6.1.1. Analisis Peramalan Permintaan
Metode peramalan yang digunakan yaitu metode peramalan regresi yang merupakan salah satu metode time series yang hasilnya diperoleh berdasarkan
data historis permintaan produk dalam 2 tahun yang dimulai dari bulan Juni 2014 – Mei 2016 pada masing-masing distribution centre seperti Pematang Siantar,
Tebing Tinggi, Rantauprapat, Pekanbaru dan Medan. Pemilihan trend peramalan yang digunakan dipilih berdasarkan nilai SEE terkecil dari dua alternatif trend
yang dipergunakan pada perhitungan peramalan berdasarkan scatter diagram. Berikut merupakan hasil analisis terhadap peramalan permintaan.
Tabel 6.1. HasilAnalisisPeramalanPermintaan Metode
FungsiPeramalan Standard Error Estimate SEE
Linear Y
= 19.383,51 + 1.173,879 x 822,587
Eksponensial Y’ = 21.164,81e
0,0356x
1.234,213
Dari Tabel 6.1. dapat dilihat bahwa alternatif yang terpilih yaitu metode linear yang artinya hasil peramalan meningkat secara konstan dan tidak
mengalami penurunan yang signifikan.
6.1.2. Analisis Perhitungan Order Quantity
Order quantity dihitung untuk mengetahui jumlah order optimum yang
harus dipesan dan dikirimkan untuk setiap kali pemesanan. Pada periode-periode sebelumnya perusahaan tidak menentukan jumlah pengiriman optimum sehingga
hanya menggunakan sistem pemesanan yang berdasarkan jumlah produk yang diinginkan dari setiap distribution centre dan masih menggunakan trial dan error.
Universitas Sumatera Utara
Order quantity pada penelitian ini menggunakan metode economic order quantity
yang memperhatikan faktor biaya holding cost, biaya distribusi dan jumlah permintaan produk setiap distribution centre. Berikut merupakan rekapitulasi
perhitungan order quantity.
Tabel 6.2. Rekapitulasi Perhitungan Order Quantity
No Distribution Centre
Order Quantity KardusPesan
1 Pematang Siantar
2.285 2
Tebing Tinggi 1.397
3 Rantauprapat
3.051 4
Pekanbaru 2.952
5 Medan
2.986
Dalam perhitungan jumlah order quantity untuk beberapa daerah distribusi seperti Rantauprapat, Medan dan Pekanbaru memiliki jumlah order quantity
setiap pemesanan yang cukup tinggi yaitu 3.051 kardus, 2.986 kardus dan 2.952 kardus dikarenakan jumlah permintaan dan biaya distribusi yang tinggi sehingga
jumlah order quantity menjadi lebih tinggi. Dengan kata lain, demi menghemat biaya distribusi dibandingkan biaya penyimpanan maka setiap dilakukan
pemesanan jumlah order quantity yang dikirimkan ke distribution centre menjadi lebih besar.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 6.2. Hasil Perhitungan Order Quantity
6.1.3. Analisis Perhitungan Frekuensi Pemesanan