Faktor Penentu Dayasaing PENDUGAAN MODEL EKONOMETRIKA

6. PENDUGAAN MODEL EKONOMETRIKA

6.1. Faktor Penentu Dayasaing

Untuk mempelajari hubungan berbagai peubah-peubah, maka langkah pertama dan penting dalam melakukan penelitian ini adalah merumuskan faktor-faktor penentu dayasaing yang akan dimasukkan dalam model. Model digunakan untuk mewakili hubungan peubah-peubah dalam bentuk matematika dengan suatu fenomena ekonomi yang dapat dipelajari secara empirik Koutsoyiannis, 1977. Setelah menganalisis beberapa alternatif spesifikasi model, maka akhirnya diperoleh model dayasaing kedelai lokal terhadap impor yang terdiri dari faktor- faktor penentu dayasaing yang dijabarkan dalam tujuh persamaan simultan. Model persamaan terdiri dari tujuh peubah endogen dan lima belas peubah eksogen. Peubah dummy yang digunakan adalah dummy monopoli Bulog, sedangkan dummy krisis moneter tidak dimasukkan, karena setelah olahan data dummy krisis moneter dimasukkan tidak diperoleh model yang baik. Untuk mengetahui pendugaan dari seluruh model hasilnya telah cukup baik, maka dilihat dari nilai koefisien determinasi R 2 dari masing-masing persamaan struktural yang berkisar antara 0.59 – 0.99. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum peubah-peubah penjelas exogenous variable yang ada dalam persamaan struktural mampu menjelaskan dengan baik peubah endogen endogenous variable . Besarnya nilai F umumnya tinggi, yaitu berkisar antara 6.77 sampai 1288.74, yang berarti variasi peubah-peubah eksogen dalam setiap persamaan struktural secara bersama-sama mampu menjelaskan dengan baik variasi peubah endogennya pada taraf α = 0.01 dan 0.05, disamping itu setiap persamaan struktural mempunyai tanda yang sesuai dengan harapan dan cukup logis dari sudut pandang teori ekonomi. 74 Nilai statistik-t digunakan untuk menguji apakah masing-masing peubah penjelas berpengaruh nyata terhadap peubah endogennya. Hasil statistik-t menunjukkan bahwa ada beberapa peubah penjelas yang tidak berpengaruh nyata terhadap peubah endogen pada taraf α = 0.05. Dari peubah penjelas yang nyata disusun kembali model ekonomerikanya. Dalam penelitian ini peubah penjelas yang digunakan pada semua persamaan struktural cukup fleksibel pada taraf α = 0.05, 0.10, 0.15 dan 0.20, dengan simbol sebagai berikut : a berpengaruh nyata pada taraf α = 0.05 b berpengaruh nyata pada taraf α = 0.10 c berpengaruh nyata pada taraf α = 0.15 d berpengaruh nyata pada taraf α = 0.20 Berdasarkan hasil uji statistik durbin-h, persamaan yang digunakan tidak mengandung adanya autokorelasi karena nilai h-hitung lebih kecil dari tabel distribusi normal. Setelah dilakukan uji White heteroskedasticity Test, nilai probalitas yang dihasilkan lebih besar dari taraf α yang digunakan, sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat masalah heteroskedastisitas. Hasil pendugaan model pada penelitian ini dapat dinyatakan cukup representatif dalam menggambarkan fenomena daya saing kedelai lokal terhadap impor di Indonesia. 6.2. Dayasaing Kedelai Lokal Dari analisis yang digunakan, dayasaing kedelai lokal dipengaruhi oleh fungsi luas panen, produktivitas, harga riil kedelai lokal, harga tingkat produsen, volume impor dan harga riil impor. Fungsi luas panen dipengaruhi oleh harga riil kedelai lokal, harga riil jagung, curah hujan, harga riil benih dan luas panen tahun sebelumnya. Untuk meningkatkan luas panen kedelai, maka harga riil kedelai lokal harus diupayakan agar petani menerima harga yang layak dan menguntungkan dibandingkan dengan harga jagung sebagai tanaman kompetitor dan harga riil kedelai impor. Jika usahatani kedelai menguntungkan di tahun sebelumnya, maka akan mempengaruhi luas panen di masa yang akan datang. 75 Upaya peningkatan produktivitas kedelai di Indonesia dipengaruhi oleh faktor penggunaan pupuk, curah hujan, harga riil jagung, harga riil tingkat produsen dan produktivitas tahun sebelumnya. Untuk meningkatkan produktivitas tanaman dan meningkatkan kualitas hasil, maka perlu digunakan anjuran pupuk berimbang, sehingga perbandingan penyerapan unsur hara pupuk makro maupun mikro oleh tanaman dapat seimbang. Penggunaan pupuk harus memenuhi unsur 6 tepat, yaitu tepat jumlah, tepat jenis, tepat harga, tepat mutu, tepat waktu, dan tepat lokasi. Dosis anjuran penggunaan pupuk untuk kedelai per hektar umumnya adalah 50 kg urea, 100 kg SP-36 dan 50 kg KCl. Khusus untuk keperluan nitrogen dapat dipenuhi dari bintil akar yang mengandung rhizobium. Dengan demikian penggunaan urea dan SP-36 dapat dikurangi setengah dari anjuran dengan menggunakan pupuk hayati yang mengandung rhizobium, sehingga biaya produksi dapat dihemat. Harga kedelai lokal dipengaruhi oleh harga riil tingkat produsen, harga riil impor, volume impor, produktivitas dan harga riil kedelai lokal tahun sebelumnya. Harga kedelai tingkat produsen dipengaruhi oleh produksi, volume impor, jumlah konsumsi kedelai, dummy monopli bulog dan harga tingkat produsen tahun sebelumnya. Volume impor dipengaruhi oleh harga riil kedelai internasional, produksi, jumlah konsumsi, populasi penduduk Indonesia dan harga impor. Harga kedelai impor dipengaruhi oleh harga internasional, nilai tukar rupiah terhadap dolar, dummy monopoli Bulog dan harga impor tahun sebelumnya.

6.3. Analisis Dayasaing Kedelai