VII. ANALISIS PENGEMBANGAN CABAI MERAH DAN STRATEGI MANAJEMEN RISIKO
7.1. Analisis Kebijakan Pengembangan Cabai Merah
Analisis kebijakan ialah proses atau kegiatan mensintesa informasi, termasuk hasil-hasil penelitian, untuk menghasilkan rekomendasi opsi desain
kebijakan publik Williams, 1971; Weimer and Vining, 1989. Analisis kebijakan pengembangan cabai merah dalam hal ini adalah proses mensintesa informasi
yang telah dihasilkan dari analisis kuantitatif pada bab sebelumnya, untuk merumuskan sintesa atau rekomendasi kebijakan dalam pengembangan cabai
merah di Provinsi Jawa Tengah. Terdapat tiga aspek utama yang dianalisis, yaitu : 1 Aspek produktivitas, 2 Aspek efisiensi produksi, dan 3 Aspek risiko
produktivitas.
7.1.1. Analisis Kebijakan Pengembangan Cabai Merah dari Aspek Produktivitas
Produktivitas pada hakekatnya adalah seberapa besar keluaran dapat dihasilkan per unit masukan tertentu. Rendah dan tidak stabilnya pertumbuhan
produksi cabai merah besar dan cabai merah keriting dalam beberapa tahun terakhir di Provinsi Jawa Tengah diperkirakan masih akan berlanjut dalam
beberapa tahun mendatang. Setidaknya ada tiga argumen pokok yang melandasi perkiraan tersebut. Pertama, lambatnya pertambahan luas areal tanam baru akibat
terbatasnya pengusaan lahan garapan, penguasaan keterampilan teknis petani, permodalan petani, serta kapabilitas manajerial petani. Kedua, berdasarkan
perkembangan data produktivitas dan kajian empiris di lapang gejala
298 melambatnya pertumbuhan produktivitas masih belum berhasil dipecahkan
dengan baik, karena terkendala stagnasi teknologi. Ke tiga, adanya fenomena perubahan iklim yang cenderung ekstrim kekeringan dan banjir yang umumnya
diikuti oleh meningkatnya intensitas serangan organisme pengganggu tanaman OPT. Sementara itu, tanaman cabai merah tergolong tanaman yang rentan
terhadap perubahan iklim dan serangan OPT. Mengingat bahwa produktivitas usahatani cabai merah besar dan cabai
merah keriting pada lahan sawah baru pada umumnya relatif rendah dan peningkatan serta stabilitas produksi yang dihasilkan membutuhkan waktu
adaptasi yang cukup panjang, maka dalam jangka pendek perbaikan produktivitas usahatani cabai merah besar dan cabai merah keriting baik di lahan sawah dataran
rendah maupun lahan kering dataran tinggi yang telah ada sangat diperlukan. Mengacu pada hasil analisis kuantitatif yang telah diperoleh sebelumnya,
di mana petani telah mencapai produktivitas 94.91 KuHa untuk cabai besar dan 80.21 KuHa untuk cabai merah keriting. Tingkat produktivitas tersebut masih di
bawah produktivitas paket rekomendasi, namun telah berada di atas rata-rata produktivitas Jawa Tengah dan nasional. Adanya senjang produktivitas antara
petani dengan paket teknologi rekomendasi, fenomena perubahan iklim, dan serangan OPT dalam beberapa tahun terakhir ini kesempatan untuk meningkatkan
produktivitas dalam besaran yang nyata sulit diwujudkan, tanpa adanya terobosan inovasi teknologi baru yang benar-benar inovatif.
Berdasarkan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas cabai merah besar menunjukkan bahwa faktor produksi yang menjadi pembatas
299 peningkatan produktivitas cabai merah besar adalah pupuk N, PPCZPT, dan
kapur. Sementara itu, faktor-faktor yang menjadi pembatas peningkatan produktivitas cabai merah keriting adalah benih, pupuk N, dan pupuk P
2
O
5
. Dalam upaya meningkatkan produktivitas pada teknologi yang tersedia
dapat dilakukan dengan meningkatkan ketersediaan dan tingkat penggunaan faktor produksi yang menjadi pembatas tersebut.
Peningkatan produktivitas secara nyata hanya dapat dilakukan dengan inovasi teknologi baru yang dihasilkan
dari kegiatan penelitian dan pengembangan, serta adanya mekanisme transfer inovasi teknologi yang lebih maju kepada petani pengguna. Terobosan inovasi
teknologi baru dapat difokuskan pada penggunaan benih hibrida tersertifikasi, teknologi pemupukan secara lengkap dan berimbang, penggunaan pupuk organik
terstandarisasi, dan penggunaan kapur sebagai unsur pembenah tanah serta teknologi penanganan pasca panen.
7.1.2. Analisis Kebijakan Pengembangan Cabai Merah dari Aspek Efisiensi Produksi