42 rendah didalam air.Warna putih dari cangkang kapsul alginat bertujuan untuk
melindungi bahan obat dari cahaya oleh karena itu digunakan TiO
2
dalam formulasi cangkang kapsul alginat 80-120 cP.
4.2 Hasil Uji Waktu Floating
Uji waktu mengapungterdiri dan floating lag time dan floating time.Floating lag timeadalah waktu yang dibutuhkan oleh cangkang kapsul untuk
dapat mengapung dan floating time adalah lamanya cangkang kapsul dapat mengapung pada medium lambung buatan.
Uji floating lag time dari cangkang kapsul alginat 80-120 cP no.0 kosong menunjukkan hasil 0 detik, dimana cangkang kapsul alginat langsung mengapung
ketika pertama kali diletakkan kedalam medium lambung buatan. Hal ini karena cangkang kapsul alginat memiliki berat jenis yang lebih rendah jika dibandingkan
dengan berat jenis medium lambung buatan pH 1,2. Sedangkan floating time cangkang kapsul alginat lebih dari 12 jam.
Pengujian floating time untuk cangkang kapsul alginat 80-120 cP dalam medium cairan lambung buatan pH 1,2 dapat dilihat pada Gambar 4.2.
a b
c d
Gambar 4.2 Uji waktu floating cangkang kapsul alginat 80-120 cP
Keterangan : a Pada waktu 0 menit b Pada waktu 240 menit
c Pada waktu 480 menit
Universitas Sumatera Utara
43 d Pada waktu 720 menit
Pada gambar dapat dilihat bahwa cangkang kapsul alginat 80-120 cP dapat tetap mengapung mulai dari waktu 0 menit sampai 720 menit, bahkan cangkang
kapsul alginat 80-120 cP ini dapat bertahan tetap mengapung selama lebih dari 720 menit.
4.3 Hasil Uji Kerapuhan 4.3.1 Uji kerapuhan cangkang kapsul kosong
Pengujian kerapuhan cangkang kapsul alginat 80-120 cP kosong dilakukan dengan cara menjatuhkan beban seberat 50 g dari ketinggian 10 cm, dimana beban
seberat 50 g diibaratkan sebagai tekanan yang terjadi saat membuka kemasan kapsul. Kapsul kosong tersebut dikatakan rapuh apabila setelah dijatuhkan beban,
cangkang kapsul kosong tersebut retak atau pecah Nagata, 2002.Hasil pengujian kerapuhan cangkang kapsul alginat 80-120 cP kosong dapat dilihat pada Gambar
4.3.
a b
Gambar 4.3 Uji kerapuhan cangkang kapsul alginat 80-120 cP kosong
Keterangan: a Sebelum uji kerapuhan b Sesudah uji kerapuhan
Hasil pengujian cangkang kapsul kosong tidak menunjukkan adanya cangkang kapsul yang retak ataupun pecah, hanya pipih pada bagian tertentu
saja.Pada penguji kerapuhan cagkang kapsul alginat 80-120 cP kosong
Universitas Sumatera Utara
44 sebelumnya juga tidak menunjukkan adanya cangkang kapsul yang retak atau
pecah Simamora, 2014.
4.3.2 Uji kerapuhan cangkang kapsul berisi uji ketahanan terhadap tekanan
Pengujiandilakukan terhadap cangkang kapsul alginat 80-120 cP berisi bahan obat.Pada penelitian ini bahan obat yang digunakan adalah
amoksisilin.Amoksisilin merupakan salah satu antibiotik yang digunakan dalam terapi eradikasi Helicobacter pylori.
Pengujian dilakukan dengan cara menekan cangkang kapsul alginat berisi dengan beban seberat 2 kg Nagata, 2002. Beban ini diibaratkan seperti tekanan
yang mungkin terjadi selama proses pengisian kapsul sampai pada tahap pengemasan kapsul. Hasil pengujian kerapuhan cangkang kapsul alginat 80-120
cP berisi dispersi padat amoksisilin dapat dilihat pada Gambar 4.4.
a b
Gambar 4.4 Uji kerapuhan cangkang kapsul alginat 80-120 cP berisi dispersi
padat amoksisilin Keterangan: a Sebelum uji kerapuhan
a Sesudah uji kerapuhan pipih pada lokasi tertentu
Pada gambar diatas dapat dilihat tidak ada cangkang kapsul yang retak ataupun pecah, hanya menjadi pipih pada bagian tertentu. Kerapuhan cangkang
kapsul dipengaruhi oleh kadar uap air yang terdapat dalam cangkang kapsul tersebut. Kapsul akan menjadi rapuh apabila kadar uap air dalam cangkang kapsul
Universitas Sumatera Utara
45 tersebut sedikit. Sebaliknya jika kadar uap airnya terlalu banyak, kapsul
cenderung akan menjadi melunak. Akan tetapi, kisaran kadar uap air dalam cangkang kapsul berbeda antara satu bahan dengan bahan yang lain.
4.4 Hasil Uji Disolusi
Uji disolusi dilakukan untuk mengetahui profil pelepasan amoksisillin dari cangkang kapsul alginat 80-120 cP dalam medium lambung buatan pH 1,2 selama
12 jam. Pada penelitian ini uji disolusi pertama kali dilakukan terhadap cangkang kapsul alginat yang berisi amoksisilin 500 mg kemudian terhadap cangkang
kapsul alginat berisi dispersi padat amoksisilin. Profil pelepasan amoksisilin dalam medium lambung buatan pH 1,2 selama 12 jam dapat dilihat pada Gambar
4.5.
Gambar 4.5 Grafik pelepasan dari amoksisilin dalam medium lambung buatan
pH 1,2 selama 12 jam. Pada grafik dapat dilihat hasil pelepasan amoksisilin 500 mg dari
cangkang kapsul alginat, dimana amoksisilin yang terlepes pada menit ke-720 hanya sebanyak 40,44. Selanjutnya uji disolusi dilakukan terhadap amoksisilin
yang diformulasi dalam bentuk dispersi padat dengan pembawa polivinilpirolidon
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
15 90
180 270
360 450
540 630
720
ku mu
la ti
f
Waktu menit
Amoks:PVP K30 1:1 Amoks 500 mg
Universitas Sumatera Utara
46 PVP K30 1:1 sebanyak 1000 mg. Cangkang kapsul alginat no.0 hanya dapat
diisi bahan obat sebanyak 500 mg maka uji disolusi dispersi padat amoksisilin dilakukan menggunakan dua cangkang kapsul.
Pada garfik dapat dilihat adanya peningkatan laju pelepasan amoksisilin setelah diformulasi dalam bentuk dispersi padat dengan pembawa PVP K30. Laju
pelepasan amoksisilin dalam bentuk dispersi padat dengan pembawa PVP K30 pada menit ke-180 melepaskan sebanyak 24,84 bahan obat, menit ke-360
sebanyak 50,65 dan pada menit ke-720 sebanyak 90,80 amoksisilin telah terlepas. Hal ini menunjukkan bahwa amoksisilin yang diformulasi dalam bentuk
dipersi padat dengan pembawa PVP K30 dalam cangkang kapsul alginat 80-120 cp dapat memberikan pelepasan yang memenuhi syarat sustained release menurut
Murthy dan Ghebre 1993. Interval
pemberian Waktu jam
Jumlah yang terlepas
Persyratan Murthy dan Ghebre
0,25D 3 jam
24,84 20-50
0,5D 6 jam
50,65 45-75
1D 12 jam
90,80 ≥75
Keterangan: D interval pemberian= 12 jam Peningkatan laju disolusi amoksisilin terjadi karena adanya penambahan
polivinilpirolidon PVP K30 sebagai pembawa dalam sistem dispersi padat yang merupakan polimer mudah larut dalam air Ditjen POM, 1979 sehingga dapat
meningkatkan proses pelarutan dan proses pembasan dari bahan obat
Voigt, 1995
. Selain itu, modifikasi bahan obat dalam bentuk dispersi padat akan menurunkan ukuran partikel dari bahan obat sehingga luas permukan kontak obat
dengan media akan semakin besar dan kelarutan semakin bertambah Agoes, 2008.
Universitas Sumatera Utara
47 Gambar uji disolusi sediaan floating dispersi padat amoksisilin
menggunakan cangkang kapsul alginat dapat dilihat pada Gambar 4.6.
a b
c d
Gambar 4.6 Uji disolusidari sediaan floating dispersi padat amoksisilin
menggunakan cangkang kapsul alginat 80-120 cP Keterangan: a. Pada waktu 0 menit
b. Pada waktu 180 menit c. Pada waktu 360 menit
d. Pada waktu 720 menit Pada gambar dapat dilihat cangkang kapsul tetap utuh dan mengapung
sampai 720 menit. Cangkang kapsul alginat yang tetap utuh di dalam medium lambung buatan selama waktu pengujian dikarenakan kalsium alginat kalsium
guluronat yang terbentuk dari natrium alginat dan kalsium klorida akan berikatan dengan asam dari medium lambung buatan pH 1,2 menghasilkan asam alginat.
2Na-alginat + CaCl
2
Ca-alginat + 2NaCl Ca-alginat + H
+
Ca
2+
+ H-alginat Asam alginat yang terbentuk bersifat hidrofob sehingga menjadi sukar
larut dan tetap utuh dalam medium lambung pH 1,2 Bangun, et al., 2005.
4.5 Kinetika Orde Pelepasan