Tahap II. Evaluasi In Vitro Ampas Sagu yang Difermentasi dengan

Perlakuan yang digunakan adalah : Faktor A BP = Belum panen pembentukan miselium selesai P1 = Panen Pertama P2 = Panen Ke dua P3 = Panen Ke tiga Faktor B R1 = Ampas sagu + Pleurotus ostreatus + Mineral Mn 0 ppm R2 = Ampas sagu + Pleurotus ostreatus + Mineral Mn 200 ppm R3 = Ampas sagu + Pleurotus ostreatus + Mineral Mn 400 ppm R4 = Ampas sagu + Pleurotus ostreatus + Mineral Mn 600 ppm Rancangan penelitian tahap I adalah Rancangan Acak Lengkap pola Faktorial 4x4 dengan 3 ulangan. Faktor A adalah 4 waktu inkubasi yaitu waktu BP pembentukan miselium selesai, P1 panen pertama, P2 panen kedua, P3 panen ketiga dan faktor B adalah 4 dosis Mn yaitu 0 ppm, 200 ppm, 400 ppm dan 600 ppm. Uji lanjut menggunakan uji Duncan Steel Torrie, 1991. Peubah yang diamati adalah kadar bahan kering, bahan organik, protein, NDF, ADF, hemiselulosa, selulosa dan lignin. Model matematik analisis ragam adalah : Y ijk = μ + α i + β j + αβ ij + ε ijk Mattjik Sumertajaya 2002 Keterangan : Y ijkl = nilai pengamatan faktor A waktu inkubasi taraf ke-i, faktor B dosis Mn taraf ke-j, dan ulangan ke-k μ = rataan umum dari nilai pengamatan α I = pengaruh faktor A waktu inkubasi taraf ke-i β j = pengaruh faktor B dosis Mn taraf ke-j αβ ij = pengaruh interaksi antara faktor A taraf ke-I dan faktor B taraf ke-j ε ijk = pengaruh acak yang menyebar normal

3.4 Tahap II. Evaluasi In Vitro Ampas Sagu yang Difermentasi dengan

Jamur Tiram Pleurotus ostreatus dan Amoniasi Penelitian pada tahap II bertujuan mengetahui persentase ampas sagu terfermentasi dan teramoniasi yang dapat digunakan dalam ransum sapi Bali untuk menggantikan rumput lapangan. Metode Penelitian Berdasarkan hasil penelitian perlakuan terbaik tahap pertama, selanjutnya dilakukan pengujian perbandingan antara ransum yang mengandung ampas sagu fermentasi, ampas sagu amoniasi, ampas sagu tanpa pengolahan dengan ransum kontrol Tabel 6. Konsentrat yang digunakan terdiri dari campuran dedak padi, jagung kuning halus, bungkil kedelei, bungkil kelapa, molases dan premiks untuk sapi. Kandungan zat-zat makanan dapat dilihat pada Tabel 7. Amoniasi Ampas Sagu Ampas sagu dikeringkan dengan matahari kadar air ± 20 , dipotong halus sesuai dengan ukuran yang dikehendaki ± 3 mm, kemudian dicampur dengan larutan urea 3 dari bobot kering substrat. Setelah tercampur rata lalu dimasukkan ke dalam kantong-kantong plastik kedap udara, disimpan dalam suhu kamar 2 minggu Kardaya et al. 2006. Setelah masa inkubasi selesai ampas sagu dikeluarkan dari kantong dan diangin-anginkan. Hasil amoniasi tersebut siap digunakan untuk pengujian in vitro dan in vivo. Tabel 6 Kandungan nutrien bahan pakan penyusun ransum percobaan in vitro Bahan pakan Kandungan nutrien RL ASF a ASA Konsentrat ASTP …………………………….......................................... Analisis Proksimat Bahan kering 89.6 90.2 88.7 86.0 86.0 Protein kasar 8.5 4.3 4.7 19.1 2.1 Lemak kasar 1.5 0.9 1.0 9.2 1.8 Serat kasar 38.6 12.6 16.8 10.7 20.3 Abu 9.2 13.3 9.5 7.8 4.6 BETN 42.2 68.9 68.0 53.2 71.2 Analisis Goering Van Soest NDF 51.5 44.5 55.2 32.4 63.8 ADF 40.9 33.2 45.9 14.7 49.3 Selulosa 34.2 22.3 30.8 10.6 36.3 Hemiselulosa 10.6 11.3 9.3 17.7 14.6 Lignin 4.9 4.2 7.2 3.2 9.7 Silika 1.8 6.7 7.9 0.9 3.3 TDN 37.3 63.6 62.2 74.1 50.1 Keterangan : RL = rumput lapangan; ASF = ampas sagu fermentasi; ASA =ampas sagu amoniasi; ASTP= ampas sagu tanpa pengolahan; hasil analisis Laboratorium Biologi Hewan PAU; hasil analisis Laboratorium Balai Penelitian Ternak Ciawi; hasil perhitungan ; a ampas sagu hasil fermentasi jamur skala lapangan untuk uji biologis. lama fermentasi 50-60 hari. 38 Tabel 7 Susunan ransum dan kandungan nutrien ransum percobaan in vitro Ransum perlakuan Bahan pakan R0 R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 …………………………………………………………….......................................................................... Rumput Lapangan 60 45 30 15 45 30 15 45 30 15 Ampas sagu fermentasi a 0 15 30 45 0 0 0 0 0 0 Ampas sagu amoniasi 0 0 0 0 15 30 45 ASTP 0 0 0 0 0 0 0 15 30 45 Konsentrat 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 Jumlah 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 Kandungan nutrien ...................................................................................................................................................................... Analisis Proksimat Bahan Kering 88.1 88.3 88.4 88.4 88.0 87.9 87.8 87.7 87.2 86.7 Protein kasar 12.8 12.1 11.5 10.9 12.2 11.6 11.0 11.8 10.8 9.8 Lemak kasar 4.6 4.5 4.4 4.3 4.5 4.4 4.4 4.6 4.7 4.7 Serat kasar 27.4 23.5 19.6 15.7 24.2 20.9 17.6 24.7 21.9 19.2 Abu 8.6 9.2 9.9 10.5 8.7 8.7 8.8 7.9 7.3 6.6 BETN 46.6 50.7 54.6 58.6 50.4 54.4 58.2 51.0 55.3 59.7 Analisis Goering Van Soest NDF 43.9 42.8 41.8 40.7 44.4 45.0 45.5 45.7 47.6 49.4 ADF 30.4 29.3 28.1 27.0 31.2 31.9 32.7 31.7 32.9 34.2 Selulosa 24.8 23.0 21.2 19.4 24.3 23.8 23.3 25.1 25.4 25.7 Lignin 4.2 4.1 4.0 3.9 4.6 4.9 5.2 4.9 5.7 6.4 Silika 1.4 2.2 2.9 3.6 2.3 3.3 4.2 1.6 1.9 2.1 TDN 52.0 56.0 59.9 63.9 55.8 59.5 63.2 54.0 55.9 57.8 Keterangan : ASTP= ampas sagu tanpa pengolahan; BETN=bahan ekstrak tanpa nitrogen; TDN= Total digestable nutrient; NDF= Neutral detergent fibre; ADF= Acid detergent fibre; hasil analisis Laboratorium Biologi Hewan PAU; hasil analisis Laboratorium Balai Penelitian Ternak Ciawi; hasil perhitungan ; a ampas sagu hasil fermentasi jamur skala lapangan untuk uji biologis lama fermentasi 50-60 hari. Susunan ransum yang digunakan dalam evaluasi in vitro adalah : R0 = 60 rumput lapangan + 40 konsentrat R1 = 45 rumput lapangan + 15 ampas sagu fermentasi + 40 konsentrat R2 = 30 rumput lapangan + 30 ampas sagu fermentasi + 40 konsentrat R3 = 15 rumput lapangan + 45 ampas sagu fermentasi + 40 konsentrat R4 = 45 rumput lapangan + 15 ampas sagu amoniasi + 40 konsentrat R5 = 30 rumput lapangan + 30 ampas sagu amoniasi + 40 konsentrat R6 = 15 rumput lapangan + 45 ampas sagu amoniasi + 40 konsentrat R7 = 45 rumput lapangan + 15 ampas sagu + 40 konsentrat R8 = 30 rumput lapangan + 30 ampas sagu + 40 konsentrat R9 = 15 rumput lapangan + 45 ampas sagu + 40 konsentrat Peubah yang diamati adalah pH, konsentrasi amonia, VFA total cairan rumen, kecernaan bahan kering dan kecernaan bahan organik. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok RAK, dengan 10 perlakuan ransum dan 3 kelompok waktu pengambilan cairan rumen. Untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan dilakukan analisis dengan menggunakan Uji Jarak Berganda Duncan Steel Torrie 1991. Model matematik analisis ragam sebagai berikut: Y ij = μ + α i + β j + ε ij Mattjik Sumertajaya 2002 dimana : Y ij = Nilai pengamatan perlakuan ke-i dan kelompok ke-j μ = Rataan umum α i = Pengaruh perlakuan ransum ke-i β j = Pengaruh kelompok waktu pengambilan cairan rumen ke-j ε ijk = Pengaruh galat pada perlakuan ke-i dan kelompok ke-j

3.5 Tahap III Pengujian Substitusi Rumput Lapangan dengan Ampas

Dokumen yang terkait

Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus) Terhadap Berbagai Media Serbuk Kayu Dan Pemberian Pupuk NPK

5 81 121

Perencanaan usahatani karet dan kelapa sawit berkelanjutan di DAS batang pelepat kabupaten Bungo provinsi Jambi

0 9 337

PEMANFAATAN JAMUR TIRAM ( Pleurotus ostreatus ) DAN Pemanfaatan Jamur Tiram ( pleurotus ostreatus ) dan Ekstrak Daun Kelor sebagai Inovasi Bahan Tambahan Pembuatan Permen Jelly dengan Pewarna Alami Kulit Buah Naga.

0 3 9

PEMANFAATAN SERBUK KAYU DAN AMPAS TEBU SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PEMANFAATAN SERBUK KAYU DAN AMPAS TEBU SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH ( Pleurotus ostreatus.Jacq ).

0 1 13

PENDAHULUAN PEMANFAATAN SERBUK KAYU DAN AMPAS TEBU SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH ( Pleurotus ostreatus.Jacq ).

0 1 5

PEMANFAATAN AMPAS TAHU SEBAGAI CAMPURAN MEDIA TANAM TERHADAP KECEPATAN WAKTU TUMBUH JAMUR TIRAM PUTIH Pemanfaatan Ampas Tahu Sebagai Campuran Media Tanam Terhadap Kecepatan Waktu Tumbuh Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus).

0 0 16

PENDAHULUAN Pemanfaatan Ampas Tahu Sebagai Campuran Media Tanam Terhadap Kecepatan Waktu Tumbuh Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus).

1 12 5

Efek Dosis dan Lama Biokonversi Ampas Tebu sebagai Pakan oleh Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) terhadap Kadar Protein dan Komponen Serat.

0 0 15

Peningkatan Kualitas Pakan Serat Ampas Tebu Melalui Fermentasi Dengan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus).

0 1 9

Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus spp.)

0 1 5