Jenis Makanan Kecukupan Gizi

43 Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar umur guru SMP Negeri 3 Tanjung Morawa berada pada kategori umur 30-49 tahun yaitu sebanyak 50 dan 64,3 guru berjenis kelamin perempuan. Tingkat pendapatan guru berdasarkan nilai median dikategorikan menjadi tiga yaitu tinggi 5.000.000, sedang 2.000.000 – 5.000.000 dan rendah ≤ 2.000.000. Sebanyak 78,6 guru memiliki tingkat pendapatan sedang. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar guru berjenis kelamin perempuan yang mana obesitas lebih umum dijumpai pada perempuan terutama setelah kehamilan dan pada saat menopause, separuh guru berada pada kategori umur 30-49 yang merupakan kategori umur berisiko terkena penyakit degeneratif dan sebagian besar guru memiliki tingkat penghasilan sedang yang memungkinkan untuk mempengaruhi daya beli terhadap makanan yang akan berpengaruh pada pola makan.

4.3. Pola Makan Guru SMP Negeri 3 Tanjung Morawa

Pola makan guru SMP Negeri 3 Tanjung Morawa menurut hasil penelitian pada variabel pola makan berdasarkan tiga faktor yaitu jenis makanan, kecukupan energi, dan frekuensi makan.

4.3.1. Jenis Makanan

Jenis makanan dikategorikan menjadi dua yaitu beragam apabila konsusmsi makanan utama terdiri dari makanan pokok, lauk pauk nabati atau hewani, sayuran, buah buahan dan tidak beragam apabila dalam konsumsi makanan pokok tidak ada salah satu dari makanan pokok, lauk pauk nabati atau hewani, sayuran, buah buahan. Distribusi frekuensi jenis makanan guru dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Jenis Makanan Guru SMP Negeri 3 Tanjung Morawa Jenis Makanan Frekuensi Tidak Beragam 35 83,3 Beragam 7 16,7 Jumlah 42 100,0 Universitas Sumatera Utara 44 Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa sebagian besar guru mengkonsumsi jenis makanan yang tidak beragam yaitu sebanyak 83,3. Hal ini dikarenakan jenis makan guru yang tidak beragam yang menyebakan ketidakseimbangan zat gizi. Guru lebih sering mengkonsumsi makanan pokok dan lauk saja serta jarang mengkonsumsi sayur dan buah dalam sehari.

4.3.2. Kecukupan Gizi

Kecukupan gizi guru dilihat berdasarkan kecukupan energi, kecukupan karbohidrat, kecukupan protein dan kecukupan lemak kemudian dikelompokkan menurut umur dan dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu lebih 110 AKG, baik 80-110 AKG, dan kurang 80 AKG. Distribusi frekuensi kecukupan energi, kecukupan karbohidrat, kecukupan protein dan kecukupan lemak guru dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Kecukupan Gizi Kecukupan Energi, Kecukupan Karbohidrat, Kecukupan Protein dan Kecukupan Lemak Guru SMP Negeri 3 Tanjung Morawa Kecukupan Gizi Frekuensi Energi Lebih 24 57,1 Baik 18 42,9 Kurang Jumlah 42 100,0 Karbohidrat Lebih 8 19,0 Baik 34 81,0 Kurang Jumlah 42 100,0 Protein Lebih 40 95,2 Baik 2 4,8 Kurang Jumlah 42 100,0 Lemak Lebih 26 61,9 Baik 16 38,1 Kurang Jumlah 42 100,0 Universitas Sumatera Utara 45 Berdasarkan tabel 4.3 sebagian besar guru memiliki kecukupan energi lebih 57,1. Dalam hal ini energi yang berlebih disebakan kecukupan protein dan kecukupan lemak yang berlebih. Kondisi ini dikarenakan guru sering mengkonsumsi makanan yang tinggi kalori seperti gorengan berupa ubi goreng, bakwan, nasi goreng, dan keripik. Selain itu guru juga sering mengkonsumsi telur sambal sebagai sumber protein yang mana telur merupakan bahan makanan yang tinggi protein dan lemak. Energi berlebih dapat mengakibatkan risiko terjadinya obesitas pada guru. Pada tabel tersebut diketahui bahwa tidak ada guru dengan kategori kecukupan energi kurang. Tabel 4.3 menunjukkan bahwa sebagian besar guru memiliki asupan karbohidrat baik 81,0. Sumber karbohidrat utama yang dikonsumsi guru adalah nasi dimana nasi dapat menyumbangkan karbohidrat sebesar 44 g. Seluruh guru SMP Negeri 3 Tanjung Morawa setiap hari mengkonsumsi nasi. Tabel tersebut menunjukkan tidak ada guru dengan kategori kecukupan karbohidrat kurang. Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa sebagian besar guru memiliki asupan protein lebih 95,2. Sumber protein yang sering dikonsumsi guru adalah sumber protein hewani dan juga nabati. Untuk sumber protein hewani guru sering mengkonsumsi telur dan udang. Sumber protein nabati yang sering dikonsumsi guru adalah tahu. Tidak ada guru dengan kategori kecukupan protein kurang. Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa sebagian besar guru memiliki asupan lemak lebih 61,9. Hal ini dikarenakan guru sering mengkonsumsi makanan yang digoreng dan digulai yang mengandung banyak minyak dan juga lemak dari Universitas Sumatera Utara 46 pada makanan yang direbus tanpa menggunakan minyak. Pada tabel tersebut menunjukkan tidak ada guru dengan kategori kecukupan lemak kurang.

4.3.3. Frekuensi Makan Guru SMP Negeri 3 Tanjung Morawa Berdasarkan Kelompok Makanan