Identifikasi kebutuhan, kepentingan dan posisi pihak yang berkonflik 1

122 2 Kasus daerah penangkapan B Perilaku A Sikap Kebutuhan: C Konteks - Mengabaikan teguran-teguran yang dilakukan oleh nelayan tradisional - Melakukan aksi perlawanan, berlindung kepada aparat - Intimidasi, pemukulan, penyitaan, penenggelaman kapal Pandangan nelayan yang melakukan pengkavlingan terhadap nelayan lain yang masuk wilayahnya - Nelayan lain jangan melakukan penangkapan di wilayah sekitar tempat tinggal mereka hak property - Banyaknya nelayan lain yang masuk wilayah mereka dapat dapat mengurangi menghabiskan sumberdaya udangover fishing Pandangan nelayan tradisional terhadap diri sendiri - Tidak memiliki modal yang besar - Tetap menggunakan alat tangkap tradisional yang dilakukan secara turun temurun - Mempertahankan sumberdaya untuk anak cucu - Mendapat dukungan dari DKP - Perairan laut bersifat milik bersama dimana setiap orang boleh memanfaatkannya - Belum optimalnya hukum dalam penyelesaian masalah Gambar 26 Prinsip ”Sikap-Perilaku-Konteks” nelayan yang melakukan pengkavilngan daerah penangkapan Keamanan berusaha dan ketersediaan sumberdaya ikan 123 3 Kasus pengambilan teripang dan kerang mutiara A Sikap Kebutuhan: C Konteks - Menahan kapal nelayan andon dan mengancam untuk meninggalkan perairan Tanah Laut - Melakukan sweeping dan menyita kompresor nelayan andon Pandangan nelayan Tanah Laut terhadap nelayan andon pencari teripang dan kerang - Nelayan andon mempunyai modal untuk memiliki alat bantu penangkapan yang lebih tinggimodern - Nelayan andon sudah memiliki jaringan pemasaran teripang kerang - Nelayan andon bersikap tidak bersahabat, terlaku banyak merusak karang Pandangan nelayan Tanah Laut terhadap diri sendiri - menyadari pentingnya menjaga kelestarian sumberdaya perikanan - merasa sebagai pihak yang dirugikan - Situasi yang tidak tenangmerasa terganggu oleh aktivitas penyelam - Belum optimalnya hukum dalam menyelesaikan masalah - Sumberdaya ikan dapat habis jika tidak dijaga dengan benar Gambar 27 Prinsip “Sikap-Perilaku-Konteks” nelayan Tanah Laut terhadap nelayan andon pencari teripang dan kerang B Perilaku Keamanan berusaha dan ketersediaan sumberdaya ikan 124 4 Kasus lampara dasar A Sikap Kebutuhan: B Perilaku C Konteks - menegur dan mengusir nelayan lampara dasar Pandangan nelayan tradisional terhadap nelayan lampara dasar - Nelayan lain mempunyai modal untuk memiliki alat tangkap yang lebih tinggimodifikasi - Dapat menghabiskan sumberdaya pesisirover fishing di wilayah pesisir fihing ground nelayan tradisional - Persaingan yang tidak seimbang Pandangan nelayan tradisional terhadap diri sendiri - Siap merubah alat, tetapi biaya modal tidak mampu - Mengetahui alat tangkap yang ramah lingkungan - Sumberdaya ikan merupakan potensi namun bisa habis - Kepastian hukumperda tentang penggunaan lampara dasar Gambar 28 Prinsip “Sikap-Perilaku-Konteks” nelayan tradisional terhadap nelayan lampara dasar Keamanan berusaha dan ketersediaan sumberdaya ikan 125 5 Kasus gillnet A Sikap Kebutuhan: B Perilaku C Konteks Mengusir nelayan gillnet andon dari perairan Tanah Laut Pandangan nelayan gillnet Tanah Laut terhadap nelayan gillnet andon - Pelarangan penggunaan gillnet yang melebihi kapasitas - jangkar gillnet andon menyangkut pada alat tangkap nelayan lokal. Pandangan nelayan gillnet Tanah Laut terhadap diri sendiri - Mendapat dukungan dari pemerintahaparat - Mengetahui adanya pelarangan terhadap gillnet yang melebihi kapasitas - Kepastian hukum dalam berusaha - Adanya Kep. Mentan 39299 yang mengatur penggunaan gillnet. Jalur Ia 3 mil terlarang bagi gillnet sepanjang 1.000m. Gambar 29 Prinsip “Sikap-Perilaku-Konteks” nelayan gillnet Tanah Laut terhadap nelayan gillnet andon Keamanan berusaha dan ketersediaan sumberdaya ikan 126 6 Kasus penggunaan bom A Sikap Kebutuhan: B Perilaku C Konteks - Mengejar nelayan yang menggunakan bom untuk diadili - pelaporan kepada aparat tentang adanya penggunaan bom Pandangan nelayan terhadap nelayan pengguna bom - Merusak terumbu karang, mematikan habitat ikan dan penyu, mengeruhkan kondisi perairan dan meningkatkan level sedementasi serta over fishing, merusak ekosistem dan sistem mata rantai makanan laut yang berakibat pada menurunan sumberdaya secara drastis. bom - praktik illegal fishing Pandangan nelayan bukan pengguna bom terhadap diri sendiri - menyadari pentingnnya menjaga sumberdaya perikanan - mengetahui cara pemanfaatan SDI yang tidak merusak - mendapat dukungan dari aparat - Penggunaan bom merupakan pelanggaran terhadap undang-undang dan tidak sesuai dengan norma-norma yang diberlakukan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan - belum optimalnya hukum dalam memberantas illegal fishing - sumberdaya ikan dapat habis jika tidak dijaga dengan benar Gambar 30 Prinsip “Sikap-Perilaku-Konteks” nelayan terhadap nelayan pengguna bom Keamanan berusaha dan ketersediaan sumberdaya ikan 127 7 Kasus bagan apung A Sikap Kebutuhan: B Perilaku C Konteks Menghancurkan bagan apung Pandangan nelayan bagan tancap terhadap nelayan bagan apung - Bagan apung penyebab penurunan hasil tangkapan bagan tancap - Bagan apung beroperasi di wilayah bagan tancap Pandangan nelayan bagan tancap terhadap diri sendiri - merasa sebagai pihak yang dirugikan - tidak memiliki keahlian dan ketahan fisik melakukan penagkapan dengan bagan apung Situasi yang tidak aman untuk melakukan pemanfaatan sumberdaya ikan di wilayah sendiri Gambar 31 Prinsip “Sikap-Perilaku-Konteks” nelayan bagan tancap terhadap nelayan bagan apung Keamanan berusaha dan ketersediaan sumberdaya ikan 128 8 Kasus seser modern A Sikap Kebutuhan: B Perilaku C Konteks Mengusir nelayan seser modern dari fishing ground seser Pandangan nelayan seser terhadap nelayan seser modern - Nelayan seser modern mempunyai modal untuk memiliki kapal, mesin tempelmodifikasi seser - Dapat menghabiskan sumberdaya pesisirover fishing di wilayah pesisir fihing ground nelayan tradisional - Persaingan yang tidak seimbang Pandangan nelayan seser terhadap diri sendiri - Siap merubah alat, tetapi biaya modal tidak mampu Situasi yang tidak aman untuk melakukan pemanfaatan sumberdaya ikan di wilayah sendiri Gambar 32 Prinsip “Sikap-Perilaku-Konteks” nelayan seser terhadap nelayan seser modern Keamanan berusaha dan ketersediaan sumberdaya ikan 129 9 Kasus cantrang A Sikap Kebutuhan: B Perilaku C Konteks Melakukan penyandraan dan penyitaan cantrang dan berjanji untuk tidak kembali lagi Pandangan nelayan Kal-Sel terhadap nelayan cantrang andon - Perbedaan teknologi perikanan tangkap yang mana nelayan lokal tidak menggunakan cantrang - Cantrang menyebabkan hasil tangkapan berkurang Pandangan nelayan Kal-Sel terhadap diri sendiri - merasa sebagai pihak yang dirugikan - menyadari pentingnya menjaga kelestarian sumberdaya ikan - mengetahui cara memanfaatan SDI yang tidak merusak belum ada Undang-undang yang merekomendasikan alat tangkap tersebut boleh dioperasikan di sekitar perairan Kalimantan Selatan Gambar 33 Prinsip “Sikap-Perilaku-Konteks” nelayan Kal-Sel terhadap nelayan cantrang cantrang andon B Perilaku Keamanan berusaha dan ketersediaan sumberdaya ikan

4.3.4 Sumber konflik

Berdasarkan hasil analisis bawang bombay dan segitiga SPK maka dapat dijelaskan sumber konflik yang disebabkan oleh perbedaan ”posisi-kepentingan- kebutuhan” antara pihak yang berkonflik. Kemudian dijelaskan pula prinsip ”sikap-perilaku-konteks” antara nelayan yang dirugikan terhadap nelayan lain. Dengan mengacu kepada pendekatan tersebut maka dapat dijelaskan pula sumber konflik Gorre 1999 dapat dikategorikan kepada konflik yang disebabkan masalah hubungan, perbedaan kepentingan, masalah struktural dan konflik nilai Tabel 17 Tabel 17 Sumber konflik perikanan tangkap di perairan Kalimantan Selatan No Kasus Konflik Penyebab utama Sumber Konflik 1 Purse seine 1 Keberadaan nelayan pengguna purse seine mendapat izin dari DKP Pusat, sementara nelayan lokal merasa dirugikan Masalah struktural 2 Penggunaan purse seine bagi nelayan andon merupakan pengembangan teknologi perikanan tangkap, namun bagi nelayan Kal-Sel merupakan tindakan over fishing yang menurunkan stok ikan Perbedaan nilai 3 Amarah nelayan local terhadap penggunaan purse seine pada posisi 15 mil yang secara yuridis memang tidak melanggar jalur penangkapan, ditambahlagi keberadaan UU No. 32 tahun 2004 tentang Otda, pemkab 4 mil, pem-prov 8 mil menguatkan posisi nelayan andon, sehingga membangkitkan amarah nelayan local untuk melakukan anarkis Masalah hubungan 2 Daerah penangkapan 1 pengkavlingan laut karena adanya anggapan terhadap pemilikan sumberdaya disekitar daerah tempat tinggal property right, namun disisi lain merupakan ketidakadilan bagi mereka yang memiliki wilayah tidak subur Masalah hubungan