Fasilitas dan operasional PPS Palabuhanratu

184

6.1.2 Fasilitas dan operasional PPS Palabuhanratu

Direncanakan ada pengembangan kolam III dengan kedalaman 6 m, sehingga dapat mengakomodir kapal sampai ukuran 1000 GT. Kegiatan pendaratan kapal penangkap ikan di dermaga mencakup bongkar ikan unloading, pengangkutan ikan ke cold storage, ke tempat pengalengan ikan atau pengolahan ikan lainnya atau pengangkutan ke TPI dan pembersihan sortircleansing. Dalam rangka pembangunan PPS Palabuhanratu, maka direncanakan ada 3 kolam yang berfungsi untuk tempat labuh kapal sekaligus tempat membongkar ikan di dermaga bongkar. Hasil tangkapan ikan kapal-kapal kecil 30 GT di dermaga I setelah dibongkar di dermaga bongkar, kemudian diangkut ke areal TPI untuk dilakukan pelelangan. Setelah dilelang, maka sebagian ikan dijual dalam bentuk segar guna keperluan konsumsi masyarakat lokal atau restoran. Sebagiannya lagi dibawa ke tempat pengolahan ikan untuk diolah menjadi ikan pindang atau sebagian dibawa ke Jakarta untuk bahan baku industri pengolahan ikan. Kapal-kapal berukuran 30–100 GT yang mendarat dan membongkar hasil tangkapannya di dermaga II hampir semuanya jenis-jenis ikan untuk ekspor seperti ikan tuna. Kapal-kapal yang telah selesai melakukan pembongkaran ikan hasil tangkapannya, akan menuju ke dermaga pelayanan service berth untuk memuat perbekalan melaut berupa bahan bakar minyak, air bersih, es, bahan makanan dan keperluan lainnya. Dalam perencanaannya, dermaga pelayanan akan dipisahkan dengan dermaga bongkar, sehingga kegiatan-kegiatan pembongkaran ikan memiliki dermaga khusus untuk mempercepat pembongkaran ke TPI atau mobil angkutan. Kapal-kapal yang telah beroperasi memerlukan pemeliharaan dan perbaikan. Biasanya setiap 6 bulan kapal akan naik dock. Kegiatan ini mencakup perbaikan bagi kapal-kapal yang rusak beratrusak ringan, penggantian suku cadang, maupun perawatan rutin sebelum melaut. Pihak pelabuhan harus menyiapkan tempat perbaikan kapal berupa slipway, bengkel, dan toko tempat pembelian spare part kapal maupun mesin dan alat tangkap untuk melaksanakan kegiatan ini 185 Kapal-kapal yang telah selesai membongkar hasil tangkapannya maupun yang belum selesai membongkar hasil tangkapannya dan kapal yang telah selesai diperbaiki, akan tambat dan istirahat sambil menunggu operasi penangkapan ikan berikutnya. Selama menunggu masa tambatistirahat, maka ABK akan beristirahat di darat. Banyak hotel-hotel dan penginapan murah yang tersedia di Palabuhanratu. Sebagian hotel tersebut juga menyediakan berbagai hiburan. Di pelabuhan juga tersedia mushola, masjid, puskesmas nelayan, wartel, bank, pegadaian yang dapat digunakan oleh ABK. Lokasi ini berdampingan dengan pasar yang menyediakan keperluan untuk nelayan. Hasil tangkapan ikan dari kapal-kapal ukuran 30 GT umumnya dilakukan pelelangan terlebih dahulu, karena umumnya jenis-jenis ikan yang didaratkan mutunya sudah menurun sehingga produknya dijual untuk konsumsi masyarakat lokal atau sebagai bahan baku pindang. Kegiatan pelelangan ikan hasil tangkapan ini merupakan kegiatan utama dan dilakukan di tempat pelelangan ikan TPI. Didalam kegiatan pelelangan ikan ini mencakup kegiatan administrasi pencatatan, penarikan retribusi, dan lain-lain yang dilakukan oleh petugas TPI, kegiatan jual beli yang melibatkan pemilik ikanpenjual dan pedagangpembeli. Pelabuhan perikanan akan membangun gedung baru pelelangan, untuk mengantisipasi produksi hasil tangkapan yang lebih banyak. Direncanakan gedung pelelangan yang lama akan dijadikan areal untuk pemasaran ikan segar. Bagi ikan-ikan hasil tangkapan yang telah dilelang selanjutnya disortir dan dipak untuk kemudian dipasarkan atau diolah lebih lanjut. Kegiatan ini dilakukan pada satu ruangan di dalam TPI. Apabila terjadi produksi yang melimpah, maka penyortiran dilakukan di atas meja sortir yang dirancang khusus, kemudian menambah tenaga kerja untuk penyortiran ikan. Dalam proses pembongkaran ikan dari laut ke dermaga dan pengangkutan ikan ke TPI atau ke cold storage atau ke tempat pengolahan ikan lainnya, diperlukan penanganan ikan yang lebih baik agar mutu tetap terjaga. Pada saat kapal merapat di dermaga, ikan-ikan yang dibongkar dari palkah, dibersihkan dari kotoran dan es dengan menggunakan air bersih bukan dengan air dari kolam pelabuhan, kemudian disortir dan disusun dalam keranjang dengan ditaburi es. Selanjutnya keranjang-keranjang yang berisi ikan tersebut diangkut ke tempat 186 penyimpanan atau tempat pengolahan atau langsung dipasarkan. Pelabuhan juga akan menyediakan ruangan khusus untuk penanganan jenis ikan tuna yang diproses dalam bentuk segar atau tuna loin. Kegiatan pengolahan meliputi kegiatan pengalengan ikan canning, pendinginanpembekuan di dalam cold storage atau freezer, pengawetan dengan pengeringan drying, pembuatan abon ikan, baso ikan, kerupuk ikan, kerupuk kulit ikan, terasi, pemindangan dan sebagainya. Kegiatan industri pengolahan ikan akan ditempatkan dalam satu kawasan berikat industri perikanan yang dikelola Pemerintah Daerah. Kegiatan pengolahan ini akan banyak melibatkan para pengolah tradisional, maupun para pengolah modern yang mengolah ikan untuk kepentingan pemasaran antar pulau maupun ekspor. Kegiatan ini akan banyak menyerap tenaga kerja lokal sehingga masyarakat pencari kerja tidak perlu ke luar daerah mencari kerja dan kegiatan ini akan mengurangi jumlah pengangguran. Jaringan drainase, untuk setiap gedung harus ada dengan kedalaman dan lebar yang cukup serta mempunyai pengaturan kemiringan ke arah outlet. Kemudian di sisi jalan komplek harus terdapat drainase. Agar air laut tetap bersih, maka outlet air kotor akan diarahkan ke jaringan IPAL. PPS Palabuhanratu dapat berperan sebagai pusat pembinaan penanganan ikan hasil tangkapan mulai dari pembinaan penanganan ikan di atas kapal hingga didaratkan di pelabuhan TPI. Tujuan pembinaan penanganan ikan ini adalah untuk menghasilkan produk yang memenuhi standar mutu dan memperoleh jaminan keamanan pangan untuk memperluas pasar dan untuk mendukung kebutuhan bahan baku industri. Strategi yang dijalankan untuk mencapai tujuan tersebut adalah : a Mempersiapkan fasilitas pelabuhan perikanan sesuai dengan standar pembangunan pelabuhan perikanan sehingga aktivitas perikanan yang dilayani berjalan seefisien mungkin, misalnya fasilitas instalasi penyediaan air, instalasi BBM, crane untuk bongkar muat harus selalu ada ditepi dermaga. b Membangun sistem rantai dingin cold chain system. Pengembangan cold chain system di Pelabuhan Perikanan, meliputi: 187 a Penyediaan pabrik es oleh pihak swasta dalam kuantitas dan kualitas es yang terjamin mutunya dengan harga yang terjangkau. b Mempersiapkan alat penghancur es ice crusher dalam jumlah yang cukup. c Mempersiapkan kapal yang memenuhi syarat untuk penanganan ikan dengan konstruksi palkah yang memenuhi kriteria penanganan mutu, dan melengkapi freezer pada kapal-kapal yang berukuran besar 30 GT. d Mempersiapkan awak kapal yang terlatih untuk menangani ikan di atas kapal. e Penanganan ikan sampai di TPI, mulai dari persiapan pemindahan ikan dari palkah atau freezer, pengangkutan ikan ke TPI atau truk berefrigerasi. TPI harus dirancang agar tercipta kondisi kegiatan pelelangan ikan yang dapat mempertahan mutu ikan. Sebaiknya TPI selalu dijaga kondisi kebersihan, ketertiban dan keamanannya. Di sekeliling TPI atau di luar pintu masuk TPI harus terdapat tempat penampung air bersih agar peserta lelang dapat membersihkan kakinya sebelum masuk ke TPI. Penerangan di dalam TPI agar disesuaikan dengan kebutuhan sehingga setiap tempat di dalam TPI memperoleh cahaya penerangan yang cukup. Perlu pula dipersiapkan lampu serangga di dalam ruang TPI. Di ruang peragaan ikan yang hendak dilelang perlu dilengkapi dengan kran air bersih. Lantai TPI harus memiliki kemiringan sekitar 5 sehingga mencegah adanya genangan air. Lantai TPI dibuat licin guna mencegah kerusakan tubuh ikan pada saat dilelang. Sistem drainase gedung TPI agar dirancang sehingga mengalir ke tempat instalasi pengolahan air limbah IPAL. Pintu masuk ke dalam TPI perlu dilengkapi dengan sistem entry yakni setiap orang dapat masuk apabila menggunakan kartu masuk sehingga pintu dapat terbuka. Begitu juga orang yang akan keluar, perlu ada bukti karcis masuk, agar kegiatan nelayan berjalan efisiensi dan produktif, sehingga aktivitas mereka dapat dipantau dan dikendalikan. 188 Di atas Kapal TPIPPI Pelabuha Cold Storage UPI Truk berefrigerasi Gerobak Dorong Sepeda berinsulasi Motor berinsulasi Truk berefrigerasi Super Market Pasar Dalam Negeri Pasar Tradisional Perkantoran Perumahan Refrigrated Container Pesawat Es crusher Pabrik es Domain Perikanan Tangkap Gambar 29 Cold chain system di PPS Palabuhanratu. f Disediakan pula tempat parkir yang luas untuk truk-truk berefrigerasi. Motor berinsulasi, sepeda berinsulasi dan gerobak dorong perlu pula dipersiapkan, kendaraan-kendaraan tersebutlah yang mengantarkan ikan-ikan ke cold storage, refrigerated container, atau ke pesawat terbang, ke pasar dalam negeri, super market, pasar tradisional, perkantoran atau ke perumahan. Gambar 29 menunjukkan pola cold chain system usaha perikanan. 189 Umumnya bila kita berkunjung ke pelabuhan perikanan, hal pertama yang kita rasakan adalah bau, kotor, penuh sampah, saluran drainase mampat, genangan air kotor, terkesan buruk sanitasinya dan tidak hygienis. Kondisi tersebut pada umumnya disebabkan oleh: 1 Kepadatan kegiatan di pelabuhan perikanan yang tinggi. 2 Kurang atau tidak berfungsinya sarana dan prasarana air bersih, drainase, air limbah, pengelolaan sampah. 3 Kurangnya kesadaran masyarakat pengguna pelabuhan akan kebersihan. Sebuah pelabuhan memerlukan pemeliharaan secara periodik untuk menjaga fungsiperannya sebagai pusat kegiatan pendaratan hasil perikanan, tempat pemasaran hasil laut, tempat penyimpanan, suplai kebutuhan bahan bakar dan air besih kapal, tempat pemeliharaan dan perbaikan kapal. Seluruh kegiatan tersebut akan menghasilkan pencemar polutant baik limbah padat maupun cair. Jika sarana dan prasarana tidak mencukupi, maka lingkungan pelabuhan akan menjadi buruk, kualitas air dan tingkat kebersihan rendah. Sumber pencemaran di Pelabuhan perikanan dapat dikategorikan sebagai berikut: a Limbah buangan padat sampah organik, sampah non organanik dan sampah beracun. Penanganan produk sampah tersebut dilakukan dengan: - Menyiapkan pewadahan sampah. Sebaiknya disediakan tempat sampah yang sudah dipisahkan. Setiap kapal diminta untuk menyediakan tempat sampah di kapalnya. - Pengumpulan sampah secara periodik. - Pengangkutan sampah ke TPS dan TPA. - Pihak pelabuhan harus menyewamemiliki alat crane yang lebih besar kapasitasnya atau back hoe guna menghancurkan bangkai kapal di kolam pelabuhan. b Limbah buangan cair ceceran bahan bakar, oli, minyak, air limbah dari toilet, air bekas pencucian ikan, air limbah industri. Cara penanganannya sesuai dengan karekteristik limbah tersebut, namun yang lebih penting adalah adanya kesadaran pemakai pelabuhan terhadap pentingnya kebersihan pelabuhan. 190 Peningkatan kebersihan lingkungan pelabuhan yang meliputi lingkungan darat dan lingkungan air. Penyediaan alat-alat kebersihan seperti truk sampah, truck crane, forklift, tungku pembakaran insimirator, dan peralatan kebersihan lainnya seperti keranjang, cangkul dan tempat-tempat sampah perlu segera disiapkan guna menjaga kebersihan lingkungan darat dan lingkungan air kolam. Selain itu sistem drainase pelabuhan perlu ditata ulang dan direhabilitasi sesuai dengan hasil studi amdal. Didalam kawasan pelabuhan agar diberi petunjuk- petunjuk tentang peringatan kepada pengguna pelabuhan agar selalu menjaga kebersihan, keindahan dan ketertiban.

6.1.3 Potensi pengembangan wilayah distribusi hinterland