31 Larutan induk baku dibuat dalam berbagai konsentrasi yaitu 1; 10; 20; 30;
40; 50; 60; 70; 80; dan 90 ppm, dengan cara memipet larutan induk baku masing- masing sebanyak 0,1; 1; 2; 3; 4; 5; 6; 7; 8; dan 9 mL. Dimasukkan kedalam labu
tentukur 25 mL dan dicukupkan dengan medium cairan lambung buatan pH 1,2 sampai garis tanda. Dikocok homogen, diukur menggunakan spektrofotometer
UV pada panjang gelombang maksimum yang telah ditentukan sebelumnya.
3.5 Pembuatan Dispersi Padat
Sistem dispersi padat dibuat dengan metode pelarutan dengan perbandingan amoksislin dan PVP K30 adalah 1:1.Ditimbang masing-masing
bahan sebanyak 3 g, lalu dicampurkan kedua bahan.Selanjutnya dilarutkan menggunakan alkohol sebanyak 100 mL. Diuapkan pelarut dengan udara panas di
oven 40-50
o
C hingga di peroleh berat konstan, disimpan selama 24 jam didalam desikator. Dikerok dan digerus kemudian diayak menggunakan ayakan no. 12.
3.6 Pembuatan Cangkang Kapsul Alginat
Cangkang kapsul alginat dibuat dengan metode pencelupan Voight, 1994, yaitu dengan mencelupkan alat pencetak kapsul kedalam larutan alginat.
3.6.1 Pembuatan larutan alginat
Natrium alginat 80-120 cp 4,5 g
Gliserin 2 g
Nipagin 0,25 g
TiO
2
0,4 g Natrium metabisulfit
0,1 g Akuades
ad 100 mL
Universitas Sumatera Utara
32 Ditimbang masing-masing bahan yang diperlukan.Dikalibrasi gelas beker
100 mL. Nipagin dilarutkan dalam sebagian akuades yang telah dipanaskan terlebih dahulu, setelah dingin dilarutkan gliserin dan natrium metabisulfit dalam
larutan tersebut massa I. Didispersikan TiO
2
dalam sebagian akuades massa II. Selanjutnya kedalam beker glass yang sudah dikalibrasi ditambahkan massa I dan
massa II sedikit demi sedikit, kemudian ditaburkan serbuk alginat, didiamkan selama 24 jam lalu diaduk dan dicukupkan dengan akuades sampai 100 mL.
Larutan didiamkan selama beberapa saat sampai tidak ada lagi gelembung udara.
3.6.2 Pembuatan badan cangkang kapsul alginat
Alat pencetak kapsul terbuat dari bahan stainless steel dengan panjang 10 cm dan diameter 6 mm. Dicelupkan kedalam larutan natrium alginat sedalam 3
cm, batang stainless steel yang telah dilapisi larutan natrium alginat direndam dalam larutan CaCl
2
0,15 M selama 75 menit. Setelah itu cangkang kapsul yang telah mengeras dilepaskan dari batang stainless steel tersebut lalu direndam dalam
akuades selama beberapa jam untuk menghilangkan kalsium yang menempel pada cangkang kapsul dan selanjutnya dikeringkan di lemari pengering.
3.6.3 Pembuatan tutup cangkang kapsul alginat
Alat pencetak kapsul terbuat dari bahan stainless steel dengan panjang 10 cm dan diameter 6,2 mm dicelupkan kedalam larutan natrium alginat sedalam 2,5
cm, lalu batang stainless steel yang telah dilapisi larutan natrium alginat tersebut direndam dalam larutan CaCl
2
0,15 M selama 75 menit.Setelah itu cangkang kapsul yang telah mengeras dilepaskan dari batang stainless steel tersebut lalu
direndam dalam akuades selama beberapa jam untuk menghilangkan kalsium yang menempel pada cangkang kapsul dan selanjutnya dikeringkan di lemari
pengering.
Universitas Sumatera Utara
33
3.6.4 Pengeringan cangkang kapsul alginat
Pengeringan cangkang kapsul alginat tersebut dilakukan dengan cara mengeringkannya dalam lemari pengering selama 4 jam. Cangkang kapsul alginat
yang basah ditempatkan pada batang stainless steel yang telah diolesi oleh minyak silikon lalu dimasukkan kedalam lemari pengering.Setelah kering, cangkang
kapsul alginat dilepaskan dari batang stainless steel dan cangkang kaspul alginat tersebut disimpan.
3.7 Pengisian Cangkang Kapsul Alginat
Amoksisilin sebanyak 500 mg dan dispersi padat amoksisilin yang setara 500 mg ditimbang dengan tepat menggunakan neraca analitik, lalu diisikan
kedalam bagian badan cangkang kapsul alginat melalui bagian ujung yang terbuka. Setelah itu ditutup dengan bagian tutup cangkang kapsul alginat dengan
mendorong bagian tutup ke bagian badan cangkang kapsul alginat yang terbuka sehingga bagian tutup kapsul dengan bagian badan kapsul menyatu dengan
baik.Diberi perekat larutan natrium alginat pada kapsul.
3.8 Penentuan Spesifikasi Cangkang Kapsul Alginat 3.8.1 Pengukuran panjang dan diameter cangkang kapsul alginat
Pengukuran panjang dan diameter cangkang kapsul alginat dilakukan dengan menggunakan jangka sorong.
3.8.2 Pengukuran ketebalan cangkang kapsul alginat
Pengukuran ketebalan cangkang kapsul alginat dilakukan dengan menggunakan mikrometer skrup.Pengukuran dilakukan 5 kali untuk masing-
Universitas Sumatera Utara
34 masing sampel, satu kali di pusat dan 4 kali di perimeter sekitarnya, kemudian
diambil rata-ratanya.
3.8.3 Penimbangan berat cangkang kapsul alginat
Penimbangan berat cangkang kapsul alginat dilakukan dengan menggunakan neraca analitik.
3.8.4 Pengamatan warna cangkang kapsul alginat
Pengamatan warna cangkang kapsul alginat diamati secara visual.
3.8.5 Pengukuran volume cangkang kapsul alginat
Pengukuran volume cangkang kapsul alginat dilakukan dengan menggunakan buret dimana bagian badan cangkang kapsul diisi dengan air
sampai penuh.
3.9 Uji Waktu Floating Sediaan cangkang kapsul alginat 80-120 cP yang telah dibuat dilakukan uji
waktu floating dengan cara menempatkan cangkang kapsul tersebut ke dalam gelas beaker berisi medium lambung buatan pH 1,2.
Floating lag time sebagai waktu yang dibutuhkan sediaan cangkang kapsul alginat mulai mengapung dan Floating Time sebagai lamanya waktu dimana
sediaan cangkang kapsul alginat dapat mengapung.
3.10 Uji Kerapuhan
3.10.1 Cangkang kapsul kosong
Cangkang kapsul kosong dijatuhi beban seberat 50 g dari ketinggian 10 cm. Kemudian diamati kerapuhan cangkang kapsul tersebut.Pengujian dilakukan
terhadap 6 cangkang kapsul Nagata, 2002. 3.10.2 Cangkang kapsul berisi uji ketahanan terhadap tekanan
Universitas Sumatera Utara
35 Cangkang kapsul diisikan dengan dispersi padat amoksisilin, kemudian
ditekan beban seberat 2 kg.Diamati kerapuhan cangkang kapsul.Pengujian dilakukan terhadap 6 cangkang kapsul Nagata, 2002.
3.11 Uji Disolusi
Medium disolusi : Cairan lambung buatan tanpa enzim pH 1,2
Kecepatan pengadukan : 100 rpm
Volume medium : 900 mL
Suhu medium : 37 ± 0,5
o
C Metode
: Dayung Sampel
: 1. Cangkang kapsul alginat 80-120 cP berisi amoksisilin 500 mg.
2. Cangkang kapsul alginat 80-120 cP berisi dispersi padat dengan amoksisilin : PVP
K30 1:1. Dimasukkan 900 mL medium kedalam wadah disolusi, diatur suhunya 37
± 0,5
o
C dan kecepatan pengadukan 100 rpm.Dimasukkan sampel uji kedalam wadah disolusi, dijalankanalat. Diambil cuplikan sebanyak 5 mL dengan interval
pengambilan pada 5, 10, 15, 30, 60, 90, 120, 150, 180, 210, 240, 270, 300, 330, 360, 390, 420, 450, 480, 510, 540, 570, 600, 630, 660, 690 dan 720 menit.
Pengambilan cuplikan pada daerah pertengahan antara permukaan media disolusi dan bagian atas dari alat dayung, tidak kurang 1 cm dari dinding wadah Ditjen
POM, 1995. Alikuot dimasukkan kedalam labu tentukur 25 mL dan ditambahkan dengan medium cairan lambung buatan pH 1,2 sampai garis tanda. Untuk
menjaga volume medium disolusi tetap konstan maka jumlah alikuot yang diambil
Universitas Sumatera Utara
36 diganti dengan medium cairan lambung buatan pH 1,2 dengan kondisi dan jumlah
yang sama. Konsentrasi obat diukur dengan menggunakan spektrofotometer UV pada panjang gelombang maksimumnya.Penetapan dilakukan sebanyak 3 kali.
3.12 Uji Aktivitas Antibakteri Sediaan Floating