Menurut Notoatmodjo 2003, perilaku adalah tindakan atau aktifitas dari manusia baik yang dapat langsung diamati maupun tidak diamati. Dengan kata lain
perilaku merupakan respon atau reaksi seorang individu terhadap stimulasi yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Perilaku manusia sangat kompleks dan
mempunyai ruang lingkup yang sangat luas. Bloom dalam Notoatmodjo 2003 membagi menjadi ranah kognitif cognitive domain, ranah afektif affective domain,
dan ranah psikomotor psychomotor domain. Dalam perkembangan selanjutnya, ketiga domain ini diukur dari:
1. Pengetahuan peserta didik terhadap materi pendidikan yang diberikan knowledge.
2. Sikap peserta didik terhadap materi pendidikan yang diberikan attitude. 3. Praktik atau tindakan yang dilakukan oleh peserta didik sehubungan dengan
materi pendidikan yang diberikan practice.
2.6. Pengetahuan Gizi
Masalah gizi dapat timbul karena ketidaktahuan atau kurang informasi tentang gizi yang memadai. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu. Hal ini terjadi setelah
seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, yang terjadi melalui panca indera yakni pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba
Notoatmodjo, 2003. Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal dari
berbagai sumber, misalnya seperti media masa, media elektronik, media cetak,
Universitas Sumatera Utara
keluarga, teman dan orang-orang disekitar. Pengetahuan ini dapat membentuk keyakinan tertentu sehingga seseorang berperilaku sesuai dengan keyakinan tersebut.
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk tindakan seseorang karena perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan bertahan lama
daripada yang tidak didasari oleh pengetahuan. Jadi, sebelum seseorang berperilaku baru, dia harus tahu terlebih dahulu apa arti atau manfaat perilaku tersebut
Notoatmodjo, 2010. Menurut Notoatmodjo 2003 tingkat pengetahuan dalam domain kognitif
dibagi menjadi enam yaitu : 1. Tahu know : Kemampuan dalam mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya dengan menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan dan menyatakan sesuatu.
2. Memahami comprehension : Kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi
secara benar, mampu menyebutkan contoh, dan menyimpulkan. 3. Aplikasi applicant : Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari dalam kondisi yang sebenarnya. 4. Analisis analysis : Kemampuan untuk menjabarkan materi suatu
komponen, seperti dapat membuat bagan, membedakan dan mengelompokkan.
Universitas Sumatera Utara
5. Sintesis syntesis : Kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk secara keseluruhan atau kemampuan menyusun
formulasi baru dari formulasi yang sudah ada sebelumnya. 6. Evaluasi evaluation : Kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Pada dasarnya pengetahuan akan terus bertambah dan bervariatif sesuai
dengan pengalaman yang dialami. Menurut Bunner yang dikutip oleh Mubarak 2011, proses pengetahuan tersebut melibatkan tiga aspek, yaitu proses mendapatkan
informasi, proses transformasi dan evaluasi. Informasi baru yang didapat merupakan pengganti pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya atau merupakan
penyempurnaan dari informasi sebelumnya. Pengetahuan gizi dan kesehatan adalah pengetahuan tentang peran makanan
dan zat gizi, sumber-sumber zat gizi pada makanan, makanan yang aman dimakan sehingga tidak menimbulkan penyakit dan cara mengolah makanan yang baik agar zat
gizi dalam makanan tidak hilang, serta bagaimana cara hidup sehat Notoatmodjo dalam Ikada, 2010.
Pengetahuan gizi bertujuan untuk mendorong terjadinya perubahan perilaku gizi yang positif dan bersifat langgeng. Menurut WHO dalam Notoatmodjo 2003,
salah satu strategi untuk perubahan perilaku adalah dengan pemberian informasi guna meningkatkan pengetahuan sehingga timbul kesadaran yang pada akhirnya orang
akan berperilaku sesuai dengan pengetahuannya tersebut. Telah banyak hal yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang gizi, hal ini
Universitas Sumatera Utara
dimaksudkan agar masyarakat senantiasa mengetahui perubahan dan perkembangan- perkembangan baru mengenai gizi, meluruskan pengetahuan masyarakat yang keliru
dan menyempurnakan informasi gizi yang pernah didapat selama ini.
2.7. Sikap Gizi