42 kesiapan misalnya fasilitas, sumberdaya manusia dan layanan yang semakin
membaik. Semakin besar peranannya, maka semakin lengkap pula fasilitas, sumberdaya manusia dan layanan yang diberikan. Untuk melihat tingkat
persaingan antar pelabuhan perikanan, maka menurut Rustiadi et al. 2005, dapat menggunakan metode hierarki perkembangan wilayah metode skalogram.
Metode skalogram adalah metode untuk menentukan hirarki wilayah termasuk hierarki pelabuhan perikanan. Rumus dan cara untuk menentukan indeks hierarki
skalogram dapat dilihat pada metodologi. Menurut Budiharsono 2001, bahwa inti dari model ekonomi basis
economic base model adalah arah dan pertumbuhan suatu wilayah ditentukan oleh ekspor wilayah tersebut. Ekspor tersebut berupa barang-barang dan jasa,
termasuk tenaga kerja. Sektor industri yang bersifat seperti ini disebut sektor basis. Selain sektor basis, ada kegiatan-kegiatan sektor pendukung yang
dibutuhkan untuk melayani pekerja pada sektor basis dan kegiatan sektor basis itu sendiri. Kegiatan sektor pendukung, seperti perdagangan dan pelayanan
perseorangan, disebut sektor non basis. Kedua sektor tersebut mempunyai hubungan dengan permintaan dari luar wilayah. Sektor basis berhubungan
langsung, sedangkan sektor non basis berhubungan secara tidak langsung, yaitu melalui sektor basis dulu. Apabila permintaan dari luar meningkat, maka sektor
basis akan berkembang. Hal ini pada gilirannya nanti akan mengembangkan sektor non basis. Salah satu metode apakah suatu sektor merupakan sektor basis
atau non basis adalah menggunakan metode pengukuran tidak langsung melalui metode location quotient LQ. Alasan penggunaan metode ini karena tidak
memerlukan biaya, waktu dan tenaga yang banyak seperti metode pengukuran langsung dengan survei lapangan.
3.8 Hubungan Pelabuhan Perikanan dengan Wilayah
Pelabuhan perikanan adalah bagian penting dari wilayah pesisir. Pelabuhan perikanan adalah pusat aktivitas perikanan dan titik temu antara aktivitas ekonomi
masyarakat berbasis daratan dan lautan. Pelabuhan perikanan adalah tempat yang strategis di dalam kawasan strategis di wilayah pesisir.
Menurut Rustiadi 2001, bahwa wilayah pesisir adalah kawasan strategis. Kawasan strategis adalah suatu kawasan ekonomi yang secara potensial memiliki
43 efek ganda multiplier effect yang signifikan secara lintas sektoral, lintas spasial
wilayah dan lintas pelaku. Dengan demikian, perkembangan wilayah strategis memiliki efek sentrifugal karena dapat menggerakkan secara efektif
perkembangan ekonomi sektor-sektor lainnya, perkembangan wilayah di sekitarnya serta kemampuan menggerakan ekonomi masyarakat secara luas,
dalam arti tidak terbatas ekonomi masyarakat kelas-kelas tertentu saja. Peranan strategis wilayah pesisir hanya tercapai jika memenuhi persyaratan-persyaratan
berikut: 1
Basis ekonomi economic base wilayah yang bertumbuh atas sumberdaya- sumberdaya domestik yang terbarui domestic renewable resources.
2 Memiliki keterkaitan ke belakang backward linkage dan ke depan forward
linkage terhadap berbagai sektor ekonomi lainnya di daerah yang bersangkutan secara signifikan, sehingga perkembangan sektor basis dapat
menimbulkan efek ganda terhadap perkembangan sektor-sektor lainnya di daerah yang bersangkutan.
3 Efek ganda multiplier effect yang signifikan dari sektor basis dan sektor-
sektor turunan dan penunjangnya dengan penciptaan tenaga kerja dan pendapatan masyarakat sektor rumah tangga, sektor pemerintah dan PDRB
wilayah. 4
Keterkaitan lintas regional di dalam maupun antar wilayah yang tinggi intra and inter-regional interactions akan lebih menjamin aliran alokasi dan
distribusi sumberdaya yang efisien dan stabil sehingga menurunkan ketidakpastian uncertainty.
5 Terjadinya learning process secara berkelanjutan yang mendorong terjadinya
koreksi dan peningkatan secara terus menerus secara berkelanjutan. Menurut Hagget et al. 1977, yang diacu Rustiadi 2001, bahwa konsep
wilayah terdiri dari 3 kategori, yaitu wilayah homogen, wilayah nodal dan wilayah perencanaan.
Konsep wilayah homogen yang lebih menekankan prinsip pewilayahan yang menekankan homogenitas kesamaan di dalam kelompok dan memaksimumkan
perbedaan antar kelompok tanpa memperhatikan bentuk hubungan fungsional antar wilayah-wilayahnya. Berbeda dengan konsep homogen, konsep wilayah
44 nodal adalah konsep yang menekankan adanya pemisahan bagian-bagian di dalam
wilayah berdasarkan fungsinya. Konsep wilayah nodal didasarkan atas asumsi bahwa suatu wilayah diumpamakan sebagai sel hidup yang mempunyai plasma
dan inti. Wilayah perencanaan adalah wilayah yang dibatasi berdasarkan kenyataan terdapatnya sifat-sifat tertentu pada wilayah baik akibat sifat alamiah
maupun non alamiah sehingga perlu perencanaan secara integral. Menurut Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan-IPB 2000, proses
pengembangan pelabuhan perikanan dipengaruhi oleh 8 faktor kewilayahan pelabuhan perikanan yang masing-masing bersifat saling berpengaruh terhadap
pengembangan pelabuhan perikanan. Kedelapan faktor kewilayahan pelabuhan perikanan adalah sebagai berikut:
1 Kondisi wilayah perairan laut, meliputi kondisi sumberdaya ikan dan daerah
penangkapan ikan. Besarnya potensi sumberdaya ikan yang tersedia dan lestari dan adanya daerah-daerah penangkapan ikan yang dapat dijangkau
armada perikanan suatu pelabuhan perikanan akan menentukan pengembangan pelabuhan perikanan dan sebaliknya.
2 Aktivitas perikanan wilayah, terutama yang terkait dengan berapa besar
permintaan pasar terhadap komoditi perikanan lokal, regional dan atau global akan mempengaruhi pengembangan pelabuhan perikanan dan
sebaliknya. 3
Pertumbuhan ekonomi wilayah, seperti yang tergambar dalam PDRB dan inflasi, dapat memacu pengembangan suatu pelabuhan perikanan baik berupa
kesiapan ekonomi pemerintah, maupun kesiapan ekonomi masyarakat dan sebaliknya.
4 Kondisi prasarana dan sarana umum wilayah, merupakan unsur pendukung
penting bagi pengembangan suatu pelabuhan perikanan. Kondisi prasarana sarana umum yang tersedia prasarana dan sarana transportasi, air, listrik dan
telekomunikasi aktivitas-aktivitas didalam dan keluar pelabuhan perikanan seperti distribusi pemasaran ikan, dan lain sebagainya. Sebaliknya, aktivitas
yang tinggi dari suatu pelabuhan perikanan, akan memberikan tekanan kepada perlunya dikembangkan prasarana dan sarana umum yang telah ada
disuatu wilayah.
45 5
Kondisi penduduk suatu wilayah, terutama didalam bentuk pendapatan perkapita, konsumsi ikan perkapita yang juga dapat diartikan sebagai potensi
pasar, pertumbuhan penduduk suatu wilayah, dan kondisi aspek sosial penduduk adalah jelas mempengaruhi pengembangan pelabuhan perikanan.
Pendapatan perkapita yang tinggi, konsumsi ikan yang tinggi, pertumbuhan penduduk yang tinggi dan kondisi sosial penduduk yang positif akan
memberikan pengaruh positif terhadap pengembangan suatu pelabuhan perikanan disuatu wilayah. Sebaliknya walau tidak terjadi secara otomatis,
ketersediaan jumlah komoditi ikan yang tinggi akibat pengembangan suatu pelabuhan perikanan misalnya, akan memberikan tekanan kepada
peningkatan pendapatan, sekurang-kurangnya pada sebagian penduduk suatu wilayah seperti nelayan dimana suatu pelabuhan perikanan berada.
Demikian pula berdampak sosial positif bagi penduduk tersebut. 6
Kondisi lahan lokasi pelabuhan perikanan yang meliputi lahan daratan dan perairan suatu pelabuhan perikanan menentukan pula pengembangan
pelabuhan perikanan tersebut. Keterbatasan lahan daratan suatu pelabuhan perikanan akan dapat membatasi pengembangannya.
7 Aktivitas-aktivitas non perikanan wilayah yang terdapat disekitar pelabuhan
perikanan dapat mempengaruhi pengembangan pelabuhan perikanan tersebut. Aktivitas-aktivitas di sekeliling pelabuhan perikanan yang sudah tertata rapi,
tidak akan mudah untuk diubah peruntukkannya bagi kepentingan pelabuhan perikanan. Aktivitas-aktivitas pelabuhan perikanan yang mungkin dapat
menghasilkan limbah ke perairan laut misalnya mempengaruhi usaha tambak masyarakat sekitar pelabuhan perikanan, dapat menimbulkan tekanan yang
negatif bagi pengembangan pelabuhan perikanan tersebut. 8
Kebijakan pemerintah daerah ataupun pusat, secara jelas akan mempengaruhi pengembangan suatu pelabuhan perikanan karena pemerintah merupakan
pihak yang melakukan pengarahan bagi pengembangan perikanan; melalui kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan.
Terhadap kedelapan faktor tersebut diatas maka PPN Palabuhanratu sudah memenuhi kebutuhan kedelapan faktor tersebut walaupun masih ada masalah-
masalah yang perlu ditindaklanjuti untuk diselesaikan.
46
3.9 Konsep Triptyque Portuaire