Hubungan Aktivitas Fisik dengan Obesitas pada Guru SMP Negeri 3 Tanjung Morawa

67 Konsumsi makanan selingan terbanyak adalah 1 kaliminggu yaitu tahu isi sebanyak 32,2 dan bakso sebanyak 29,8. Kita harus mengkonsusmsi makanan dengan gizi yang seimbang untuk menjaga kondisi gizi yang optimal. Konsumsilah bahan makanan yang beragam, sesuai dengan porsi masing-masing, dan hindari ketidakseimbangan antara zat gizi. Status gizi, kesehatan, penyakit yang ditimbulkan, tingkat kecerdasan, dan daya tahan tubuh ditentukan oleh gizi yang dikonsumsi sehari-hari Devi, 2010. Piramida makanan menjelaskan jumlah dan jenis makanan yang seharusnya dikonsumsi. Pada piramida makanan yang seharusnya lebih banyak dikonsumsi yaitu air putih. Kemudian sumber karbohidrat, seperti nasi, roti dan pasta. Sumber serat,vitamin, dan mineral, yaitu buah dan sayur. Sumber protein, seperti susu, daging, telur, dan makanan berlemak. Serta makanan manis yang seharusnya paling sedikit dikonsumsi Devi, 2010. Untuk menjaga agar selalu berada dalam kondisi gizi yang optimal, kita harus mengkonsumsi maknan yang memenuhi gizi seimbang. Caranya adalah dengan berpedoman pada piramida makanan. Konsumsi bahan makanan yang beragam, sesuai dengan porsi masing-masing, dan hindari ketidakseimbangan antara zat gizi. Misalnya, untuk lauk, lebih banyak mengkonsumsi sumber protein saja dengan makan telur dan ikan setiap hari serta untuk pauknya hanya makan wortel Devi, 2010.

5.2. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Obesitas pada Guru SMP Negeri 3 Tanjung Morawa

Menurut penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 3 Tanjung Morawa diketahui bahwa guru dengan aktivitas fisik kurang aktif sebanyak 77,3 guru Universitas Sumatera Utara 68 yang obesitas dan sebanyak 22,7 guru yang tidak obesitas. Sementara pada aktivitas fisik aktif sebanyak 45 guru yang obesitas dan sebanyak 55 guru yang tidak obesitas. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji chi square diketahui bahwa terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas p= 0,031 0,05. Ratio Prevalence RP Obesitas pada guru yang aktivitas fisiknya kurang aktif dibandingkan dengan aktivitas fisik aktif sebesar 1,717 dengan 95 CI 1,006-2,932. Hal ini berarti, aktivitas fisik merupakan faktor risiko terjadinya obesitas. Aktivitas guru yang kurang aktif dikarenakan guru jarang yang berolahraga baik di rumah dan disekolah. . Sarana olahraga yang tersedia di sekolah hanya digunakan oleh murid saja dan tidak ada jadwal rutin berolahraga bagi guru di sekolah. Guru lebih banyak melakukan aktivitas ringan seperti berjalan dan duduk. Berdasakan hasil analisis data riskesdas tahun 2007 mengenai hubungan aktivitas fisik dengan obesitas pada orang dewasa di Indonesia yang dilakukan oleh Sudikno 2010 diketahui bahwa aktivitas fisik yang dialkukan oleh responden sebanyak 60,57 kurang melakukan aktivitas fisik. Berdasarkan hasil analisis bivariat aktivitas fisik dengan obesitas menunjukkan bahwa persentase obesitas pada responden dengan aktivitas fisik kurang sebesar 13,36lebih tinggi dibandingkan pada responden dengan aktivitas fisik cukup. Responden dengan aktivitas fisik kurang memiliki risiko kejadian obesitas sebesar 1,232 kali diandingkan responden dengan aktivitas fisik cukup. Universitas Sumatera Utara 69 Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ade, dkk pada pegawai negeri sipil di kantor Dinas Kesehatan Provinsi jawa Timur pada tahun 2013 diketahui bahwa sebagian besar 17,2 responden dengan staus gizi obesitas memiliki aktivitas fisik ringan, sedangkan sebagian besar 27,6 responden dengan status gizi normal memiliki aktivitas fisik sedang. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Winne, dkk pada pegawai negeri sipil tahun 2014 diketahui bahwa sebagian besar responden melakukan aktivitas fisik ringan sebanyak 33,9, dan sisanya melakukan aktivitas fisik sedang sebanyak 36,5 dan sekitar 29,6 melakukan aktivitas fisik berat. Responden yang beraktivitas fisik sedang berisiko 0,4 kali lebih kecil untuk mengalami obesitas dibandingkan dengan yang beraktivitas fisik ringan. Responden ang beraktivitas fisik berat berisiko o,6 kali lebih kecil untuk mengalami obesitas dari pada yang beraktivitas fisik ringan. Kelebihan berat badan dan obesitas bukan hanya akibat pola makan yang buruk saja. Ketimpangan dalam masukan dan pemakaian kalori dapat disebabkan oleh banyak faktor. Faktor tersebut adalah genetik, metabolik, perilaku, dan lingkungan serta aktifitas fisik Sudargo et al., 2014. Aktivitas fisik yang rendah didukung dengan asupan energi tinggi yang diperoleh dari konsumsi makanan berlebihan, sedangkan keluaran energi rendah yang trakumulasi akan memberikan kelebihan lemak tubuh yang dapat mengakibatkan obesitas dan dapat membahayakan kesehatan Witjaksono, 2003 dalam P. Roselly 2008. Universitas Sumatera Utara 70 Peran aktivitas fisik terhadap obesitas memang merupakan suatu hal yang telah terbukti secara empiris. Setiap manusia di dunia ini membutuhkan aktivitas fisik yang rutin karena tubuh kita memang sudah didesain untuk bergerak. Strategi Penerapan Pola Konsumsi Makan dan Aktivitas Fisik tahun 2012 menyebutkan bahwa aktivitas fisik dikategorikan cukup bila seseorang melakukan aktivitas fisik atau olahraga selama 30 menit setiap hari minimal 3-5 hari dalam seminggu. Meskipun terlihat seperti aktivitas fisik yang berat, melakukan gerakan fisik selama 60-90 menit per hari cukup efektif untuk mencegah kenaikan berat baan Hill, 2002 dalam Sudargo et al., 2014. Universitas Sumatera Utara 71

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat dikemukakan kesimpulan, sebagai berikut : 1. Faktor yang berhubungan dengan obesitas pada guru SMP Negeri 3 Tanjung Morawa adalah pola makan yaitu jenis makanan yang dilihat berdasarkan kelengkapan makanan, kecukupan energi, kecukupan karbohidrat, dan kecukupan lemak. 2. Faktor aktivitas fisik juga memiliki hubungan yang signifikan dengan obesitas pada guru SMP Negeri 3 Tanjung Morawa.

6.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat disarankan beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk penurunan prevalensi obesitas pada guru SMP Negeri 3 Tanjung Morawa adalah sebagai berikut :

6.2.1. Bagi Guru SMP Negeri 3 Tanjung Morawa

1. Guru SMP Negeri 3 Tanjung Morawa banyak yang mengalami obesitas. Sebaiknya mulai menurunkan berat badan dengan memperhatikan asupan makanan sehari-hari. Hal ini dapat dilakukan dengan cara konsumsi makanan dengan jenis yang beragam dan gizi seimbang dengan porsi masing-masing untuk menghindari ketidakseimbangan antara zat gizi. Universitas Sumatera Utara