Analisis Kebijakan Pengembangan Cabai Merah dari Aspek Efisiensi Produksi

299 peningkatan produktivitas cabai merah besar adalah pupuk N, PPCZPT, dan kapur. Sementara itu, faktor-faktor yang menjadi pembatas peningkatan produktivitas cabai merah keriting adalah benih, pupuk N, dan pupuk P 2 O 5 . Dalam upaya meningkatkan produktivitas pada teknologi yang tersedia dapat dilakukan dengan meningkatkan ketersediaan dan tingkat penggunaan faktor produksi yang menjadi pembatas tersebut. Peningkatan produktivitas secara nyata hanya dapat dilakukan dengan inovasi teknologi baru yang dihasilkan dari kegiatan penelitian dan pengembangan, serta adanya mekanisme transfer inovasi teknologi yang lebih maju kepada petani pengguna. Terobosan inovasi teknologi baru dapat difokuskan pada penggunaan benih hibrida tersertifikasi, teknologi pemupukan secara lengkap dan berimbang, penggunaan pupuk organik terstandarisasi, dan penggunaan kapur sebagai unsur pembenah tanah serta teknologi penanganan pasca panen.

7.1.2. Analisis Kebijakan Pengembangan Cabai Merah dari Aspek Efisiensi Produksi

Salah satu temuan hasil analisis kuantitatif dari bab sebelumnya adalah masalah utama yang dihadapi petani cabai merah besar dan cabai merah keriting adalah efisiensi produksi yang masih di bawah frontier-nya. Tingkat pencapaian efisiensi teknis TE usahatani cabai merah besar dan cabai merah keriting tergolong tinggi masing-masing sebesar 0.84 dan 0.93. Tingkat pencapaian efisiensi alokatif AE pada level moderat, masing-masing sebesar 0.61. Sementara itu, tingkat pencapaian efisiensi ekonomi juga pada level moderat, masing-masing 0.51 dan 0.57. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa masih 300 ada peluang peningkatan produktivitas baik melalui peningkatan efisiensi teknis maupun peningkatan efisiensi alokatif. Berdasarkan hasil analisis faktor-faktor yang mempengaruhi inefisiensi teknis menunjukkan bahwa penggunaan faktor produksi yang dapat meningkatkan inefisiensi teknis usahatani cabai merah besar terutama adalah : pupuk K 2 O, pupuk N, pestisidafungisida dan benih. Faktor-faktor yang menimbulkan inefisiensi teknis pada usahatani cabai merah keriting adalah : PPCZPT, pestisdafungisida, serta TKDK dan TKLK. Sementara itu, faktor produksi yang bersifat menurunkan inefisiensi teknis pada usahatani cabai merah besar adalah kapur, sedangkan pada usahatani cabai merah keriting adalah : pupuk N, pupuk K 2 O dan kapur. Upaya peningkatan efisiensi teknis atau penurunan inefisiensi teknis dapat dilakukan dengan penggunaan input-input produksi tersebut secara tepat baik jumlah atau dosis, waktu, dan cara pemberiannya. Agar efektif dapat difokuskan pada kelompok sasaran dengan nilai TE moderat. Kebijakan operasional dapat ditempuh melalui pendidikan dan pelatihan petani, peningkatan kapasitas penyuluh pertanian lapang PPL, serta sistem penyuluhan melalui pendekatan partisipatif dan kegiatan penyuluhan yang benar-benar inovatif. Adanya keterpaduan lembaga penelitian dan pengembangan, lembaga penelitian dan pengkajian, lembaga penyuluhan PPL, serta kelompok tani cabai merah merupakan hal penting untuk meningkatkan efisiensi teknis usahatani cabai merah besar dan cabai merah keriting. 301 Untuk mendukung peningkatan efisiensi alokatif AE pada usahatani cabai merah besar dan cabai merah keriting dilakukan melalui : 1 Alokasi penggunaan faktor produksi secara lebif efisien; 2 Memperbaiki struktur pasar input dan output; 3 Kebijakan insentif skema kredit lunaksubsidi bunga, subsidi benih cabai hibrida, subsidi pupuk kimia, dan subsidi pupuk organik; dan 4 Pengembangan infrastruktur pertanian, seperti jalan, pasar input dan pasar output. Faktor sosial-ekonomi yang berpengaruh menurunkan inefisiensi teknis usahatani cabai merah besar secara nyata adalah : 1 Variabel rasio luas garapan usahatani cabai merah besar terhadap total lahan garapan, 2 Variabel rasio pendapatan dari usahatani cabai merah besar terhadap pendapatan total rumah tangga, 3 Variabel dummy pengetahuan teknologi budidaya, 4 Variabel dummy akses ke pasar input, 5 Variabel dummy keanggotaan kelompok tani, dan 6 Variabel dummy perlakuan pasca panen. Upaya menurunkan inefisiensi teknis dari aspek sosial ekonomi pada usahatani cabai merah besar dapat dilakukan melalui : 1 Meningkatkan pangsa luas lahan garapan usahatani dengan didukung kebijakan pertanahan yang kondusif program sertifikasi tanah; 2 Meningkatkan pangsa pendapatan dari usahatani cabai merah besar terhadap total pendapatan, melalui intensifikasi usahatani; 3 Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan teknis budidaya, melalui penyediaan teknologi spesifik lokasi dan jenis cabai merah; 4 Meningkatkan akses petani ke pasar input dan kredit, melalui kebijakan subsidi input dan subsidi bunga; 5 Meningkatkan konsolidasi kelompok tani 302 keanggotaan, manajemen, dan permodalan dan memberdayakan anggota secara partisipatif; serta 6 Mendorong petani untuk melakukan kegiatan penanganan pasca panen melalui dukungan infrastruktur penaganan pasca panen dan penyediaan teknologi pasca panen. Faktor sosial-ekonomi yang berdampak menurunkan inefisiensi teknis usahatani cabai merah keriting secara nyata adalah : 1 Variabel total luas lahan garapan, 2 Variabel rasio luas garapan usahatani cabai merah keriting terhadap total lahan garapan, 3 Variabel pendapatan total rumah tangga, 4 Variabel pendidikan formal KK rumah tangga petani, dan 5 Variabel pengalaman KK rumah tangga tani dalam berusahatani cabai merah keriting. Upaya menurunkan inefisiensi teknis dari aspek sosial ekonomi pada usahatani cabai merah keriting dapat dilakukan dengan : 1 Meningkatkan luas lahan garapan usahatani dengan didukung kebijakan pertanahan yang kondusif program sertifikasi tanah dan konsolidasi usahatani; 2 Meningkatkan pangsa luas lahan garapan usahatani cabai merah keriting terhadap total lahan garapan, melalui dukungan permodalan dengan skema kredit lunak; 3 Meningkatkan sumber-sumber pendapatan baru bagi petani cabai merah keriting, terutama melalui pengembangan agroindustri berbasis cabai merah di daerah-daerah sentra produksi; 4 Meningkatkan pendidikan formal KK melalui pendidikan dan pelatihan untuk orang dewasa melalui pendekatan partisipatif, misalnya melalui sekolah lapang; dan 5 Meningkatkan pengalaman KK dalam usahatani cabai merah keriting baik dari aspek keterampilan teknis maupun manajemen usahatani. 303

7.1.3. Analisis Kebijakan Pengembangan Cabai Merah dari Aspek Risiko Produktivitas dan Harga