Hubungan Frekuensi Makan dengan Obesitas pada Guru SMP Negeri 3 Tanjung Morawa

65 Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Marpaung diamana terdapat hubungan antara kecukupan lemak dengan obesitas pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Berdasarkan hasil uji statistik diketahui p=0,0001 0,005. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Bantarpraci 2012 yang menyebutkan adanya hubungan yang bermakna antara kecukupan lemak dengan obesitas. berdasarkan hasil uji statistik nilai p= 0,001. Analisis hubungan antara kecukupan lemak dengan obesitas mendapatkan odds ratio sebesar 4,818 yang berarti bahwa dengan kecukupan lemak yang berlebih memiliki peluang 4,818 kali untuk terkena obesitas. Pola konsumsi dalam penelitian ini digambarkan dengan besarnya asupan energi, asupan karbohidrat, asupan protein, dan asupan lemak. Hasil uji statistik menggunakan uji chi square dan dengan uji fisher’s exact test menunjukkan dari keempat jenis asupan tersebut, asupan energi, asupan karbohidrat, dan asupan lemak memiliki hubungan yang signifikan terhadap obesitas p 0,05.Sedangkan asupan protein tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap obesitas p 0,05. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Hutahaean, hasil uji statistik didapat hubungan antara kecukupan energi, karbohidrat dan lemak dengan obesitas, kecukupan protein dengan obesitas secara statistik tidak terdapat hubungan yang bermakna.

5.1.3. Hubungan Frekuensi Makan dengan Obesitas pada Guru SMP Negeri 3 Tanjung Morawa

Untuk frekuensi makan yang diteliti berdasarkan pengelompokan makanan untuk kelompok makanan pokok sumber karbohidrat, nasi merupakan jenis Universitas Sumatera Utara 66 makanan yang selalu dikonsumsi sebanyak 100. Untuk kelompok makanan lauk pauk, ikan dencis merupakan jenis lauk pauk yang sering dikonsumsi oleh guru yaitu sebanyak 69,0 mengkonsumsi telur dan sebanyak 38,1 mengkonsumsi udang. Jenis lauk tersebut tinggi protein dan tinggi lemak. Sementara untuk lauk- pauk yang bersumber dari nabati tahu merupakan jenis makanan yang sering dikonsumsi sebanyak 81. Pada kelompok makanan sayuran, wortel merupakan jenis makanan yang sering dikonsumsi oleh guru sebanyak 71,4, kangkung sebanyak 69 dan terbanyak ketiga adalah daun ubi yaitu sebanyak 61,9. Untuk buah-buahan sebahagian besar guru selalu mengkonsumsi pisang yaitu sebanyak 16,7, buah yang sering dikonsumsi yaitu jeruk sebanyak 64,3 dan buah yang jarang dikonsumsi yaitu sebanyak 71,4. Untuk kelompok jajanan yang sering dikonsumsi adalah gorengan sebanyak 61,9, nasi goreng sebanyak 50 dan terbanyak ketiga adalah keripik sebanyak 47,6. Sementara pada kelompok minuman yang selalu dikonsumsi adalah teh manis sebanyak 33,33. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ade, dkk pada pegawai negeri sipil di kantor Dinas Kesehatan Provinsi jawa Timur pada tahun 2013 diketahui bahwa sumber karbohidrat yang sering dikonsumsi oleh responden adalah nasi dengan frekuensi konsumsi 3 kalihari yaitu sebanyak 59,8. Konsumsi lauk-pauk yang sering dikonsumsi oleh responden adalah telur ayam dengan frekuensi 3 kaliminggu sebesar 26,4 dan daging sapi dengan frekuensi 1 kaliminggu sebesar 32,2. Konsumsi sayuran responden terbanyak adalah kacang panjang yaitu dengan frekuensi 2 kaliminggu sebesar 32,2. Konsumsi minuman manis terbanyak adalah teh manis yaitu 1 kalihari sebanyak 26,4. Universitas Sumatera Utara 67 Konsumsi makanan selingan terbanyak adalah 1 kaliminggu yaitu tahu isi sebanyak 32,2 dan bakso sebanyak 29,8. Kita harus mengkonsusmsi makanan dengan gizi yang seimbang untuk menjaga kondisi gizi yang optimal. Konsumsilah bahan makanan yang beragam, sesuai dengan porsi masing-masing, dan hindari ketidakseimbangan antara zat gizi. Status gizi, kesehatan, penyakit yang ditimbulkan, tingkat kecerdasan, dan daya tahan tubuh ditentukan oleh gizi yang dikonsumsi sehari-hari Devi, 2010. Piramida makanan menjelaskan jumlah dan jenis makanan yang seharusnya dikonsumsi. Pada piramida makanan yang seharusnya lebih banyak dikonsumsi yaitu air putih. Kemudian sumber karbohidrat, seperti nasi, roti dan pasta. Sumber serat,vitamin, dan mineral, yaitu buah dan sayur. Sumber protein, seperti susu, daging, telur, dan makanan berlemak. Serta makanan manis yang seharusnya paling sedikit dikonsumsi Devi, 2010. Untuk menjaga agar selalu berada dalam kondisi gizi yang optimal, kita harus mengkonsumsi maknan yang memenuhi gizi seimbang. Caranya adalah dengan berpedoman pada piramida makanan. Konsumsi bahan makanan yang beragam, sesuai dengan porsi masing-masing, dan hindari ketidakseimbangan antara zat gizi. Misalnya, untuk lauk, lebih banyak mengkonsumsi sumber protein saja dengan makan telur dan ikan setiap hari serta untuk pauknya hanya makan wortel Devi, 2010.

5.2. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Obesitas pada Guru SMP Negeri 3 Tanjung Morawa