Uraian Proses Proses Produksi

Proses maintenance terbagi atas 2 jenis, maintenance yang dilakukan secara berkala sesuai periode waktu tertentu, dan maintenance yang dilakukan sebagai penanggulangan kerusakan. Pada perusahaan ini proses maintenance dilakukan secara berkala.

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perancangan tata letak fasilitas poduksi merupakan salah satu faktor yang yang sangat berpengaruh pada kinerja suatu perusahaan. Hal utama yang perlu diperhatikan dalam merancang suatu tata letak lantai produksi adalah mengenai sistem pemindahan bahan. Sistem pemindahan bahan yang efektif dan efisien ditandai dengan jarak perpindahan dan momen perpindahan yang minimum. Jarak perpindahan memiliki hubungan linier terhadap biaya dan waktu perpindahan, sehingga dalam beberapa kegiatan produksi yang memiliki jarak pemindahan minimum dapat menekan biaya produksi dan waktu penyelesaian produk sehingga meningkatkan keuntungan bagi perusahaan. Hal ini juga harus diterapkan di PT. Asia Raya Foundry. PT. Asia Raya Foundry merupakan perusahaan manufaktur yang menghasilkan sparepart mesin dan peralatan-peralatan yang dibutuhkan oleh mesin-mesin yang digunakan pada pabrik pengolahan kelapa sawit, karet dan gula yang ada di Medan dan sekitarnya. Perusahan ini mempunyai tipe produksi make to order dan jenis tata letak yang digunakan adalah layout by process, dikarenakan stasiun kerja atau mesin-mesin yang digunakan disusun berdasarkan fungsi yang sama untuk beragam jenis produk di antaranya Bearing Housing, Bushingbronze, Hanger bearing, Coupling, Roda Lorry, Transfer Carriage, Sprocket, Worm Screw, Roda gigi, Pisau cutte, Coupling, Stand mangle, Lorry, Bowl Liner, Impact, Jaw plate, Paddle, Toggle SeatBlock, Liner, Mantle Cone, Jig Plate dan sebagainya. Produk yang menjadi objek pada penelitian ini adalah Lorry caps. 2,5 ton. Dari studi pendahuluan yang telah dilakukan sebelumnya, kondisi aktual di PT. Asia Raya Foundry memiliki masalah tata letak, terlihat dari adanya beberapa ketidakefektifan yang terjadi di lantai produksi. Ketidakefektifan ini dapat dilihat dari susunan stasiun kerja yang belum tepat ditandai dengan proses machining adalah proses yang terlebih dahulu dikerjakan, namun pada pengaturan tata letak fasilitasnya aliran material akan melalui stasiun kerja fabrikasi terlebih dahulu kemudian ke machining dan jarak pemindahan bahan yang tidak efektif karena stasiun kerja yang memiliki frekuensi perpindahan yang tinggi ditempatkan berjauhan yaitu, dari stasiun kerja pembongkaran fettling menuju stasiun kerja permesinan machining terpisah sejauh 90 m, dan dari stasiun kerja fabrikasi menuju stasiun kerja perakitan assembly dan pengiriman despatch terpisah sejauh 80 m. Kondisi seperti ini mengakibatkan jarak keseluruhan dalam kegiatan proses produksi yaitu 627 m sehingga biaya pemindahan bahan yang dikeluarkan perusahaan cukup tinggi seperti pada Tabel 1.1. dibawah ini Tabel 1.1. Data Jarak dan Biaya Perpindahan Lantai Produksi Aktual Jarak PerpindahanTahun Biaya Pemindahan Bahan hari Biaya Perpindahan Bahan tahun 627 meter Rp. 451.139,03 Rp 57.133.611,02 Pengaturan material handling yang buruk akan memberikan dampak yang cukup besar terhadap ongkos produksi yang harus dikeluarkan, karena dalam kegiatan manufaktur biaya untuk material handling berpengaruh sebesar 20- 70 dari total ongkos produksi Heragu, 2008. Jika masalah tata letak ini dibiarkan, maka perusahaan akan mengalami kesulitan dalam bersaing dengan perusahaan lain sejenis, karena dengan sistem pemindahan bahan yang kurang efektif dapat menganggu kelancaran proses produksi sehingga mempengaruhi sistem secara keseluruhan, seperti mempengaruhi volume produksi, biaya produksi, waktu proses produksi dan akhirnya berdampak kepada tidak terpenuhinya jadwal penyelesaian produk. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari pihak perusahaan, masalah keterlambatan penyelesaian dan pengiriman produk ke konsumen juga terjadi di perusahaan ini. Maka, perlu dilakukan evaluasi terhadap tata letak lantai produksi aktual dengan menghitung total momen perpindahan yang terjadi di lantai produksi aktual, kemudian dicari usulan tata letak yang memberikan susunan stasiun kerja yang tepat sehingga diperoleh total momen perpindahan yang lebih kecil. Momen perpindahan disini termasuk jarak, dan biaya perpindahan bahan. Dengan momen perpindahan yang lebih minimal, maka dapat mengurangi ongkos produksi. Ada beberapa metode dalam penyelesaian masalah tataletak, yaitu dengan pendekatan optimasi dan heuristik. Dalam hal ini, digunakan pendekatan heuristik dengan tujuan untuk perbaikan yaitu metode Graph Based Construction dan algoritma CRAFT Computerized Relative Allocation of Facilities Technique. Metode Graph Based Construction digunakan karena aliran proses produksi dan frekuensi perpindahan dari produk dipertimbangkan sehingga tataletak yang dihasilkan akan memberikan suatu tataletak yang mendekatkan departemen yang saling berhubungan sehingga jarak yang ditempuh dalam melakukan perpindahan bahan akan semakin pendek. Sedangkan, Algoritma CRAFT digunakan karena metode ini melakukan perbaikan tataletak secara bertahap dengan cara mempertukarkan lokasi departemen sampai menghasilkan momen pemindahan yang paling minimum. Selanjutnya, hasil yang diperoleh kedua metode ini akan dibandingkan dengan memilih jumlah total momen perpindahan bahan yang paling minimum dari iterasi kedua metode. Penelitian dengan metode ini juga pernah dilakukan sebelumnya di PT.Selatan Jadi Jaya, oleh Agnes Novia Ningtyas, Mochammad Choiri dan Wifqi Azlia, dengan tujuan untuk memperoleh layout yang memberikan momen perpindahan dan OMH yang lebih kecil dari kedua metode. Dari hasil penelitian, diperoleh bahwa layout dengan menggunakan metode graphic dipilih karena memberikan perbaikan momen perpindahan sebesar 546.000 m, lebih rendah dibandingkan dengan layout aktual 642.337,5 m dan layout dengan metode CRAFT sebesar 582.445,5 m.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini yaitu kondisi aktual lantai produksi di PT. Asia Raya Foundry memiliki masalah tata letak, terlihat dari adanya beberapa ketidakefektifan yang terjadi di lantai produksi yaitu susunan stasiun kerja yang belum tepat sehingga mengakibatkan momen pemindahan bahan dan biaya pemindahan bahan tinggi. Dengan penataan ulang kembali tata letak fasilitas produksi diharapkan momen perpindahan bahan dapat diminimumkan sehingga jarak dan biaya pemindahan dapat ditekan.

1.3. Tujuan dan Manfaat

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mendapatkan rancangan usulan tata letak fasilitas di lantai produksi sehingga diperoleh sebuah tata letak yang efektif dalam kegiatan pemindahan bahan dari segi jarak dan biaya pemindahan bahan. Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian tugas akhir ini adalah: 1. Mengetahui jumlah total momen perpindahan bahan pada tata letak lantai produksi aktual sebelum melakukan perbaikan dan memberikan usulan tata letak. 2. Memperoleh usulan tata letak yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah pada lantai produksi PT. Asia Raya Foundry dengan cara membandingkan perpindahan total momen perpindahan antara layout aktual dengan layout usulan yang dihasilkan dengan menggunakan metode Graph Based Construction dan Algoritma CRAFT. 3. Merancang usulan tata letak lantai produksi berdasarkan alternatif terbaik yang diperoleh dari perbandingan efisiensi momen dan biaya perpindahan masing-masing alternatif. Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Mahasiswa a. Mahasiswa dapat memperoleh kesempatan untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh dalam perkuliahan di lapangan kerja. b. Memberikan gambaran dunia kerja yang sebenarnya kepada mahasiswa sebagai bekal untuk kemudian hari. c. Menambah pengetahuan dan memperoleh pengalaman dalam bidang manufaktur dengan cara melihat serta membandingkan ilmu yang diperoleh di perkuliahan dengan keadaan di lapangan. 2. Bagi Departemen a. Menjalin hubungan kerjasama antara tempat pelaksanaan tugas sarjana dengan Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara. b. Memperkenalkan Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara kepada masyarakat luas. 3. Bagi Perusahaan a. Laporan penelitian ini dapat berguna dan bermanfaat bagi evaluasi kerja perusahaan, sehingga dapat mempertahankan hal-hal yang baik dan mengurangi semua kesalahan di kemudian hari.

1.4. Batasan dan Asumsi Penelitian

Batasan-batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Perancangan ulang tata letak hanya dilakukan di lantai produksi pada proses produksi Lorry caps. 2,5 ton di PT. Asia Raya Foundry. Alasan pemilihan Lorry sebagai objek penelitian karena Lorry caps. 2,5 ton merupakan jenis Lorry yang sering diproduksi di perusahaan ini dan pada proses produksinya memiliki masalah dalam hal pemindahan bahan yang diakibatkan oleh susunan tata letak stasiun kerja yang belum tepat. Proses produksi Lorry caps. 2,5 ton juga sejalan dengan kegiatan penelitian yang dilakukan di perusahaan ini 2. Hanya membahas masalah momen perpindahan bahan yang termasuk jarak, dan biaya pemindahan sebagai dasar dalam merancang ulang tata letak yang baru. 3. Tidak dilakukan pembahasan penyeimbangan lintasan produksi dan kelayakan perancangan ulang tata letak dalam penelitian ini. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian adalah : 1. Kondisi perusahaan tidak mengalami perubahan yang berarti selama penelitian dilakukan dan tidak ada perubahan urutan operasi yang mempengaruhi jalannya proses produksi. 2. Mesin beroperasi dengan normal tanpa adanya gangguan yang mempengaruhi kegiatan proses produksi. 3. Produk yang dipilih dalam penelitian ini dianggap sudah mewakili jenis produk yang ada saat ini dan masa yang akan datang. 1.5. Sistematika Penulisan Laporan Bab I berisi tentang pendahuluan, menguraikan latar belakang permasalahan yang mendasari dilakukannya penelitian, perumusan permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian serta sistematika penulisan laporan penelitian. Bab II berisi tentang gambaran umum perushaan dimana tempat penelitian dilakukan. Bab III berisi teori metode Graph Based Construction dan algoritma CRAFT, dan metode perancangan tata letak yang baik. Metodologi penelitian dibahas pada Bab IV yang menguraikan tahap-tahap dalam penelitian yaitu persiapan penelitian meliputi penentuan lokasi penelitian, jenis penelitian, objek penelitian, kerangka konseptual, defenisi operasional, identifikasi variabel penelitian, instrumen pengumpulan data, populasi, teknik sampling, sumber data, metode pengolahan data, blok diagram prosedur penelitian dan pengolahan data dengan metode Graph Based Construction dan algoritma CRAFT, pengolahan data, analisis pemecahan masalah sampai kesimpulan dan saran. Bab V berisi tentang pengumpulan data berupa data primer dan sekunder, serta pengolahan data dan langkah-langkah untuk menyelesaikan dengan metode Graph Based Construction dan Algoritma CRAFT. Bab VI mengenai analisis tentang tataletak awal dan hasil pengolahan data yang dilakukan dengan metode Graph Based Construction dan Algoritma CRAFT. Bab VII berisi tentang kesimpulan hasil seluruh tujuan yang dilakukan dalam penelitian yang dilakukan diikuti dengan saran terhadap peneliti selanjutnya.