Kabupaten Tanah Bumbu Keadaan Umum Daerah Penelitian .1 Kabupaten Kotabaru
intensi-nya. Berdasarkan hal ini, maka dapat dikatakan bahwa konflik pemanfaatan sumberdaya alam merupakan refleksi dari perbedaan refleksi ruang
yang diharapkan diantara satu pengguna dan pengguna lain. Di wilayah pesisir konflik yang terjadi dua kategori, yaitu : 1 Konflik pemakai dan 2 Konflik
yuridiksi pengelolaan. Selanjutnya Gunawan 2000 menyatakan bahwa konflik-konflik tersebut
dapat terjadi dalam tingkat yang berlainan, yaitu : 1 Konflik dalam tahap laten, dicirikan oleh adanya ketegangan dan ketidak sepahaman antara pengguna pada
tingkat awal sehingga belum terjadi perselisihan pendapat, atau bahkan pengguna yang belum menyadari adanya perbedaan pemahaman tersebut. Konflik laten ini
sifatnya tersembunyi dan perlu diangkat kepermukaan sehingga dapat ditangani secara efektif; 2 Konflik dalam tahap yang berkembang, dicirikan oleh adanya
pengakuan atau pengertian akan adanya perbedaan kepentingan dimana jalan keluarnya belum diperoleh. Konflik ini mempunyai akar masalah yang dangkal
dan muncul hanya karena kesalah pahaman mengenai sasaran yang dapat diatasi dengan meningkatkan komunikasi; 3 Konflik terbuka, dimana dalam tahap ini
perselisihan sedang dalam proses pencarian jalan keluar, baik dalam bentuk negosiasi ataupun dalam bentuk perselisihan fisik nyata. Konflik ini akar
masalahnya sangat dalam dan sangat nyata dan memerlukan berbagai tindakan untuk mengatasi berbagai penyebab serta efeknya.
Konflik pada dasarnya merupakan fungsi dari struktur sosial, hubungan antar kelas, atau perilaku individu dalam masyarakat. Konflik dapat terjadi
dimana individu berupaya memperoleh hasil maksimal dengan pengorbanan sekecil mungkin, yang dalam prakteknya perilaku ini sering kali mengorbankan
kepentingan pihak lain yang pada akhirnya dapat memicu terjadinya konflik. Konflik dapat diartikan dari sudut pandang positif atau negatif, serta dari
perspektif konstruktif maupun destruktif Powelson 1972 atau pelanggaran, pengasingan maupun bukan pelanggaran Wallace 1993.
Definisi konflik berkembang dan tidak hanya berfokus pada tindakan antagonistik antagonistic action tetapi juga memasukan istilah ketidak setujuan
yang tajam atau pertentangan atas kepentingan, ide dan lain-lain. Menurut Pruit dan Rubin 1986, konflik dapat diartikan sebagai kepentingan yang dirasakan
sangat berbeda sehingga keinginan para pihak yang tidak dapat dicapai secara bersamaan. Pengertian lain menurut Hocker 1985 adalah interaksi antara
orang-orang yang saling bergantung satu sama lain yang memiliki tujuan berbeda dimana mereka saling mengintervensi untuk mencapai tujuan masing-masing.
Powelson 1972 berpendapat bahwa konflik dapat diartikan negatif jika secara agregasi kelompok tidak memperoleh manfaat dari adanya konflik zero-
sumgame atau dimana terjadi deadweight loss sumberdaya sosial sebagai akibat
dari argumen “guns vs butter”. Neary 1997 konflik dapat dipandang sebagai hal positif. Dalam hal ini konflik yang muncul jangan diredam atau dihilangkan sama
sekali. Edwar De Bono 1985 diacu dalam Firdaus 2005, bahwa konflik adalah
suatu hal yang terjadi saat dua orang atau lebih berinteraksi dalam suatu peristiwa atau keadaan yang sama namun mereka melihat peristiwakeadaan ini secara
berbeda. Fisher et al. 2000, menyatakan bahwa konflik merupakan hubungan antara dua pihak atau lebih individu atau kelompok yang memiliki, atau yang
merasa memiliki sasaran-sasaran yang tidak sejalan. Konflik timbul karena ketidakseimbangan antara hubungan-hubungan, antar pribadi hingga tingkat
kelompok, organisasi, masyarakat dan negara. Konflik dapat terjadi pada semua bentuk hubungan manusia sosial, ekonomi dan kekuasaan dan mengalami
pertumbuhan dan perubahan. Konflik dapat timbul berdasarkan perikatan ataupun di luar perikatan. Konfik yang berasal dari perikatan timbul apabila salah satu
pihak dalam perjanjian melakukan wanprestasimengingkari isi perjanjian. Menurut Lewicky et al. 2001 manfaat positif konflik antara lain:
1 Konflik membuat anggota organisasi lebih menyadari adanya persoalan dan mampu menanganinya
2 Konflik menjanjikan perubahan dan adaptasi 3 Konflik memperkuat hubungan dan meningkatkan moral
4 Konflik meningkatkan kesadaran diri sendiri dan orang lain, artinya melalui konflik orang belajar tentang apa yang membuat mereka marah, frustasi dan
takut 5 Konflik meningkatkan perkembangan pribadi