67 jenis risiko yang digunakan dalam analisis-analisis dalam fungsi produksi yang
memasukkan unsur risiko. Sedangkan risiko harga seringkali dilakukan analisis regresi secara terpisah.
Dengan demikian, risiko produksi dan harga dapat menimbulkan variabilitas kelayakan usaha serta kinerja sistem usahatani yang
dijalankan petani.
3.2. Penilaian Risiko Usaha Pertanian
Penilaian risiko bisnis dilakukan dengan mengukur nilai penyimpangan yang terjadi. Menurut Anderson et al., 1977; Elton dan Gruber, 1995; dan
Fariyanti, 2008 terdapat beberapa ukuran risiko di antaranya adalah nilai varian variance, standar deviasi standard deviation, dan koefisien variasi coefficient
variation. Secara praktis pengukuran varian dari penghasilan return merupakan penjumlahan selisih kuadrat dari return dengan ekspektasi return dikalikan
dengan peluang dari setiap kejadian Elton dan Gruber, 1995. Sedangkan standar deviasi dapat diukur dari akar kuadrat dari nilai varian. Sementara itu, koefisien
variasi dapat diukur dari rasio standar deviasi dengan return yang diharapkan expected return dari suatu aset.
Penghasilan return yang diperoleh dapat berupa pendapatan, produksi atau harga. Koefisien variasi menunjukkan
variabilitas return dan biasanya dihitung sebagai nilai persentase. Jika data penghasilan yang diharapkan expected return tidak tersedia dapat digunakan
nilai rata-rata return. Pelaku bisnis termasuk petani harus berhati-hati dalam menggunakan
varian dan standar deviasi untuk meperbandingkan risiko, karena keduanya
68 bersifat absolut dan tidak mempertimbangkan risiko dalam hubungannya dengan
hasil yang diharapkan. Untuk membandingkan aset dengan return yang diharapkan, pelaku bisnis atau petani dapat menggunakan koefisien variasi. Nilai
koefisien variasi merupakan ukuran yang sangat tepat bagi petani sebagai pengambil keputusan dalam memilih salah satu alternatif dari beberapa kegiatan
usaha untuk setiap return yang diperoleh. Dengan menggunakan ukuran koefisien variasi, perbandingan di antara kegiatan usaha sudah dilakukan dengan ukuran
yang sama, yaitu risiko untuk setiap return.
3.3. Perilaku Petani dalam Menghadapi Risiko
Petani kecil peasant adalah orang yang berkedudukan atau bertempat tinggal di pedesaan Wolf, 1985. Selanjutnya, Reifeld 1982 memberikan
definisi yang lebih lengkap yaitu orang-orang desa yang mengendalikan dan mengolah tanah untuk menyambung hidupnya, dengan satu sistem ekonomi yang
menggunakan teknologi, ketrampilan, sistem pembagian kerja secara sederhana, hubungan dengan pasar yang sangat terbatas, alat produksi dikuasai dan
diorganissasikan secara non-kapitalistik, dan skala produksi yang kecil. Petani kecil identik dengan usahatani berskala rumah tangga dan belum mengarah ke
usaha komersial, dan tidak berani mengambil risiko produksi Scott, 1993. Berbeda dengan pendapat-pendapat di atas, Popkin 1986 mengemukakan
meskipun petani kecil adalah miskin, akan tetapi masih dijumpai petani yang mempunyai kapasitas dan kemudian melakukan tindakan-tindakan investasi yang
69 berisiko. Pendapat ini akan mendapat pembuktian empiris untuk usahatani
komoditas pertanian yang tergolong komoditas bernilai ekonomi tinggi. Sikap petani sebagai pembuat keputusan dalam menghadapi risiko
produksi dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori sebagai berikut: Robinson dan Barry, 1987; Fariyanti, 2008: pertama, pembuat keputusan yang menghindari
risiko produksi risk aversion. Sikap ini menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan ragam variance dari keuntungan maka pembuat keputusan akan
mengimbangi dengan menaikkan keuntungan yang diharapkan yang merupakan ukuran tingkat kepuasan utilitas. Kedua, pembuat keputusan yang berani
menghadapi risiko produksi risk taker. Jika terjadi kenaikan ragam keuntungan maka pembuat keputusan akan mengimbangi dengan menurunkan keuntungan
yang diharapkan. Ketiga, pembuat keputusan yang netral terhadap risiko produksi risk neutral. Jika terjadi kenaikan ragam keuntungan maka pembuat keputusan
tidak akan mengimbangi dengan menaikkan atau menurunkan keuntungan yang diharapkan.
Ellis 1988 dalam bukunya “Peasant Economics” menyatakan bahwa
perilaku petani dalam menghadapi risiko produksi dikategorikan menjadi tiga, yaitu menolak risiko risk averse, netral risiko risk neutral, dan mengambil
risiko risk taker. Penjelasan tentang teori utilitas pilihan dengan memasukkan unsur risiko berkaitan dengan perilaku petani terhadap risiko diperlihatkan dalam
Gambar 5.
70
Ellis 1988 mengungkapkan bahwa respon terhadap risiko produksi didasarkan pada kekuatan kepercayaan personal atas peluang terjadinya suatu
kejadian dan evaluasi personal atas potensi konsekuensi yang menyertainya. Konsep tersebut konsisten dengan konsep maksimisasi utilitas personal di mana
individu senantiasa memaksimumkan kesejahteraannya terhadap tujuan obyektif personal. Asumsinya adalah preferensi antar berbagai alternatif pilihan yang
disebut sebagai Certainty Equivalent CE. Asumsi tersebut memungkinkan alternatif yang berisiko tinggi dan yang tidak diletakkan dalam skala preferensi
personal pengambil keputusan petani.
I
1
I
B
I
E
I
A
I
2
UI
2
EU UI
1
B B
C
E A
D
Gambar 5. Teori Utilitas Pilihan dengan Memasukkan Unsur Risiko
Menolak Risiko
Mengambil Risiko Netral Risiko
Pendapatan I Ut
ilit a
s U
Sumber : Ellis, 1988
71 Beberapa definisi dan posisi pengambilan keputusan yang dapat
diturunkan dari gambar di atas adalah sebagai berikut Ellis, 1988; Ellis, 2003 : 1.
DC menunjukkan hubungan linier antara utilitas dan pendapatan yang memiliki kemiringan slope positif. Artinya jika pendapatan individu
meningkat maka akan meningkatkan utilitas individu. 2.
I
1
dan I
2
adalah dua tingkat pendapatan individu yang berisiko dengan probabilitas yang berbeda P
1
=0.6 dan P
2
=0.4. 3.
Kepuasan yang diharapkan expected utility : EU = P
1
.UI
1
+ P
2
.UI
2
merupakan penjumlahan utilitas yang diperoleh dari pendapatan I
1
dan I
2
. 4.
Nilai uang yang diharapkan expected money value : EMV = P
1
.I
1
+ P
2
.I
2
merupakan gambaran dari pendapatan rata-rata yang diduga dibandingkan dengan yang diharapkan.
5. Bersikap menolak risiko produksi risk averse : I
A
EMV di mana fungsi utilitas di atas DEC yang menunjukkan Diminishing Marginal Utility of
Income. EMV-I
A
adalah jaminan yang digunakan oleh individu untuk membayar suatu kepastian.
6. Bersikap netral terhadap risiko produksi risk neutral : petani bersikap
indeferent antara I
E
dan EMV dan utilitas UI
E
sama dengan EU di mana utilitas pendapatan tertentu dari I
E
sama dengan utilitas yang diharapkan expected utility dari dua pendapatan yang tidak pasti yang merupakan garis
DC. 7.
Berani mengambil risiko produksi risk taker : petani mengambil peluang untuk memperoleh pendapatan tertinggi yaitu pada I
1
, meskipun peluang
72 untuk memiliki kondisi yang buruk sebesar 0.4. I
B
– EMV merupakan pendapatan yang tersedia untuk membayar perkiraan peluang opportunity
gamble.
3.4. Keterkaitan Perilaku Risiko Produksi dengan Alokasi Input dan Keuntungan