Syarat-syarat Sebuah Merek Merek Brand

Penggunaan merek pada suatu produk dapat menimbulkan kesenangan dan rasa persahabatan pada pemakainya, misalnya pada produk pembalut wanita yang diberi merek, asosiasi yang tumbuh memperlihatkan merek tersebut memberi rasa persahabatan dan kesenangan bagi konsumen.

II.3.3 Syarat-syarat Sebuah Merek

Dalam membuat sebuat merek, ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan, yaitu Safrin, 2004: 14-16: 1. Merek Harus Mempunyai Ejaan Yang Sederhana Tidak jarang dalam upaya agar merek yang diberikan kepada suatu produk itu berbeda dengan merek yang sudah ada, seorang produsen memberikan merek pada suatu produk dengan ejaan yang sulit dipahami oleh konsumen yang akibatnya ketika produk tersebut dipasarkan sulit untuk berhasil. Contoh merek yang memiliki ejaan yang sederhana, misalnya Sony, Nokia, Sambung, Beng-Beng, Aqua. 2. Merek Harus Mudah Diucapkan Pemberian merek pada suatu produk tidak jarang menyulitkan konsumen untuk mengucapkannya, misalnya L.A Light, Bear Brand, Laurier yang tidak jarang konsume sulit untuk mengucapkannya. Penyebutan dan pemahaman terhadap makna lain dari merek tersebut tidak akan jadi masalah apabila antara antara konsumen dan pengecer memahami. Namun apabila antara konsumen dan pengecer tidak saling Universitas Sumatera Utara memahami makna komunikasi yang disampaikan dan diterima, maka keberadaan merek tersebut tidak akan berhasil dipasaran. 3. Merek Harus Istimewa atau Tidak Biasa Hal ini bertujuan untuk memudahkan konsumen untuk mengingatkan kepada merek tersebut, misalnya untuk tempat hiburan yang ada di Jakarta ada beberapa nama yang dijadikan merek seperti Dunia Fantai, Taman Ria Remaja, Lippo Water Boom. Ternyata nama Dunia Fantasi sebagai merek lebih dikenal dari nama lain. Hal ini disebabkan Dunia fantasi memiliki nama yang istimewa, tidak biasa dan mencerminkan realitas produk yang ditawarkan kepada konsumen. 4. Merek Harus Mudah Diingat Merek-merek sederhana dan menggunakan ejaan yang mudah dimengerti biasanya lebih mudah diingat oleh konsumen. Selain pengucapan dalam kehidupan sehari-hari suatu kelompok masyarakat sangat sederhana. Misalnya untuk merek sabun mandi, merek lux lebih mudah diingat daripada merek impressions, cusson maupun nivea. 5. Merek Harus Universal Pemberian merek juga harus memperhatiakan unsur universalitas. Tujuannya agar ketika merek tersebut berkembang dan merencanakan untuk berekspansi keluar negeri, nama merek yang telah diberikan sebelumnya tidak mengandung arti lain pada budaya dan bangsa lain, misalnya untuk merek Coca-Cola, ketika berekspansi ke Cina pengucapan nama Coca-Cola dicoba untuk menggunakan pendekatan Universitas Sumatera Utara lokal menjadi “kou-ke-kou-la” yang didalam masyarakat Cina mengandung arti “mengigit kecebong lilin”, dampaknya merek tersebut tidak laku dipasaran. 6. Merek Jangan Menyinggung Budaya Lain Agar sebuah produk yang memiliki mrek dapat diterima dimana saja, maka ketika produsen hendak memberi nama pada produk yang dibuatnya, maka si produsen harus memperlihatkannya terlebih dahulu apakah merek yang diberikan pada produk tersebut tidak menyingung budaya dari suku bangsa lain. Hal ini bertujuan agar produk dengan merek tersebut dapat diterima oleh khalayak yang berada di tempat manapun maupun budaya apapun.

II.4 Brand Position

Dokumen yang terkait

Positioning Brand Dan Minat Beli (Studi Korelasional Pengaruh Iklan Positioning Brand AXE Apollo di RCTI Terhadap Minat Beli Mahasiswa FISIP USU)

1 57 138

Pengaruh brand knowledge, persepsi kualitas, dan innovativeness terhadap minat beli: studi kasus pada pengguna smartphone android lenovo di Wilayah Jakarta Selatan

0 8 139

Pengaruh Brand Image, Reputation, Identity dan Sponsorship Adidas di Chelsea Football Club terhadap Minat Beli Produk Adidas (Studi Kasus : Chelsea Indonesia Supporters Club (CISC) Tangerang Selatan)

2 23 183

Positioning Brand Dan Minat Beli (Studi Korelasional Pengaruh Iklan Positioning Brand AXE Apollo di RCTI Terhadap Minat Beli Mahasiswa FISIP USU)

0 14 138

Cover Positioning Brand Dan Minat Beli (Studi Korelasional Pengaruh Iklan Positioning Brand AXE Apollo di RCTI Terhadap Minat Beli Mahasiswa FISIP USU)

0 0 14

Abstract Positioning Brand Dan Minat Beli (Studi Korelasional Pengaruh Iklan Positioning Brand AXE Apollo di RCTI Terhadap Minat Beli Mahasiswa FISIP USU)

0 0 2

Chapter I Positioning Brand Dan Minat Beli (Studi Korelasional Pengaruh Iklan Positioning Brand AXE Apollo di RCTI Terhadap Minat Beli Mahasiswa FISIP USU)

0 0 8

Brand Position dan Minat Beli (Studi Korelasional Pengaruh Brand Position Ice Cream Wall’s Magnum Terhadap Minat Beli di Kalangan Pelajar SMA HARAPAN 1 Medan)

0 1 32

Brand Position dan Minat Beli (Studi Korelasional Pengaruh Brand Position Ice Cream Wall’s Magnum Terhadap Minat Beli di Kalangan Pelajar SMA HARAPAN 1 Medan)

0 0 20

Brand Position dan Minat Beli (Studi Korelasional Pengaruh Brand Position Ice Cream Wall’s Magnum Terhadap Minat Beli di Kalangan Pelajar SMA HARAPAN 1 Medan)

0 0 14