telah terbukti
bahwa cangkang kapsul alginat tahan atau tidak pecah dalam cairan lambung buatan pH 1,2. Utuhnya cangkang kapsul alginat didalam medium lambung
Universitas Sumatera Utara
20 buatan pH 1,2 disebabkan komponen penyusun cangkang kapsul alginat yaitu
kalsium guluronat Bangun, et.al., 2005.
2.9 Uji Pelepasan
Uji pelepasan dilakukan dengan uji disolusi menggunakan seperangkat alat uji disolusi. Disolusi merupakan proses dimana suatu bahan kimia atau bahan obat
menjadi terlarut dalam suatu pelarut. Dalam sistem biologik, pelarut atau disolusi obat dalam media air merupakan suatu bagian penting sebelum kondisi absorpsi
sistemik Shargel dan Yu, 1988. Pelepasan obat dari bentuk sediaan dan absorbsi dalam tubuh dikontrol
oleh sifat fisika kimia dari obat dan bentuk yang diberikan, serta sifat-sifat fisika kimia dan fisiologis dari sistem biologis. Konsentrasi obat, kelarutan dalam air,
ukuran molekul, bentuk kristal, ikatan protein, dan pKa adalah faktor-faktor fisiko kimia yang harus dipahami untuk mendesain sediaan pelepasan terkontrol atau
terkendali Martin, et al., 2008.
Sejumlah metode untuk menguji disolusi secara in vitro telah dilakukan.Bila suatu sediaan obat dimasukkan kedalam beaker glass yang berisi
air atau dimasukkan kedalam saluran cerna saluran gastrointestin, obat tersebut mulai masuk kedalam larutan dari bentuk padatnya.Disintegrasi, deagregasi dan
disolusi bisa berlangsung secara serentak dengan melepasnya suatu obat dari bentuk dimana obat tersebut diberikan Martin, et al., 2008.
Faktor-faktor yang mempengaruhi disolusi dibagi atas 3 kategori yaitu: a. Faktor-faktor yang berhubungan dengan sifat fisikokimia obat, meliputi:
i. Efek kelarutan obat adalah faktor utama dalam menentukan laju disolusi.
Kelarutan yang besar menghasilkan laju disolusi yang cepat.
Universitas Sumatera Utara
21 ii.
Efek ukuran parrtikel, ukuran partikel berkurang dapat memperbesar luas permukaan obat yang berhubungan dengan medium, sehingga laju disolusi
akan meningkat. b. Faktor-faktor yang berhubungan dengan sediaan obat, meliputi:
i. Efek formulasi, laju disolusi suatu bahan obat dapat dipengaruhi bila
dicampur dengan bahan tambahan. Bahan pengisi, pengikat dan penghancur yang bersifat hidrofil dapat memberikan sifat hidrofil pada
bahan obat yang hidrofob, oleh karena itu disolusi bertambah. Sedangkan bahan tambahan yang hidrofob dapat mengurangi laju disolusi. Hal ini
kaitannya dengan kelarutan bahan tambahan yang digunakan. ii.
Efek faktor pembuatan sediaan, metode granulasi dapat mempercepat laju disolusi obat-obat yang kurang larut. Penggunaan bahan pengisi yang
bersifat hidrofil seperti laktosa dapat menambah hidrofilisitas bahan aktif dan dapat menambah laju disolusi.
c. Faktor-faktor yang berhubungan dengan uji disolusi, meliputi: i.
Tegangan permukaan medium disolusi, tegangan permukaan mempunyai pengaruh nyata terhadap laju disolusi bahan obat. Surfaktan dapat
menurunkan sudut kontak, sehingga dapat meningkatkan proses penetrasi medium disolusi ke matriks. Formulasi tablet dan kapsul konvensional
juga menunjukkan penambahan laju disolusi obat-obat yang sukar larut dengan penambahan surfaktan kedalam medium disolusi.
ii. Viskositas medium, semakin tinggi viskostas medium, semakin kecil laju
disolusi bahan obat. iii.
pH medium disolusi, larutan asam cenderung memecah tablet sedikit lebih cepat dibandingkan dengan air Gennaro, 2000.
Universitas Sumatera Utara
22 Farmakope Indonesia edisi V 2014 menuliskan beberapa alat yang dapat
digunakan untuk melakukan uji disolusi yaitu: a. Tipe keranjang
Alat terdiri dari sebuah wadah bertutup yang terbuat dari kaca atau bahan transparan lain yang inert; sebuah motor; batang logam yang digerakkan oleh
motor dan keranjang berbentuk silinder.Wadah tercelup sebagian di dalam suatu tangas air yang sesuai, berukuran sedemikian sehingga dapat mempertahankan
suhu didalam wadah 37
o
±0,5
o
selama pengujian berlangsung dan menjaga agar gerakan air dalam tangas air halus dan tetap. Wadah disolusi memiliki kapasitas
1000 ml, memiliki tinggi 160-210 mm, diameter 98-106 mm. Untuk mencegah penguapan dapat digunakan suatu penutup yang sesuai. Suatu alat pengatur
kecepatan digunakan untuk mengatur kecepatan putaran yang dikehendaki dan mempertahankan kecepatan sesuai dengan yang tertera di monografi dalam batas
kurang lebih 4. b. Tipe dayung
Sama seperti alat tipe keranjang, kecuali pada alat ini digunakan dayung yang terdiri dari daun dan batang sebagai pengaduk. Batang berada pada posisi
sedemikian sehingga sumbunya tidak lebih dari 2 mm pada setiap titik dari sumbu vertikal wadah dan berputar dengan halus tampa goyangan yang berarti. Jarak
25±2 mm antara daun dan bagian dalam dasar wadah dipertahankan selama pengujian berlangsung.
c. Silinder kaca bolak-balik Alat terdiri dari satu rangkaian labu kaca beralas rata berbentuk silinder,
rangkaian silinder kaca yang bergerak bolak balik, penyambung inert dari baja tahan karat dan kasa poliprepilen yang terbuat dari bahan yang sesuai, inert dan
Universitas Sumatera Utara
23 tidak mengabsorbsi, dirancang untuk menyambungkan bagian atas dan alas
silinder yang bergerak bolak balik, dan sebuah motor yang berfungsi menggerakkan silinder. Labu tercelup sebagian di dalam suatu tangas air yang
sesuai dengan ukuran sedemikian sehingga dapat mempertahankan suhu di dalam wadah selama pengujian berlangsung.
d. Sel yang dapat dialiri
Alat terdiri dari sebuah wadah dan sebuah pompa untuk media disolusi; sebuah sel yang dapat dialiri, sebuah tangas air yang dapat mempertahankan suhu
media. Pompa mendorong media disolusi ke atas melalui pompa sel. Pompa memiliki kapasitas aliran 240 ml per jam dan 960 ml per jam, dengan laju aliran
baku 4 ml, 8 ml dan 16 ml per menit. Alat memberikan aliran yang konstan; profil aliran adalah sinusoidal dengan 120±10 pulsadenyut per menit. Sel terbuat dari
bahan yang inert dan transparan, dipasang vertikal dengan suatu sistem penyaringan yang mencegah lepasnya partikel tidak larut dari bagian atas sel
bagian bawah yang meruncing umumnya diisi dengan butiran kaca kecil dengan diameter lebih kurang 5 mm yang diletakkan pada bagian ujung untuk mencegah
cairan masuk ke dalam tabung, terdapat suatu alat pemengang untuk meletakkan bentuk sediaan tertentu, misalnya tablet.
2.10 Uji Aktivitas Antibakteri