72 untuk memiliki kondisi yang buruk sebesar 0.4. I
B
– EMV merupakan pendapatan yang tersedia untuk membayar perkiraan peluang opportunity
gamble.
3.4. Keterkaitan Perilaku Risiko Produksi dengan Alokasi Input dan Keuntungan
Kesediaan petani sebagai pengambil keputusan untuk memilih atau berperilaku terhadap risiko produksi, pada dasarnya akan tergantung pada sifat
pembawaan psikis dan kepuasan utilitas yang diterima petani dari hasil keluaran. Faktor-faktor tersebut akan menentukan perilaku dan strategi petani dalam
menghadapi risiko produksi. Perbedaan perilaku petani dalam menghadapi risiko produksi akan mempengaruhi keputusan mereka dalam mengalokasikan input-
input produksi yang digunakan. Selanjutnya alokasi input yang digunakan akan mempengaruhi tingkat efisiensi dan produktivitas yang dicapai oleh petani.
Menurut Ellis 1988, pada analisis risiko produksi terdapat dua pendekatan yang berbeda terhadap probabilitas subyektif, yaitu:
1. Perlakuan probabilitas risiko produksi sebagai varian dari rata-rata yang diharapkan atas munculnya kejadian-kejadian yang tidak pasti. Varian
merupakan konsep statistik yang mengukur deviasi rata-rata dari suatu kumpulan angka dari rata-ratanya. Dalam pendekatan produksi pertanian
risiko produksi dipandang sebagai probabilitas terjadinya kejadian-kejadian yang menyebabkan fluktuasi pendapatan petani yaitu di atas atau di bawah
rata-rata pendapatan yang diharapkan average expected income.
73 2. Pendekatan kedua memperlakukan risiko produksi sebagai probabilitas
bencana. Pendekatan ini menggunakan perspektif yang sama dengan perusahaan asuransi dalam analisis risiko. Situasi dan perilaku rumah tangga
petani dalam pendekatan ini difokuskan untuk menghindarkan risiko produksi atau bencana daripada tujuan-tujuan maksimasi keuntungan di bawah kondisi
ketidakpastian. Pertanian merupakan salah satu sektor perekonomian yang paling rawan
terhadap dampak negatif perubahan perilaku iklim McCarl et al., 2001; Yohe and Tol, 2002; Stern et al., 2006. Meningkatnya insiden dan intensitas banjir dan
atau kekeringan menyebabkan terjadinya ekskalasi kerusakan tanaman. Seiring terjadinya perubahan iklim kebanjiran, kekeringan, serangan OPT, dan salinitas,
diperkirakan risiko produksi dan ketidakpastian dalam usahatani meningkat, terlebih untuk komoditas cabai merah yang sangat rentan terhadap perubahan
iklim. Dengan demikian, secara langsung maupun tidak langsung areal tanaman yang terancam gagal panen atau penurunan produktivitas meningkat.
Implikasi analisis risiko produksi
dalam model neoklasik yang mengilustrasikan tentang keputusan produksi di bawah risiko dijelaskan oleh
Ellis 1988 dan dapat disimak pada Gambar 6. Dalam gambar tersebut diilustrasikan tiga respon yang berbeda dari output terhadap satu input variabel
yaitu pupuk nitrogen dalam terminologi nilai value terms, sehingga dapat diperoleh keuntungan dan kerugian. Gambar tersebut dibangun untuk
mengeksplorasi pendekatan varian pendapatan dan penolakan risiko. Risiko produksi dapat diilustrasikan sebagai ketidak pastian berkenaan dengan perubahan
74 perilaku iklim cuaca dengan dua kejadian yaitu cuaca baik dan buruk yang dapat
dilihat dari hubungan pola curah hujan dengan kebutuhan tanaman akan air. Dalam gambar tersebut petani memperkirakan tiga tahun cuaca baik dan dua
tahun cuaca buruk untuk lima tahun tanam, dengan probabilitas untuk musim baik adalah 0.6 dan musim buruk adalah 0.4. Dengan demikian harapan terhadap nilai
produk total Total Value Product dapat diformulasikan ETVP = 0.6 TVP
1
+ 0.4 TVP
2
= 1.
Keterangan : TVP
1
= Respon nilai produk total total value product terhadap peningkatan tingkat penggunaan nitrogen pada tahun tanam dengan iklim baik.
TVP
2
= Respon nilai produk total total value product terhadap peningkatan tingkat penggunaan nitrogen pada tahun tanam dengan iklim buruk.
TFC TVP
2
x
1
x
E
x
2
a f
c b
i g
j d
e
Gambar 6. Keputusan Produksi di bawah Risiko
Input Pupuk X T
o ta
l Nila
i P
r o
d u
k Rp
TVP
1
h E TVP
Sumber : Ellis, 1988
75 ETVP = Nilai produk total yang diharapkan expected total value product
berdasarkan pandangan subyektif petani mengenai perilaku musim. TFC = Biaya faktor total Total Factor Cost yang menggambarkan garis
biaya total.
Bentuk kurva mencerminkan dampak kondisi iklim pada respon output atas kebutuhan pupuk nitrogen. Adapun Total Factor Cost TFC merupakan
garis biaya total Total Cost Line yang menunjukkan bagaimana biaya produksi total meningkat seiring dengan bertambahnya pembelian iput pupuk N. Dampak
risiko produksi pada penghitungan efisiensi dapat dilihat pada tiga alternatif posisi operasi x
1
, x
E
, dan x
2
yang masing-masing rasional secara alokatif, tergantung pada preferensi subyektif petani.
Keputusan produksi di bawah risiko dengan pendekatan varian pendapatan dikemukakan oleh Ellis, 1988 dan Ellis, 2003 :
1. Pemakian input x
1
. Pemakian input x
1
yang efisien dengan efisiensi alokatif adalah TVP
1
memberikan keuntungan terbesar pada ab yang mungkin dicapai jika cuaca baik; jika ternyata cuaca buruk, nilai kerugian yang ditanggung
sebesar bj. Petani yang beroperasi di titik ini dapat digolongkan sebagai petani yang berani mengambil risiko produksi risk taker, sebab petani
sebagai pengambil keputusan tetap mengambil peluang operasi pada X
1
meskipun secara subyektif kalkulasinya menyatakan probabilitasnya 0.6. 2.
Pemakaian input x
2
. Penggunaan input x
2
konsisten dengan efisiensi alokatif pada TVP
2
. Pada kondisi ini jika cuaca baik petani memperoleh keuntungan sebesar ce; dan jika cuaca buruk petani masih memperoleh keuntungan
76 sebesar de. Petani yang beroperasi pada titik ini dapat digolongkan sebagai
petani menolak risiko produksi risk averse. 3.
Pemakain input x
E
. Kondisi ini konsisten dengan efisiensi alokatif yang berimbang pada dua probabilitas kejadian iklim. Pada TVP
1
keuntungan yang diperoleh sebesar fh lebih kecil dari ab dan pada TVP
2
kerugian yang ditanggung sebesar hi lebih kecil dari bj. Petani yang beroperasi pada titik
ini dapat digolongkan sebagai petani yang netral terhadap risiko produksi risk neutral.
3.5. Model Stokastik Frontier dan Perilaku Risiko