Kebijakan Harga KEBIJAKAN KEDELAI NASIONAL

36 Akhir-akhir ini telah menjadi konsensus nasional bahwa palawija dimasukkan ke dalam kebijakan pangan nasional CGPRT, 1988. Sedangkan menurut Karama, et.al ., 1992 komoditi kedelai menempati peringkat pertama diantara komoditas palawija dalam pengembangan program intensifikasi dan diversifikasi pertanian dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut : a biaya produksi rendah, walaupun resiko pengusahaannya tinggi, b menguntungkan petani, c tingginya tingkat kebutuhan dan ketergantungan terhadap kedelai impor yang semakin besar, d kedelai mempunyai ragam kegunaan yang cukup luas.

4.2. Kebijakan Harga

Menurut Saliem, et al. 2000, terdapat dua tipe dasar kebijakan pemerintah di bidang pertanian, yaitu bersifat development policy dan compensating policy. Development policy biasanya dilakukan pemerintah untuk mendorong produksi pertanian dengan meningkatkan produksi dan pendapatan petani. Dalam compensating policy berkecenderungan menekan produksi dengan tujuan meningkatkan pendapatan petani. Development policy banyak dilakukan oleh negara yang mengalami defisit suatu produk pertanian, sedangkan compensating policy banyak dilakukan oleh negara yang mengalami surplus dan sulit memasarkan produknya. Kebijakan pemerintah Indonesia masuk dalam katagori development policy, misalnya kebijakan harga dasar dan subsidi pupuk. Kebijakan harga terhadap komoditas pertanian umumnya bertujuan untuk i meningkatkan harga domestik, pendapatan petani dan pemerataan pendapatan; ii menstabilkan harga dan mencukupi kebutuhan bahan baku agroindustri; iii meningkatkan swasembada sehingga mengurangi ketergantungan pada impor; iv menghemat devisa dan memperbaiki neraca pembayaran; v menjaga kestabilan politik; dan vi memperbaiki alokasi sumberdaya domestik sehingga dicapai pertumbuhan ekonomi yang efisien Saliem, et al., 2000. Harga merupakan salah satu instrumen penting yang dapat memicu produksi kedelai nasional dan dapat merupakan jaminan bahwa petani kedelai akan 37 memperoleh pendapatan yang layak. Kebijakan harga dasar dapat menjembatani harga di tingkat petani harga produsen dan harga konsumen. Terjadinya kesenjangan harga pada tahun-tahun sebelum krisis menunjukkan inefisiensi distribusipemasaran dan lemahnya posisi tawar petani kedelai. Oleh karenanya, agar terciptanya sistem jaminan harga bagi petani kedelai, maka perlu dilakukan upaya-upaya untuk memberdayakan kelembagaan petani kedelai serta mengupayakan kemitraan dengan industri pengolahan dan importir, seperti pemberdayaan peran Inkopti. Kebijakan harga dasar ditetapkan melalui Inpres sejak tahun 197980 sampai akhir tahun 1991. Kebijakan harga dasar telah dihentikan pemerintah sejak tahun 1991 sampai sekarang. Penelitian ini mencoba melakukan simulasi dengan menggunakan harga dasar dengan tujuan untuk meramal dampak kebijakan tersebut terhadap penawaran dan permintaan kedelai. Untuk menjamin petani produsen mendapatkan keuntungan yang wajar, maka perlu dijaga kestabilan harga jual kedelai di tingkat petani, khususnya saat panen raya. Hal ini dapat dilakukan dengan kebijakan pemerintah melalui penetapan harga. Perkembangan produksi kedelai tidak terlepas dari pengaruh harga kedelai di pasar dan harga kedelai impor. Perkembangan harga kedelai di tingkat produsen dan nasional tahun 1975-2004 dapat dilihat pada Lampiran 4.

4.3. Kebijakan Impor dan Tarif