Kesimpulan Pola Pengembangan Pelabuhan Perikanan dengan Konsep Triptyque Portuaire: Kasus Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu

7 KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

1 PPN Palabuhanratu sangat perlu dikembangkan guna mengoptimalkan fungsinya. Pengembangan PPN Palabuhanratu diarahkan untuk mengembangkan fasilitas dan operasionalnya guna menunjang aktivitas perikanan yang memanfaatkan potensi SDI di WPP 9 Samudera Hindia. Alokasi pemanfaatan SDI di WPP 9 untuk PPN Palabuhanratu sebesar 19.000 tontahun, yang terdiri dari potensi kelompok SDI pelagis besar sebesar 6.584 tontahun, kelompok SDI pelagis kecil sebesar 9.466 tontahun, kelompok SDI demersal sebesar 2.429 tontahun dan kelompok SDI lainnya sebesar 521 tontahun. Target jumlah kapal yang akan memanfaatkan SDI tersebut untuk PPN Palabuhanratu sebanyak 922 unit yang terdiri dari kapal ukuran 5 GT sebanyak 530 unit, kapal ukuran 5-30 GT sebanyak 238 unit dan kapal ukuran 30-150 GT sebanyak 114 unit. Pemanfaatan kolam pelabuhan sudah melebihi kapasitasnya, yakni kapasitas kolam I sebanyak 125 unit kapal berukuran 5-30 GT dimuati oleh kapal sebanyak 527 unit kapal yang sedang ada di kolam atau melakukan docking atau mengalami kerusakan, kolam II berkapasitas 40 unit kapal berukuran 30-150 GT dimuati oleh 67 unit kapal yang ada di kolam atau melakukan docking atau mengalami kerusakan, sehingga memerlukan perluasan kolam. Sesuai dengan analisis location quoatient LQ Kabupaten Sukabumi, sektor perikanan adalah sektor basis yang berpotensi mengembangkan sektor non basis dan perekonomian kawasan. Indeks relatif nilai produksi I sebesar 0.6 menunjukkan bahwa pemasaran ikan di PPN Palabuhanratu perlu dikembangkan. Hasil skalogram menunjukkan bahwa terjadi persaingan antar 6 unit pelabuhan perikanan PPS Jakarta, PPS Bungus, PPS Cilacap, PPN Sibolga, PPN Palabuhanratu dan PPN Prigi yang menunjukkan bahwa dari segi fasilitas PPS Jakarta lebih unggul, dari segi SDM PPN Palabuhanratu lebih unggul, dari segi jenis ikan yang didaratkan PPS Cilacap lebih unggul, dari 212 segi alat penangkapan ikan PPN Palabuhanratu lebih unggul dan dari segi jenis kapal PPS Jakarta lebih unggul. Pengembangan fasilitas dan operasional PPN Palabuhanratu terlebih dahulu adalah mengoptimalkan fungsi PPN Palabuhanratu yang selanjutnya akan diarahkan untuk meningkatkan kelasnya menjadi pelabuhan perikanan samudera berdasarkan indikasi foreland dan hinterland nya . 2 Pola pengembangan PPN Palabuhanratu untuk mengoptimalkan fungsinya, telah diformulasikan sebagai berikut : diperlukan perluasan kapasitas kolam dari 5 ha menjadi 8,6 ha dengan kedalaman 4 m, panjang dermaga dari 910 meter menjadi 1.452 meter, penambahan luas gedung TPI dari 900 m 2 menjadi 1.424 m 2 , kebutuhan solar dari 10.381 kltahun menjadi 37.695 kltahun, kebutuhan es dari 18.250 tontahun menjadi 38.000 tontahun, kebutuhan air bersih dari 38.370 kltahun menjadi 86.272 kltahun dan penambahan luas areal dari 7,2 ha menjadi 30 ha. Dengan pengembangan fasilitas tersebut, maka diharapkan tercapai target jumlah kapal yang mendarat sebesar 922 unittahun, target jumlah produksi ikan sebesar 19.000 tontahun yang berasal dari WPP 9 Samudera Hindia. Distribusi ikan di hinterland primer dalam negeri dari ikan segar PPN Pabuhanratu akan meningkat dari 3.194 ton tahun 2005 menjadi 6.163 ton setelah PPN Palabuhanratu dikembangkan, distribusi ikan di hinterland primer luar negeri ekspor dari ikan segar PPN Palabuhanratu meningkat dari 204 ton tahun 2005 menjadi 6.650 ton pada saat pengembangan PPN Palabuhanratu. Distribusi ikan di hinterland sekunder dari jenis ikan olahan dari PPN Palabuhanratu sebesar 3.203 ton tahun 2005 menjadi 6.187 ton pada saat pengembangan PPN Palabuhanratu. Daerah distribusi pengembangan hinterland relatif tetap yakni Jawa Barat dan DKI Jakarta serta negara tujuan ekspor diperkirakan semakin luas sampai ke Uni Eropa. Jumlah konsumen dalam negeri terhadap ikan dari PPN Palabuhanratu sebanyak 281.049 orang tahun 2005 meningkat menjadi 542.619 orang. Hal- hal tersebut akan berdampak terhadap perubahan pola operasional pelabuhan pada kegiatan tambat labuh, pendaratan ikan, penanganan ikan, pemasaran 213 dan distribusi ikan, penyuluhan dan pengumpulan data statistik, manajemen pelabuhan serta kegiatan pengawasan sumberdaya perikanan. 3 Urutan prioritas pengembangan PPN Palabuhanratu adalah: peningkatan jumlah kapal, peningkatan jumlah ikan, peningkatan pendapatan pelabuhan perikanan, peningkatan jumlah tenaga kerja dan peningkatan PAD.

7.2 Saran