56
Tabel 4.14 menunjukkan bahwa dari 26 orang guru dengan kecukupan lemak pada kategori lebih sebanyak 20 orang guru 76,9 yang obesitas. Hal ini
karena konsumsi lemak yang tidak sesuai dengan kebutuhan lemak yang diperlukan tubuh dapat menyebakan timbunan lemak yang dapat mengakibatkan
obesitas. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji chi square diketahui bahwa terdapat hubungan antara kecukupan lemak dengan obesitas p= 0,021
0,05. Obesitas pada guru dengan kecukupan lemak lebih dibandingkan yang
kecukupan lemak baik memiliki Ratio Prevalence RP sebesar 2,051 dengan 95 CI 1,053-3,995. Hal ini berarti, kecukupan lemak berlebih merupakan faktor
risiko terjadinya obesitas.
4.7. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Obesitas
Pada penelitian ini aktivitas fisik yang kurang aktif berhubungan dengan obesitas. Hubungan aktivitas fisik dengan obesitas dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 4.15. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Obesitas Aktivitas
Fisik Status Obesitas
Total p
RP 95 CI
Obesitas Tidak
Obesitas n
n
Kurang Aktif 17
77,3 5 22,7
22 100,0 0,031
1,717 1,006-2,932
Aktif 9
45,0 11 55,0
20 100,0 Pada tabel 4.18 diketahui bahwa dari 22 orang guru dengan kategori
aktivitas fisik kurang aktif sebanyak 17 orang guru 77,3. Sedangkan dari 20 orang guru pada kategori aktif sebanyak 9 orang guru 45. Hal tersebut
menunjukkan bahwa aktivitas yang kurang aktif dapat menyebabkan obesitas
Universitas Sumatera Utara
57
karena tubuh kurang bergerak sehingga kalori dan lemak tubuh yang berlebih tidak keluar dari tubuh. Hal ini dikarenakan guru jarang berolahraga baik di rumah
maupun di sekolah. Sarana olahraga yang tersedia di sekolah hanya digunakan oleh murid saja dan tidak ada jadwal rutin berolahraga bagi guru di sekolah.
Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji chi square diketahui bahwa terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas p= 0,031 0,05.
Obesitas pada guru yang aktivitas fisiknya kurang aktif dibandingkan dengan aktivitas fisik aktif memiliki Ratio Prevalence RP sebesar 1,717 dengan
95 CI 1,006-2,932. Hal ini berarti, aktivitas fisik kurang aktif merupakan faktor risiko terjadinya obesitas.
Universitas Sumatera Utara
58
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Hubungan Pola Makan dengan Obesitas pada Guru SMP Negeri 3 Tanjung Morawa
Pola makan dalam penelitian ini digambarkan melalui jenis makanan, kecukupan gizi kecukupan energi, kecukupan karbohidrat, kecukupan protein,
kecukupan lemak, dan frekuensi makan.
5.1.1. Hubungan Jenis Makanan dengan Obesitas pada Guru SMP Negeri 3 Tanjung Morawa
Penelitian yang telah dilakukan menyebutkan bahwa guru dengan jenis makanan tidak beragam sebanyak 71,4 yang obesitas dan 28,6 yang tidak
obesitas. Sedangkan guru dengan jenis makanan beragam sebanyak 14,3 yang obesitas dan 85,7 yang tidak obesitas. Berdasarkan hasil uji statistik
menggunakan uji fisher’s exact test diketahui bahwa terdapat hubungan antara
jenis makanan dengan obesitas p= 0,008 0,05. Hal ini dikarenakan sebagian besar guru hanya mengkonsumsi makanan pokok dan lauk saja atau
mengkonsumsi makanan pokok, lauk, dan sayur namun jarang mengkonsusmsi buah setiap hari.
Obesitas pada guru yang jenis makanannya tidak beragam dibandingkan dengan jenis makanan beragam memiliki Ratio Prevalence RP sebesar 5,000
dengan 95 CI 0,805-31,065. Hal ini berarti, jenis makanan yang tidak beragam merupakan faktor risiko terjadinya obesitas.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Marpaung pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara yang
Universitas Sumatera Utara