sedikit selulosa dan lignin, dengan peningkatan kandungan mineral dibandingkan dengan jerami sebelum perlakuan dengan jamur.
2.6 Peranan Amoniasi terhadap Perbaikan Mutu Pakan
Perlakuan amoniasi hijauan pakan, baik berupa rumput maupun jerami dapat meningkatkan kandungan protein kasar sekitar 6-8 Yulistiani et al. 2003;
Weiss dan Underwood 2002; Stewart dan Silcox 2001. Selanjutnya Weiss dan Underwood 2002 menyatakan bahwa amoniasi dapat meningkatkan kecernaan
bahan organik KcBO in vitro 20-30 dan konsumsi bahan kering 15-20. Pemberian hijauan hasil amoniasi pada sapi jantan dapat meningkatkan
pertambahan bobot hidup harian PBHH antara 272–544 gram Brown 1991. Amoniasi hijauan pakan dengan menggunakan urea, amonia padat,
maupun amonia gas memperlihatkan hasil yang tidak berbeda nyata antar perlakuan Joy et al. 1992; Hadjipanayiotou et al. 1993. Hasil penelitian
MacDearmid et al. 1988 memperlihatkan nitrogen yang teretensi dalam jaringan hijauan pakan lebih tinggi pada amoniasi dengan urea daripada dengan amonia
padat. Urea dapat memperbaiki nilai nutritif beragam hijauan, meskipun keefektifannya tergantung pada kandungan bahan kering dari pakan yang diberi
perlakuan urea tersebut Mason et al. 1990; Zaman et al. 1993. Penurunan kandungan NDF Neutral Detergent Fibre hijauan diduga
akibat rusaknya hemiselulosa oleh perlakuan amoniasi yang merusak ikatan kimia antara lignin dan hemiselulosa Weiss Underwood 2002. Lignin menghambat
pencernaan serat, karena itu rusaknya ikatan menyebabkan hemiselulosa dan selulosa menjadi lebih mudah dicerna. Perlakuan amoniasi meningkatkan kadar
gula tereduksi pada jerami padi, hasil ini mengimplikasikan peran amoniasi dalam merombak komponen lignoselulosa sehingga mempermudah enzim selulase
mikroba dalam mencerna selulosa Kardaya et al. 2006. Selanjutnya dinyatakan bahwa perlakuan amoniasi pada jerami padi dengan menggunakan urea 3
memperbaiki kualitas jerami padi yang ditandai dengan peningkatan kadar protein kasar dan peningkatan kecernaan bahan kering dan bahan organik secara in vitro.
2.7 Sistem Pencernaan dan Penyerapan Nutrien pada Ternak Ruminansia