produk. Ketiga, memungkinkan untuk menarik sekelompok pembeli yang setia dan menguntungkan. Keempat, membantu penjual melakukan segmentasi pasar.
Acker 1966 menyatakan konsumen akan memilih merek yang memberikan nilai pelanggan consumer value yang tertinggi. Jadi merek lebih
luas daripada produk, berbicara tentang produk hanya membicarakan ruang lingkup, atribut, kualitas, dan penggunaan. Sedangkan merek selain terkait dengan
yang ada dalam produk juga terkait dengan: a.
Siapa yang menggunaka merek Brisk, perawatan rambut pria. b.
Asal produk Mercedes Benz dari Jeraman. c.
Asosiasi dengan organisasi Kijang identik dengan Astra. d.
Kepribadian merek Sari Ayu, Mustika Ratu, merupakan kosmetik tradisional.
e. Simbol merek Hermes H.
f. Hubungan pelanggan dengan merek oriflame, Avon, dll.
g. Manfaat emosional Bateray ABC, produk asli Indonesia.
h. Manfaat ekspresi diri Ferrari, pribadi yang sporty.
II.3.1 Nilai Merek
Ada 3 nilai yang dijanjikan oleh merek, yaitu Acker 1966: 1.
Nilai Fungsional, yaitu nilai yang diperoleh dari atribut produk yang memberi kegunaan fungsional kepada konsumen. Misalnya, aqua minuman sehat karena
diproses langsung dari air pegunungan.
Universitas Sumatera Utara
2. Nilai Emosional, yaitu nilai dimana konsumen menjalani perasaan positif
seperti nyaman, bahagia, bangga pada saat membeli atau menggunakan merek terserbut.
3. Nilai Ekspresi Diri berkaitan dengan “bagaimana saya dimata orang lain
maupun dari saya sendiri setelah memakai suatu merek”. Jadi kalau nilai emosional berpusat pada diri sendiri maka nilai ekspresi diri berpusat pada
publik.
II.3.2 Fungsi Merek
Secara umum fungsi merek ada 6 yaitu Safrin, 2004: 12-14: 1.
Merek Menciptakan Pilihan Dalam kehidupan modern saat ini, produk industri konsumsi telah
berkembang dengan pesat. Perkembangan itu menuntut setiap produsen untuk menghasilkan produk dengan bermacam kandungan yang
mencerminkan aneka kelebihan, misalnya shampo yang saat ini tersedia dengan berbagai macam merek, seperti untuk rambut lurus, keriting dan
sebagainya 2.
Merek Menyederhanakan Keputusan Keputusan konsumen untuk mengkonsumsi atau tidak mengkonsumsi
sesuatu produk lebih mudah dengan adanya merek, misalnya ketika seseorang pergi ke pasar swalayan atau pasar tradisional tersedia banyak
produk yang dipajangkan, kondisi ini jelas membingungkan bagi konsumen untuk memilih produk yang diinginkan. Namun tidak
Universitas Sumatera Utara
demikian bila konsumen telah memiliki suatu merek tertentu, meski banyak merek yang terpajang, konsumen akan lebih mudah memilih
merek yang disukainya. Dengan kata lain, tersedianya merek pada suatu produk akan memudahkan dan menyederhanakan keputusan konsumen
ketika memilih. 3.
Merek menawarkan jaminan Mutu dan Mengurangi Resiko Pada dasarnya keberadaan suatu merek selalu berhubungan dengan
kualitas dari produk tersebut. Misalnya rinso untuk sabun cuci deterjen, selalu dikaitkan konsumen dengan kualitas cucian yang bersih. Dengan
demikian ketika konsumen membeli prouk dari merek tersebut, telah tumbuh persepsi bahwa produk tersebut memiliki jaminan mutu. Hal ini
sekaligus juga mengurangi resiko yang tidak diinginkan. 4.
Merek Membantu Ekspresi Diri Dalam kehidupan modern saat ini, merek telah menjadi bagian dari gaya
hidup masyarakat. Dengan kata lain orang membeli produk dari suatu merek tertentu karena berharap akan diterima pada suatu komunitas
tertentu. Merek busana Armani, Mango, Guess, Polo misalnya merupakan merek-merek yang banyak dikonsumsi masyarakat kelas
atas sebagai cerminan gaya hidup. Sehingga bagi kelompok ini mengkonsumsi produk dari merek-merek tertentu merupakan suatu
kebutuhan. Dengan demikian peran merek disini membantu konsumen untuk mengekspresikan diri.
5. Merek Menawarkan Persahabatan dan Kesenangan
Universitas Sumatera Utara
Penggunaan merek pada suatu produk dapat menimbulkan kesenangan dan rasa persahabatan pada pemakainya, misalnya pada produk
pembalut wanita yang diberi merek, asosiasi yang tumbuh memperlihatkan merek tersebut memberi rasa persahabatan dan
kesenangan bagi konsumen.
II.3.3 Syarat-syarat Sebuah Merek