11
2.3. Dampak Obesitas
Dampak yang diakibatkan obesitas tidak hanya mempengaruhi penampilan atau fisik seseorang yang menyebabkan orang tersebut merasa kurang percaya diri
sehingga seringkali mengalami depresi atau tekanan dari dirinya sendiri maupun lingkungannya Purwati et al., 2002. Selain itu obesitas juga dapat menyebabkan
timbulnya berbagai penyakit degenetarif, seperti diabetes tipe 2, hipertensi, stroke dan penyakit jantung koroner.
2.3.1. Diabetes Tipe 2
Individu yang mengalami obesitas akan lebih mudah mengalami resistensi insulin impaired glucose tolerance dibandingkan dengan individu yang berat
badannya normal. Kondisi ini disebabkan oleh peningkatan adipositas pada orang obesitas yang akan menyebabkan penurunan sensitivitas insulin Ferrannini et al.,
1998; Karter et al., 2005 dalam Sudargo et al., 2014. Selain itu, kelebihan massa lemak juga dikaitkan dengan keadaan
resistensi insulin yang berhubungan dengan diabetes melitus. Risiko diabetes melitus akan meningkat secara linear sesuai dengan peningkatan IMT. Obesitas
akan meningkatkan angka kejadian diabetes melitus 3-4 kali dibandingkan orang dengan IMT normal Adriani dan Wirjatmadi, 2014.
Penelitian yang pernah dilakukan oleh Istiantho pada tahun 2008 di Kota Ternate menyatakan bahwa persentase responden dengan berat badan lebih atau
obesitas yang mengalami diabetes sebanyak 24, sementara persentase responden dengan berat badan normal dan kurang yang mengalami diabetes sebanyak 0,85.
Universitas Sumatera Utara
12
Dari hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara obesitas dengan diabetes Istiantho, 2008.
Sedangkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Garnita pada tahun 2012 tentang faktor risiko diabetes melitus di Indonesia dengan menganalisis data
Sakerti tahun 2007 menunjukkan proporsi diabetes lebih tinggi pada responden obesitas, yaitu 5. Sedangkan proporsi diabetes terendah pada responden yang
kurus, yaitu 1,2, responden dengan berat badan normal proporsi diabetes sebesar 2,3 dan kelompok responden dengan berat badan lebih, yaitu 4,9. Dengan
demikian proporsi kejadian diabetes lebih tinggi pada responden dengan IMT lebih tinggi Garnita, 2012.
2.3.2. Hipertensi
Penderita obesitas mempunyai risiko yang tinggi terhadap penyakit hipertensi. Seseorang dikatakan menderita hipertensi bila tekanan darah sistole
140 mm Hg dan diastole 90 mm Hg Purwati et al., 2002. Orang yang mengalami obesitas tekanan darahnya akan menjadi tinggi untuk menjaga
keseimbangan natrium dan cairan. Selain itu, obesitas dapat menyebabkan perubahan fungsi ginjal sehingga berdampak pada hipertensi Sudargo et al.,
2014. Hubungan antara angka kejadian hipertensi dan berat badan meningkat
tajam sesuai peningkatan berat badan. Risiko terjadinya hipertensi meningkat 1,6 kali untuk overweight dan menjadi 2,5 - 3,2 kali untuk obesitas kelas 1 serta
menjadi 3,9 - 5,5 kali untuk obesitas kelas 2 dan 3. Penurunan berat badan juga tebukti menurunkan hipertensi Adriani dan Wirjatmadi, 2014.
Universitas Sumatera Utara
13
Hasil analisis statistik dari penelitian yang dilakukan Estiningsih pada tahun 2012 di Kelurahan Sukamaju Depok menunjukkan perbedaan yang
signifikan antara responden hipertensi dengan obesitas dan responden hipertensi dengan indeks massa tubuh normal. Sebanyak 62,5 responden penderita
hipertensi pada kelompok obesitas, gemuk sebesar 25 dan responden dengan indeks massa tubuh normal sebesar 12,5. Responden penderita obesitas
memiliki risiko hipertensi 2,626 kali lebih besar dibandingkan dengan responden yang memiliki indeks massa tubuh normal Estiningsih, 2012.
2.3.3. Stroke