24
questionnaire ,  FFQ.  Metode  ini  digunakan  untuk  menilai  asupan  kebiasaan
pangan atau kelompok pangan spesifik Siagian, 2010.
2.6.1. Metode Riwayat Makanan Dietary History Method
Menurut  Siagian  2010,  metode  yang  dikembangkan  pertama  kali  oleh Burke pada tahun 1947 ini dimaksudkan untuk memperkirakan kebiasaan asupan
pangan  individu  pada  periode  waktu  yang  lama.  Metode  ini  adalah  metode wawancara yang terdiri atas tiga komponen yang terdiri dari:
1. Komponen  pertama  adalah  ingatan  24  jam  dari  asupan  yang  biasa
dikonsumsi  dan  pengumpulan  informasi  umum  akan  pola  makan menyeluruh,  baik  pada  saat  waktu  makan  maupun  pada  saat  selingan.
Informasi  yang  diperoleh  termasuk  deskripsi  lengkap  makanan,  frekuensi konsumsi, dan porsi yang lazim dalam rumah tangga.
2. Komponen  kedua  berperan  sebagai’cek  silang’  bagi  kebiasaan  asupan.
Metode  ini  terdiri  atas  kuesioner  frekuensi  konsumsi  untuk  jenis  pangan khusus  yang  digunakan  untuk  memverifikasi  atau  mengklarifikasi
informasi  atas  jenis  dan  jumlah  pangan  yang  diperoleh  pada  komponen pertama.
3. Komponen  ketiga  adalah  pencatatan  konsumsi  pangan  selama  tiga  hari
dengan menggunakan ukuran rumah tangga. Kelebihan  metode  riwayat  makanan  ini  adalah  dapatmemberikan
gambaran  konsumsi  pada  periode  yang  panjang  serta  kualitatif  dan  kuantitatif, biaya  relative  murah,  dapat  digunakan  di  klinik  gizi  untuk  mengatasi  masalah
kesehatan  yang  berhubungan  dengan  diet  pasien.  Adapun  kekurangan  metode
Universitas Sumatera Utara
25
riwayat  makan  adalah  metode  ini  terlalu  membebani  pihak  pengumpul  data  dan responden, sangat sensitif dan membutuhkan pihak pengumpul data yang terlatih,
tidak  cocok  dipakai  untuk  survey  besar,  data  yang  dikumpulkan  lebih  bersifat kualitatif,  biasanya  hanya  difokuskan  pada  makanan  khusus  sedangkan  variasi
makanan sehari hari tidak diketahui Supariasa et al., 2010.
2.6.2. Metode Frekuensi Konsumsi Pangan Food Frecuency Questionnaire
Tujuan mengisi FFQ adalah melengkapi data yang tidak diperoleh melalui ingatan  24  jam.  Responden  memberitahukan  frekuensi  makanan  yang  lazim
dikonsumsi berdasarkan daftar makanan dalam periode waktu tertentu.  Data yang diperoleh  dari  FFQ  merupakan  data  frekuensi  dalam  waktu  berapa  kali  sehari,
seminggu  atau  sebulan  orang  menyantap  makanan  tertentu.  Cara  ini  lebih akurat dalam menentukan rata-rata asupan zat gizi jika menu makanan dari hari ke hari
sangat bervariasi Arisman, 2007. Kelemahan  cara  ini  antara  lain  tidak  dapat  menghasilkan  data  kuantitatif
tentang  asupan  pangan  karena  pangan  yang  disantap  tidak  diukur  dan  pengisian kuesioner  hanya  mengandalkan  ingatan.  Ketidakakuratan  ini  dikarenakan  daftar
makanan yang tidak lengkap, kekeliruan dalam menentukan frekuensi, kesalahan dalam menentukan ukuran porsi yang lazim dan responden sering malas mengisi
formulir  dengan  lengkap.  Kelebihannya  adalah  relative  murah,  pengisian kuesioner dapat diserahkan pada responden dan mudah didistribusikan Arisman,
2007.
Universitas Sumatera Utara
26
2.7. Aktivitas fisik