Konsep Efisiensi TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Efisiensi

Farrell 1957 menyatakan alasan pentingnya pengukuran efisiensi : 1 Masalah pengukuran efisiensi produksi suatu industri adalah penting untuk ahli teori ekonomi maupun pengambil kebijakan ekonomi; 2 Jika alasan-alasan teoritis efisiensi relatif dari berbagai sistem ekonomi harus diuji, maka penting untuk mampu membuat pengukuran efisiensi aktual; 3 Jika perencanaan ekonomi sangat terkait dengan industri tertentu adalah penting untuk meningkatkan output tanpa menyerap sumberdaya-sumberdaya tambahan atau menaikkan efisiensinya. Dalam teori ekonomi mikro yang standar, konsep fungsi produksi membentuk dasar untuk deskripsi hubungan input-output bagi petani. Jika diasumsikan faktor produksi homogen dan informasi lengkap tentang teknologi yang ada, fungsi produksi mewakili sejumlah metode untuk menghasilkan output. Untuk situasi tertentu, fungsi produksi akan memberikan gambaran tentang teknologi produksi. Penghitungan efisiensi selanjutnya dapat dibuat relatif terhadap fungsi produksi. Secara khusus, inefisiensi teknis akan ditentukan oleh jumlah penyimpangan dari fungsi produksi ini. Byerlee 1987, mengemukakan bahwa dalam istilah ekonomi, inefisiensi teknis mengacu pada kegagalan untuk beroperasi pada fungsi produksi tersebut. Penyebab potensial inefisensi teknis adalah informasi tidak sempurna, kapabilitas teknis yang rendah dan motivasi yang tidak memadai Daryanto, 2000. 21 Farrell 1957 memperkenalkan metoda sederhana untuk mengukur efisiensi petani langsung dari data observasi, dalam kasus output tunggal, dengan melibatkan banyak input. Efisiensi teknis didefinisikan sebagai kemampuan petani mencapai output maksimum yang mungkin tercapai dari sejumlah penggunaan input pada teknologi yang tersedia. Lau dan Yotopoulus 1971 mengemukakan, seorang produsen lebih efisien secara teknis daripada produsen lainnya, apabila secara konsisten mampu menghasilkan produk yang lebih tinggi, dengan menggunakan faktor produksi yang sama. Sementara itu, efisiensi alokatif mengacu pada kemampuan petani merespon sinyal ekonomi dan memilih kombinasi input optimal pada harga-harga input yang berlaku. Farrell 1957 mengembangkan literatur untuk melakukan estimasi empiris untuk efisiensi teknis tehcnical efficiencyTE, efisiensi alokatif alocative efficiencyAE, dan efisiensi ekonomi economic efficiencyEE. Kemudian penggunaannya lebih lanjut dilakukan oleh Tylor, et al., 1986, serta Ogundari dan Ojo, 2006. Efisiensi teknis TE didefinisikan sebagai kemampuan seorang produsen atau petani untuk mendapatkan output maksimum dari penggunaan sejumlah input. Efisiensi teknis TE berhubungan dengan kemampuan petani untuk berproduksi pada kurva batas isoquan frontier isoquan. Dapat juga didefinisikan sebagai kemampuan petani untuk memproduksi pada tingkat output tertentu dengan menggunakan input minimum pada tingkat teknologi tertentu. Efisiensi alokatif AE adalah kemampuan seorang petani untuk menggunakan input pada proporsi yang optimal pada harga faktor dan teknologi produksi yang tetap given. Dapat juga didefinisikan sebagai kemampuan petani 22 untuk memilih tingkat penggunaan input minimum di mana harga-harga faktor dan teknologi tetap. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa AE menjelaskan kemampuan petani dalam menghasilkan sejumlah output pada kondisi minimisasi rasio biaya input. Gabungan kedua efisiensi ini disebut efisiensi ekonomi EE, artinya bahwa produk yang dihasilkan baik secara teknik maupun alokatif efisien. Secara ringkas dapat dikatakan EE sebagai kemampuan yang dimiliki oleh petani dalam berproduksi untuk menghasilkan sejumlah output yang telah ditentukan sebelumnya. Secara ekonomik efisien bahwa kombinasi input-output akan berada pada fungsi produksi frontier dan jalur pengembangan usaha expantion path. Pendekatan yang digunakan untuk mengestimasi tingkat efisiensi teknis dalam perkembangan selanjutnya menggunakan fungsi stochastic production frontier SPF. Berdasarkan artikel, ketiga pendekatan tersebut diperkenalkan secara lebih luas oleh Aigner, Lovell dan Schmidt 1977 maupun Meeusen dan Van den Broeck 1977. Terdapat empat implikasi kebijakan yang dapat dihasilkan dari bahasan tentang efisiensi teknis, alokatif, dan ekonomis, yakni Ellis, 1988; Ellis, 2003: a Jika petani memang dibatasi oleh teknologi yang tersedia, maka hanya perubahan teknologi maju yang dapat meningkatkan kesejahteraan petani, b Dengan asumsi bahwa petani secara alokatif responsif terhadap perubahan harga, maka memanipulasi harga input dan output skema kredit, subsidi pupuk mungkin mempunyai pengaruh yang sama pada biaya yang lebih rendah, c Jika inefisiensi adalah akibat dari ketidaksempurnaan pasar, maka kinerja pasar 23 seharusnya diperbaiki, dan d Jika petani secara teknis adalah inefisien maka pendidikan petani dan penyuluhan pertanian perlu ditingkatkan. Selain itu, Ellis 1988 mengemukakan inefisiensi teknis juga dapat disebabkan oleh perilaku petani terhadap risiko produksi, pada petani yang berperilaku menghindari risiko roduksi risk averse maka alokasi penggunaan input semakin rendah, sehingga akan meningkatkan inefisiensi teknis.

2.2. Pengukuran Efisiensi Berorientasi Input dan Output