Kandungan Bahan Kering, Bahan Organik dan Protein Ampas Sagu

perkembangan miselium. Akan tetapi kemampuan degradasi itu akan berkurang ketika primodia bakal tubuh buah mulai berkembang membentuk tubuh buah.

4.1.3. Kandungan Bahan Kering, Bahan Organik dan Protein Ampas Sagu

Hasil Biofermentasi Kandungan ”bahan kering” substrat dipengaruhi oleh waktu fermentasi dan tidak dipengaruhi oleh dosis Mn. Penurunan terendah adalah pada perlakuan BP dan nyata berbeda P0.05 dengan P1, P2 dan P3 Tabel 12. Seiring bertambahnya waktu fermentasi perombakan bahan kering terus berlangsung, sehingga terdapat kecenderungan bahan kering substrat semakin berkurang dan kadar air bertambah. Pada proses fermentasi selalu terbentuk karbon dioksida dan air. Semakin banyak substrat yang dirombak maka akan semakin banyak air yang terbentuk dan sebagai akibatnya bahan kering berkurang. Tingginya bahan kering pada BP disebabkan jamur tiram hanya mendegradasi substrat untuk pertumbuhan miselium bukan untuk pertumbuhan tubuh buah jamur. Kandungan nutrien media tumbuh jamur sebelum fermentasi adalah bahan kering 90.96, bahan organik 84.01, protein 2.48, NDF 60.2, ADF 44.46, hemiselulosa 15.74, selulosa 34.97 dan lignin 9.58. Bahan organik antar perlakuan berbeda nyata dan terjadi penurunan akibat fermentasi yang semakin lama, yang ditandai dengan persentase bahan organik tertinggi diperoleh pada perlakuan BP dan terendah pada P3 Tabel 12. ”Bahan organik” media tumbuh jamur menurun dari 84.01 sebelum fermentasi menjadi 56.59, pada masa inkubasi 50–60 hari setelah ditanam. Hasil ini serupa dengan penelitian Jafari et al. 2007 pada jerami padi yang difermentasi dengan jamur tiram yaitu bahan organik menurun dari 84.67 sebelum fermentasi menjadi 64.60 pada panen pertama 60 hari inkubasi. Penurunan ini sejalan dengan penurunan bahan kering karena bahan organik merupakan bagian dari bahan kering. Pada Tabel 12 terlihat bahwa bahan organik menurun seiring bertambahnya waktu fermentasi, dimana penurunan bahan organik tertinggi pada waktu panen pertama P1. Dengan adanya pembentukan tubuh buah maka lebih banyak energi yang dibutuhkan, dan energi diperoleh dari perombakan bahan organik terutama komponen serat sebagai akibat dari kerja 54 Tabel 12 Kandungan bahan kering, bahan organik dan protein media tumbuh jamur dengan waktu fermentasi dan dosis Mn yang berbeda Waktu Dosis Mn ppm Dosis Mn ppm 0 200 400 600 Rataan 0 200 400 600 Rataan Bahan kering Bahan kering g SF 90.9 90.5 BP 80.7 85.9 85.3 83.8 83.9 b

79.5 84.6 84.0 82.5 82.6

Dokumen yang terkait

Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus) Terhadap Berbagai Media Serbuk Kayu Dan Pemberian Pupuk NPK

5 81 121

Perencanaan usahatani karet dan kelapa sawit berkelanjutan di DAS batang pelepat kabupaten Bungo provinsi Jambi

0 9 337

PEMANFAATAN JAMUR TIRAM ( Pleurotus ostreatus ) DAN Pemanfaatan Jamur Tiram ( pleurotus ostreatus ) dan Ekstrak Daun Kelor sebagai Inovasi Bahan Tambahan Pembuatan Permen Jelly dengan Pewarna Alami Kulit Buah Naga.

0 3 9

PEMANFAATAN SERBUK KAYU DAN AMPAS TEBU SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PEMANFAATAN SERBUK KAYU DAN AMPAS TEBU SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH ( Pleurotus ostreatus.Jacq ).

0 1 13

PENDAHULUAN PEMANFAATAN SERBUK KAYU DAN AMPAS TEBU SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH ( Pleurotus ostreatus.Jacq ).

0 1 5

PEMANFAATAN AMPAS TAHU SEBAGAI CAMPURAN MEDIA TANAM TERHADAP KECEPATAN WAKTU TUMBUH JAMUR TIRAM PUTIH Pemanfaatan Ampas Tahu Sebagai Campuran Media Tanam Terhadap Kecepatan Waktu Tumbuh Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus).

0 0 16

PENDAHULUAN Pemanfaatan Ampas Tahu Sebagai Campuran Media Tanam Terhadap Kecepatan Waktu Tumbuh Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus).

1 12 5

Efek Dosis dan Lama Biokonversi Ampas Tebu sebagai Pakan oleh Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) terhadap Kadar Protein dan Komponen Serat.

0 0 15

Peningkatan Kualitas Pakan Serat Ampas Tebu Melalui Fermentasi Dengan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus).

0 1 9

Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus spp.)

0 1 5