Keunggulan Bersaing DAYASAING KEDELAI

12 puncak juga harus menggunakan analisa kompetitif untuk mempertimbangkan apakah akan keluar atau masuk dalam suatu bisnis. Dengan kata lain, banyak perusahaan yang menetapkan strategi bersaing sebagai strategi perusahaan untuk memperjelas cara mencapai misi perusahaan. Kekuatan kolektif dari kelima faktor persaingan ini menentukan kemampuan perusahaan dalam suatu industri tingkat pengembalian investasi yang melebihi biaya modal. Kekuatan ini berbeda-beda pada masing-masing industri dan dapat berubah dengan berkembangnya industri bersangkutan. Kemampulabaan industri tidak tergantung pada bentuk produk yang dihasilkan atau tingkatan teknologi yang digunakan, melainkan pada struktur industri tersebut. Kelima faktor ini menentukan kemampulabaan industri karena mempengaruhi harga, biaya dan investasi unsur ROI return on investment yang diperlukan perusahaan. Keunggulan bersaing merupakan hasil kemampuan perusahaan menanggulangi kelima faktor persaingan secara lebih baik dibandingkan para pesaingnya Porter, 1993.

2.3. Keunggulan Bersaing

Menurut Porter 1993, keunggulan bersaing merupakan jantung kinerja industri dalam pasar bersaing. Pesaing pada industri sejenis dapat merupakan ancaman, namun pesaing yang ‘tepat’ justru dapat memperkuat posisi bersaing. Suatu industri tidak akan pernah dapat berpuas diri menghadapi para pesaingnya atau berhenti berusaha mencari jalan untuk memperoleh keunggulan bersaing. Kegagalan industri sebagai akibat ketidakmampuan menjabarkan strategi bersaing yang luas ke dalam sejumlah langkah tindakan spesifik yang diperlukan untuk memperoleh keunggulan bersaing. Keunggulan bersaing jangka panjang merupakan satu-satunya hal yang dapat diandalkan untuk mencapai kinerja unggul. Hadirnya pesaing yang ‘baik’ dapat membawa berbagai manfaat strategis yang dapat digolongkan dalam empat katagori umum : 1 meningkatkan keunggulan bersaing, 2 memperbaiki 13 struktur industri yang ada, 3 membantu perkembangan pasar, dan 4 menghalangi masuknya pesaing baru Porter, 1993. Menurut Glueck dan Jauch 1997, kunci agar tetap berhasil dalam persaingan adalah dengan selalu melakukan inovasi serta riset dan pengembangan sebagai inkubator dari inovasi. Untuk itu setiap persaingan dalam dunia bisnis setiap perusahaan harus melakukan riset dan pengembangan. Persaingan secara global akan terjadi tidak hanya pada perusahaan melainkan juga terhadap negara. Daya saing global tersebut ditunjukkan dengan standar hidup dengan menentukan bagaimana untuk tetap memelihara keadaan saat ini dalam perkembangan ekonomi. Untuk industri negara maju, hal ini mengisyaratkan untuk tetap menjaga inovasi sebagai pengendalian ekonomi ‘driven economi’. Agar dapat tetap bersaing, industri harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1 persaingan dalam pengetahuan dasar, 2 melakukan inovasi, 3 peraturan ekonomi agar industri terus berjalan, 4 komitmen terhadap Riset dan Pengembangan, 5 komitmen terhadap “brand” image Glueck dan Jauch, 1997. Analisa lingkungan memegang peranan penting dalam proses manajemen strategi. Semakin gencarnya revolusi informasi dan semakin dekatnya era globalisasi telah menyebabkan lingkungan mengalami perubahan yang luar biasa dengan intensitas yang semakin sering serta sukar diramalkan. Analisa tersebut dikaitkan dengan penelusuran kondisi eksternal dan internal yang dihadapi perusahaan sampai pada pangkalnya. Keputusan yang diambil berdasarkan penilaian pentingnya data hasil analisa lingkungan Glueck dan Jauch, 1997. Lingkungan organisasi dapat dikategorikan ke dalam tiga tingkatan yang berbeda, yaitu lingkungan umum, lingkungan industri dan internasional, serta lingkungan internal perusahaan. Lingkungan umum dipengaruhi oleh faktor- faktor ekonomi, sosial, politik, hukum, teknologi dan demografi. Perubahan 14 pada lingkungan tersebut akan berimplikasi pada semua perusahaan yang terlibat dalam industri sehingga pengaruhnya tidak spesifik Purnomo dan Zulkieflimansyah, 1996. Menurut Porter 1980, persaingan dalam lingkungan industri ini dipengaruhi oleh lima kekuatan seperti diuraikan pada Gambar 1 di atas. Menurut Cho dan Moon 2003 dalam mengukur dayasaing, data-data dari komponen yang akan diukur memiliki skala yang berbeda-beda, maka langkah pertama adalah melakukan standarisasi semua nilai sub faktor sebagai berikut : Indeks = X i aktual - X i minimal X i maksimal - Xi minimal x 100 Langkah kedua adalah menggunakan suatu rata-rata sederhana dari indeks yang distandarisasi STD untuk semua sub faktor di dalam suatu faktor utama untuk mendapatkan suatu indeks keseluruhan dari faktor tersebut. Langkah terakhir adalah memberi ranking berdasarkan indeks keseluruhan. Langkah-langkah perhitungan dapat diringkas sebagai berikut : Data mentah indeks STD indeks keseluruhan ranking

2.4. Dayasaing Komoditas Pertanian