10
murah serta mengimpor komoditas yang faktor produksinya relatif langka dan mahal. Keunggulan suatu negara adalah biaya imbangan opportunity cost
suatu negara dengan negara lain disebabkan karena adanya perbedaan dalam jumlah faktor produksi yang dimilikinya karunia alam faktor endomend.
Keunggulan komparatif yang dimiliki dalam perdagangan memiliki sifat yang dinamis bukan statis. Sifat yang dinamis tersebut membuat negara yang
memiliki keunggulan komparatif di sektor tertentu harus mampu mempertahankannya, agar tidak tersaingi oleh negara lain atau digantikan oleh
komoditi substitusinya. Konsep yang dikembangkan oleh Ricardo dan Heckscer-Ohlin ini merupakan suatu dasar yang sering dipakai dalam
menjelaskan alokasi sumberdaya di antara industri dalam suatu negara Salvatore, 1996.
2.2. Strategi Bersaing
Menurut Porter 1980, inti dari persaingan adalah untuk mendapatkan ide memproduksi, menjual, mendistribusikan, dan melayani. Operasional yang
efektif adalah dengan meningkatkan daya saing yang lebih baik dan cepat serta menggunakan input lebih kecil dari pesaing. Perusahan yang menerapkan akan
mendapat keuntungan sangat besar. Untuk tetap dapat mempertahankan dayasaing tersebut upaya perbaikan terus dilakukan secara berkelanjutan.
Operasional yang efektif selalu mengutamakaan produktivitas. Sesuai dengan teknologi yang tersedia, keterampilan, teknik manajemen, menurunkan biaya
dan dalam waktu bersamaan juga meningkatkan nilai. Terdapat tiga prinsip dalam menetapkan strategi bersaing, yaitu :
1 Strategi merupakan kreasi yang unik dan bernilai dengan melibatkan berbagai kegiatan. Posisi strategi ini muncul dari tiga sumber yang
berbeda dalam menyiapkan kebutuhan pelanggan, yaitu : a menyiapkan sedikit kebutuhan untuk banyak pelanggan, b menyiapkan banyak
kebutuhan untuk sedikit pelanggan, c menyiapkan banyak kebutuhan untuk banyak pelanggan.
11
2 Strategi yang menghendaki pengelolanya untuk menutup perdagangan dalam suatu kondisi persaingan untuk memilih apa yang tidak akan
dikerjakan. 3 Strategi memilih kecocokan diantara beberapa kegiatan di dalam
perusahaan Porter, 1980. Strategi bersaing merupakan perpaduan antara tujuan yang diperjuangkan
perusahaan atau negara dengan kebijakan perusahaan atau negara tersebut untuk berusaha sampai ke tujuan akhir. Pada dasarnya pengembangan strategi
bersaing merupakan pengembangan formula umum mengenai bagaimana bisnis akan bersaing, apa yang seharusnya menjadi tujuan dan kebijakan apa yang
diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut Porter, 1993. Strategi bersaing merupakan upaya untuk mencari posisi bersaing yang
menguntungkan bagi suatu perusahaannegara, sehingga mampu melawan kekuatan yang menentukan persaingan dalam perusahaannegara. Tujuan akhir
dari strategi bersaing adalah menghadapi dan, idealnya, mengubah aturan main persaingan sesuai dengan kepentingan perusahaannegara. Strategi yang disusun
harus mendukung pencapaian misi dan tujuan perusahaannegara tersebut. Misi perusahaan menjelaskan kegunaan dan alasan mengapa suatu perusahaan itu
perlu strategi bersaing. Misi tersebut menggambarkan mengenai ciri pokok produk yang ditawarkan dan teknologi yang digunakan oleh perusahaan,
kebutuhan konsumen serta karakter, filosofi diri dan citra perusahaan. Tujuan perusahaan menyediakan dasar untuk perencanaan, pengorganisasian,
pemotivasian dan pengendalian Purnomo dan Zulkieflimansyah, 1996. Porter 1980 mengatakan bahwa strategi bersaing atau competitive strategy
merupakan suatu strategi bisnis yang menggunakan pedoman analisa kompetitif. Strategi bersaing dihubungkan dengan formula umum mengenai
bagaimana bisnis akan bersaing dan kebijakan apa yang menjadi tujuannya. Namun, perbedaan antara strategi bisnis dan strategi perusahaan bersifat semu
karena keduanya saling berkaitan Glueck dan Jauch, 1997. Manajemen
12
puncak juga harus menggunakan analisa kompetitif untuk mempertimbangkan apakah akan keluar atau masuk dalam suatu bisnis. Dengan kata lain, banyak
perusahaan yang menetapkan strategi bersaing sebagai strategi perusahaan untuk memperjelas cara mencapai misi perusahaan.
Kekuatan kolektif dari kelima faktor persaingan ini menentukan kemampuan perusahaan dalam suatu industri tingkat pengembalian investasi yang melebihi
biaya modal. Kekuatan ini berbeda-beda pada masing-masing industri dan dapat berubah dengan berkembangnya industri bersangkutan. Kemampulabaan
industri tidak tergantung pada bentuk produk yang dihasilkan atau tingkatan teknologi yang digunakan, melainkan pada struktur industri tersebut. Kelima
faktor ini menentukan kemampulabaan industri karena mempengaruhi harga, biaya dan investasi unsur ROI return on investment yang diperlukan
perusahaan. Keunggulan bersaing merupakan hasil kemampuan perusahaan menanggulangi kelima faktor persaingan secara lebih baik dibandingkan para
pesaingnya Porter, 1993.
2.3. Keunggulan Bersaing