Rancangan Sistem Distribusi Pengumpulan Data

CSF PT Union Confectionery Total Permintaan : 662.240 kardus Total Frekuensi Pemesanan : 259 Distribution Centre Pematang Siantar Lead Time : 3 hari Jumlah Permintaan : 99.593 kardus Order Quantity : 2.285 kardus Frekuensi Permintaan : 44 Safety Stock : 1.045 Distribution Centre Tebing Tinggi Lead Time : 2 hari Jumlah Permintaan : 66.303 kardus Order Quantity : 1.397 kardus Frekuensi Permintaan : 48 Safety Stock : 701 Distribution Centre Rantauprapat Lead Time : 4 hari Jumlah Permintaan : 165.564 kardus Order Quantity : 3.051 kardus Frekuensi Permintaan : 55 Safety Stock : 1.746 Distribution Centre Pekanbaru Lead Time : 3 hari Jumlah Permintaan : 132.381 kardus Order Quantity : 2.952 kardus Frekuensi Permintaan : 45 Safety Stock : 1.394 Distribution Centre Medan Lead Time : 1 hari Jumlah Permintaan : 198.399 kardus Order Quantity : 2.986 kardus Frekuensi Permintaan : 67 Safety Stock : 2.087 Konsumen Pematang Siantar Konsumen Tebing Tinggi Konsumen Rantauprapat Konsumen Pekanbaru Konsumen Medan Gambar 5.10. Skema Distribusi PT Union Confectionery dengan Metode DRP

5.2.9. Rancangan Sistem Distribusi

Dalam merancang sistem distribusi terdapat 3 hal yang harus dikelola, yaitu: 1. Aliran material dari hilir ke hulu, yaitu produk yang diperlukan oleh distribution centre sesuai dengan pesanan konsumen masing-masing kota. Universitas Sumatera Utara 2. Aliran uang dari hulu ke hilir, dimana konsumen membayar terhadap produk yang dipesan melalui distribution centre dan DC akan menyalurkan dana tersebut ke PT Union Confectionery. 3. Aliran informasi yang bisa terjadi dari hulu ke hilir atau sebaliknya, informasi yang dimaksud dalam hal ini berupa jumlah permintaan, kapasitas, serta status persediaan. Adapun aktivitas ditribusi dapat dilihat dalam diagram pada Gambar 5.11. DC Pematang Siantar DC Tebing Tinggi PT Union Confectionery DC Rantauprapat DC Pekanbaru Keterangan: Aliran produk Aliran dana Aliran informasi DC Medan Gambar 5.11. Rancangan Distribusi PT Union Confectionery 5.2.10. Jarak Terpendek dengan Algoritma Djikstra Algoritma Djikstra digunakan untuk mencari jarak terpendek antara dua buah lokasi shortest path problem. Dalam hal ini, algoritma Djikstra digunakan Universitas Sumatera Utara untuk mencari jarak terpendek antara perusahaan ke distribution centre. Berikut merupakan data jarak dari perusahaan ke distribution centre yang akan dituju. Tabel 5.18. Data Jarak Antara Perusahaan dan Distribution Centre Pematang Siantar d 1 Tebing Tinggi d 2 Rantauprapat d 3 Pekanbaru d 4 Medan d 5 Pematang Siantar d 1 X 47 238 653 128 Tebing Tinggi d 2 47 X 207 713 81 Rantauprapat d 3 238 207 X 516 282 Pekanbaru d 4 653 713 516 X 798 Medan d 5 128 81 282 798 X Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Langkah 1: Pada awalnya semua node dan arc tidak berwarna. D 5 D 1 D 2 D 4 D 3 Medan CSF Tebing Tinggi DC Pematang Siantar DC Rantauprapat DC Pekanbaru DC Gambar 5.12. Langkah 1 Algoritma Djikstra 2. Langkah 2: dx = Min { dx, dy + ax,y}, node y=s d1= Min {d1, ds + a s,1}= Min { ∞, 0 + 128}= 128 d2= Min {d2, ds + a s,2}= Min { ∞, 0 + 81}= 81 d3= Min {d3, ds + a s,3}= Min { ∞, 0 + 282}= 282 d4= Min {d4, ds + a s,4}= Min { ∞, 0 + 798}= 798 Universitas Sumatera Utara d5= Min {d5, ds + a s,5}= Min { ∞, 0 + 0}= 0 Minimum D 5 D 1 D 2 D 4 D 3 Medan CSF Tebing Tinggi DC Pematang Siantar DC Rantauprapat DC Pekanbaru DC Gambar 5.13. Langkah 2 Algoritma Djikstra 3. Langkah 3: karena node t belum berwarna, kembali ke langkah 2. 2. Langkah 2: dx = Min { dx, dy + ax,y}, node y=5 d1= Min {d1, d5 + a 5,1}= Min {128, 0 + 128}= 128 d2= Min {d2, d5 + a 5,2}= Min {81, 0 + 81}= 81 Minimum d3= Min {d3, d5 + a 5,3}= Min {282, 0 + 282}= 282 d4= Min {d4, d5 + a 5,4}= Min {798, 0 + 798}= 798 D 5 D 1 D 2 D 4 D 3 Medan CSF Tebing Tinggi DC Pematang Siantar DC Rantauprapat DC Pekanbaru DC Gambar 5.14. Langkah 3 Algoritma Djikstra 3. Langkah 3: karena node t belum berwarna, kembali ke langkah 2. 2. Langkah 2: dx = Min { dx, dy + ax,y}, node y=2 Universitas Sumatera Utara d1= Min {d1, d2 + a 2,1}= Min {128, 81 + 47}= 128 Minimum d3= Min {d3, d2 + a 2,3}= Min {282, 81 + 207}= 282 d4= Min {d4, d2 + a 2,4}= Min {798, 81 + 713}= 794 D 5 D 1 D 2 D 4 D 3 Medan CSF Tebing Tinggi DC Pematang Siantar DC Rantauprapat DC Pekanbaru DC Gambar 5.15. Langkah 4 Algoritma Djikstra 3. Langkah 3: karena node t belum berwarna, kembali ke langkah 2. 2. Langkah 2: dx = Min { dx, dy + ax,y}, node y=1 d3= Min {d3, d1 + a 1,3}= Min {282, 128 + 238}= 282 Minimum d4= Min {d4, d1 + a 1,4}= Min {794, 128 + 653}= 781 D 5 D 1 D 2 D 4 D 3 Medan CSF Tebing Tinggi DC Pematang Siantar DC Rantauprapat DC Pekanbaru DC Gambar 5.16. Langkah 5 Algoritma Djikstra 3. Langkah 3: karena node t belum berwarna, kembali ke langkah 2. 2. Langkah 2: dx = Min { dx, dy + ax,y}, node y=3 Universitas Sumatera Utara d4= Min {d4, d3 + a 3,4}= Min {781, 282 + 516}= 781 Minimum D 5 D 1 D 2 D 4 D 3 Medan CSF Tebing Tinggi DC Pematang Siantar DC Rantauprapat DC Pekanbaru DC Gambar 5.17. Langkah 6 Algoritma Djikstra 4. Karena semua node telah berwarna, maka iterasi dihentikan. Jarak terpendek adalah d 5 , d 2 , d 1 , d 3 d 4 yaitu: Medan – Tebing Tinggi – Pematang Siantar – Rantauprapat – Pekanbaru dengan jarak 781 km. Harga bahan bakar solar per liter adalah Rp. 6.950,- untuk konsumsi 1 liter bahan bakar solar, dapat menempuh jarak sejauh 3,8 km. Sehingga, biaya bahan bakar yang dibutuhkan untuk menempuh jarak 1 km adalah Rp. 6.950,- x 0,26 L = Rp. 1.829,- Sebelum menggunakan algoritma Djikstra, perusahaan mendistribusikan produk hard candy dari CSF ke masing-masing DC. Biaya distribusi hard candy sebelum menggunakan algoritma Djikstra adalah jumlah produk hard candy yang diangkut dikalikan dengan biaya bahan bakar lalu dikalikan dengan jumlah jarak sehingga didapat biaya distribusinya = 2.400 kardus x Rp 1.829,- x 789 km = Rp 3.463.394.400,- Setelah menggunakan algoritma Djikstra, biaya distribusi hard candy adalah jumlah produk hard candy yang diangkut dikalikan dengan biaya bahan Universitas Sumatera Utara bakar lalu dikalikan dengan jumlah jarak sehingga didapat biaya distribusinya = 2.400 kardus x Rp 1.829,- x 781 km = Rp 3.428.277.600,- Berikut merupakan perbandingan biaya distribusi produk hard candy sebelum dan setelah menggunakan algoritma Djikstra. Tabel 5.19. Biaya Distribusi Sebelum dan Setelah Penggunaan Algoritma Djikstra Kapasitas Pengangkutan KardusDistribusi Biaya Bahan Bakar Rpkm Jarak km Jumlah Biaya Rp Sebelum Algoritma Djikstra 2.400 1.829 798 3.502.900.800 Setelah Algoritma Djikstra 2.400 1.829 781 3.428.277.600 Selisih - - 17 74.623.200 Universitas Sumatera Utara

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

6.1. Analisis Penentuan Jumlah Produksi

Penentuan jumlah produksi dimulai dari beberapa tahap yaitu pertama meramalkan permintaan dari setiap DC. Setelah didapatkan hasil peramalan permintaan 12 periode ke depan, maka jumlah produksi pada lantai produksi ditetapkan sesuai hasil peramalan permintaan. Lalu dilakukan perhitungan order quantity dan dihitung safety stock untuk masing-masing DC sesuai dengan data historis karena sistem yang diterapkan merupakan sistem tarik. Berikutmerupakangrafikhasilperamalanterhadapprodukhard candy. Gambar 6.1. Perbandingan Data Permintaan dan Hasil Peramalan Permintaan Dari Gambar 6.1. dapat dilihat bahwa metode yang terpilih untuk peramalan adalah metode linear. 10000 30000 50000 70000 90000 110000 130000 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112131415161718192021222324 Ju m lah P rod u k K ar d u s Periode Perbandingan Data Permintaan dan Hasil Peramalan Permintaan Data Permintaan Hasil Peramalan Metode Linear Hasil Peramalan Metode Eksponensial Universitas Sumatera Utara