Pengertian Pola Pengembangan Pelabuhan Perikanan

30 dibangun oleh pemerintah, BUMN maupun perusahaan swasta. 4 Pemerintah, BUMN maupun perusahaan swasta yang akan membangun pelabuhan perikanan wajib mengikuti rencana induk pelabuhan perikanan secara nasional dan peraturan pelaksanaannya. 5 Pembangunan pelabuhan perikanan dilaksanakan melalui pentahapan study, investigation, detail design, construction, operation dan maintenance SIDCOM. 6 Selain pemerintah, pihak swasta dapat membangun dan mengoperasionalkan pelabuhan perikanan. 7 Klasifikasi pelabuhan perikanan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No: PER.16MEN2006 tanggal 23 Juni 2006 tentang Pelabuhan Perikanan membagi ke dalam 4 kelas Pelabuhan Perikanan, yakni Pelabuhan Perikanan Samudera PPS, Pelabuhan Perikanan Nusantara PPN, Pelabuhan Perikanan Pantai PPP dan Pangkalan Pendaratan Ikan PPI. Tabel 6 memuat secara rinci kriteria teknis klasifikasi pelabuhan perikanan menurut Menteri Kelautan dan dan Perikanan 8 Setiap pembangunan pelabuhan perikanan wajib terlebih dahulu memperoleh persetujuan Menteri Kelautan dan Perikanan. Lokasi pembangunan pelabuhan perikanan ditetapkan oleh BupatiWalikota setempat. 9 Pengelolaan pelabuhan perikanan dipimpin oleh seorang Kepala Pelabuhan. Kepala Pelabuhan Perikanan bertindak sebagai koordinator tunggal dalam penyelenggaraan pelabuhan perikanan. 10 Dalam menata dan menertibkan penyelenggaraan pelabuhan perikanan, kepala pelabuhan perikanan dapat menerbitkan ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan penyelenggaraan pelabuhan perikanan. 11 Fasilitas-fasilitas yang ada di pelabuhan perikanan: 1 Fasilitas pokok, yaitu fasilitas dasar yang diperlukan dalam kegiatan di suatu pelabuhan. Fasilitas ini berfungsi untuk menjamin keamanan dan kelancaran kapal baik sewaktu berlayar keluar masuk pelabuhan maupun sewaktu berlabuh di pelabuhan. Fasilitas pokok antara lain: a pelindung seperti breakwater, revetment, dan groin dalam hal secara 31 teknis diperlukan, b tambat seperti dermaga dan jetty, c perairan seperti kolam, dan alur pelayaran, d penghubung seperti jalan, drainase, gorong-gorong, jembatan, e lahan pelabuhan perikanan. Tabel 6 Kriteria teknis klasifikasi pelabuhan perikanan Kelas Pelabuhan Perikanan Samudera Pelabuhan Perikanan Nusantara Pelabuhan Perikanan Pantai Pangkalan Pendaratan Ikan Daerah penangkapan ikan Laut teritorial, ZEEI, laut lepas Laut territorial, ZEEI Perairan pedalaman, Perairan kepulauan, laut teritorial Perairan pedalaman dan perairan kepulauan Fasilitas tambat labuh ukuran kapal GT ≥60 ≥30 ≥10 ≥3 Panjang dermaga m ≥300 ≥150 ≥100 ≥50 Kedalaman kolam m ≥3 ≥3 ≥2 2 Kapasitas tampung kolam sekaligus ≥100 unit kapal atau ≥6000 GT ≥75 unit kapal atau ≥2250 GT ≥30 unit kapal atau ≥ 300 GT ≥20 unit kapal atau ≥ 60 GT Pemasaran Sebagian untuk ekspor - - - Keberadaan industri perikanan ada ada - - Sumber: Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No: PER.16MEN2006 tanggal 23 Juni 2006 tentang Pelabuhan Perikanan. 2 Fasilitas fungsional, yakni fasilitas yang berfungsi untuk meninggikan nilai guna dari fasitas pokok sehingga dapat menunjang aktivitas di pelabuhan, a pemasaran hasil perikanan seperti tempat pelelangan ikan, b navigasi pelayaran dan komunikasi seperti telepon, internet, SSB, rambu-rambu, lampu suar, dan menara pengawas, c suplai air bersih, es dan listrik, d pemeliharaan kapal dan alat penangkap ikan seperti dockslipway, bengkel dan tempat perbaikan jaring, e penanganan dan pengolahan hasil perikanan seperti transit sheed dan laboratorium pembinaan mutu, f perkantoran seperti kantor administrasi pelabuhan, g transportasi seperti alat-alat angkut ikan dan