adanya kesadaran, pengetahuan dan perilaku kesehatan dan gizi yang baik pada anak didasarkan dengan menerapkan program kelas aktif yang didukung oleh pelatihan
terahadap guru dan adanya keterlibatan orangtua. Seperti yang diketahui bahwa proses adopsi suatu perilaku baru bukanlah hal
yang mudah. Teori Rogers yang di kutip oleh Notoatmodjo 2003 menyatakan bahwa sebelum seseorang mengadopsi perilaku baru maka dalam diri seseorang
tersebut terjadi suatu proses yang berurutan,yaitu awarenesskesadaran, yakni seseorang mengetahui sesuatu yang baru karena hasil dari berkomunikasi dengan
pihak lain, misalnya dari teman, orang tua ataupun guru di sekolah, interest tertarik yakni seseorang mulai ingin mengetahui hal-hal baru yang sudah diketahuinya
dengan cara mencari keterangan atau informasi yang lebih terperinci, misalnya membaca buku terkait dengan perilaku baru, evaluation menilai pada tahap ini
seseorang mulai mempertimbangkan serta menghubungkan dengan keadaan dan kemampuan diri, misalnya kesanggupan baik dari segi sosial maupun ekonomi, trial
mencoba pada tahap ini seseorang mulai menerapkan dalam skala kecil sebagai upaya mencoba apakah dapat dilanjutkan atau tidak, tahap terakhir adalah adoption
adopsi pada tahap ini seseorang sudah yakin akan hal baru dan mulai melaksanakan dalam skala besar.
2.10. Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan 1000 HPK
Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan 1000 HPK merupakan suatu gerakan percepatan perbaikan gizi yang diadopsi dari gerakan Scaling Up-Nutrition
Universitas Sumatera Utara
SUNMovement. Gerakan Scaling Up-Nutrition SUN Movement merupakan suatu gerakan global dibawah koordinasi Sekretaris Jenderal PBB. Hadirnya gerakan ini
merupakan respon dari negara-negara di dunia terhadap kondisi status pangan dan gizi di negara berkembang. Tujuan Global dari SUN Movement adalah untuk
menurunkan masalah gizi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan 1000 HPK yaitu 270 hari selama kehamilan dan 730 hari dari kelahiran sampai usia 2 tahun. Periode 1000
HPK ini telah dibuktikan secara ilmiah merupakan periode yang menentukan kualitas kehidupan seseorang, oleh karena itu periode ini sering disebut sebagai “periode
emas” Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat RI, 2013. Pada periode emas tersebut kebutuhan gizi perlu diperhatikan, adapun zat-zat
gizi yang diperlukan selama periode 1000 Hari Pertama Kehidupan adalah sebagai berikut :
1. Periode dalam Kandungan 280 hari
Wanita hamil merupakan kelompok yang rawan gizi oleh sebab itu penting untuk menyediakan kebutuhan gizi yang baik selama kehamilan agar ibu hamil dapat
memperoleh dan mempertahankan status gizi yang optimal sehingga dapat menjalani kehamilan dengan aman dan melahirkan bayi dengan potensi fisik dan mental yang
baik, serta memperoleh energi yang cukup untuk menyusui kelak Arisman, 2004. Telah diketahui bahwa kebutuhan zat gizi akan meningkat selama kehamilan,
yaitu tambahan energi sekitar 300 kkal perharinya, pertambahan energi terutama di trimester II. Penambahan konsumsi energi ini diperlukan untuk pemekaran jaringan
ibu, seperti penambahan volume darah, pertumbuhan uterus dan payudara, serta
Universitas Sumatera Utara
penumpukan lemak. Sepanjang trimester III, energi tambahan dipergunakan untuk pertumbuhan janin dan plasenta Arisman, 2004.
Kebutuhan protein juga mengalami peningkatan selama kehamilan yaitu hingga 68, Protein diperlukan untuk pembentukkan jaringan baru pada janin,
pertumbuhan organ-organ pada janin, perkembangan kandungan ibu, pertumbuhan plasenta, cairan amnion dan penambahan volume darah. Kekurangan asupan protein
dapat berdampak buruk terhadap janin sepeti Intra Uterine Growth Retardation IUGR, cacat bawaat, BBLR dan keguguran Purwitasari Maryanti, 2009.
Kebutuhan zat gizi mikro seperti zat besi, asam folat, dan kalsium juga meningkat. Untuk kebutuhan zat besi selama kehamilan mengalami peningkatan
sebesar 200 sampai 300, hal ini diperlukan untuk pembentukan plasenta dan pembentukan sel darah merah, untuk menjaga agar tidak kekurangan zat besi maka
wanita hamil di sarankan untuk menelan sebanyak 90 tablet besi selama kehamilan. WHO 2006 menegaskan bahwa semua wanita hamil di daerah prevalensi tinggi
gizi buruk harus secara rutin menerima suplemen zat besi dan folat, untuk mencegah anemia. Dimana prevalensi anemia pada wanita hamil yang tinggi 40 , suplemen
harus terus diberikan selama tiga bulan pada periode postpartum. Kebutuhan asam folat, angka kecukupan gizi yang direkomendasikan pada ibu
hamil adalah 600 µg asam folat per hari. Asam Folat merupakan vitamin B yang memegang peranan penting dalam perkembangan embrio, juga membantu mencegah
cacat pada otak dan tulang belakang. Pada ibu hamil, asam folat memiliki peranan penting dalam pembentukan satu per tiga sel darah merah Arisman, 2004.
Universitas Sumatera Utara
Kalsuim, Wanita hamil yang berusia lebih dari 25 tahun membutuhkan kalsium kira-kira 1200 mghari dan cukup 800 mghari untuk yang berusia lebih
muda. Kalsium di gunakan untuk menunjang pembentukan tulang dan gigi serta persendian janin. Jika ibu hamil kekurangan kalsium, maka kebutuhan kalsium akan
diambil dari cadangan kalsium pada tulang ibu, ini akan mengakibatkan tulang keropos atau osteoporosis dan tidak jarang ibu hamil yang mengeluh giginya
merapuh atau mudah patah. Kebutuhan yodium penting selama kehamilan. Yodium merupakan bahan
dasar hormon tiroksin yang berfungsi dalam pertumbuhan dan perkembangan otak bayi. Ibu hamil dianjurkan untuk menambah asupan yodiumnya sebesar 50 µg hari
dari kebutuhan sebelum hamil yang hanya 150 µg hari Sibagariang, 2010.
2. Periode 0 – 6 Bulan 180 hari
Kunci utama dalam periode ini adalah melakukan inisiasi menyusu dini IMD dan Air Susu Ibu ASI secara eksklusif. Inisiasi menyusu dini IMD adalah
memberikan kesempatan kepada bayi baru lahir untuk menyusu sendiri pada ibunya dalam satu jam pertama kelahirannya. proses diletakannya bayi di atas dada ibu
segera setelah lahir untuk mencari puting susu ibu dan mulai menyusu untuk pertama kalinya, dengan dilakukannya IMD maka kesempatan bayi untuk mendapat
kolostrum semakin besar, karena kolustrum merupakan ASI terbaik yang keluar pada hari ke 0-5 setelah bayi lahir yang mengandung antibodi zat kekebalan yang
melindungi bayi dari zat yang dapat menimbulkan alergi atau infeksi Handy, 2010.
Universitas Sumatera Utara
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI Air Susu Ibu setelah lahir sampai bayi berumur 6 bulan tanpa pemberian makanan lain. Tindakan ini akan terus merangsang
produksi ASI sehingga pengeluaran ASI dapat mencukupi kebutuhan bayi dan bayi akan terhindar dari diare. Pada tahun 2001 WHO menyatakan bahwa ASI Eksklusif
selama enam bulan pertama hidup bayi adalah yang terbaik.
3. Periode 6 – 24 Bulan 540 hari
Mulai usia 6 bulan keatas, anak mulai diberikan makanan pendamping ASI MP-ASI karena sejak usia ini, ASI saja tidak mencukupi kebutuhan
anak.Pengetahuan dalam pemberian MP ASI menjadi sangat penting mengingat banyak terjadi kesalahan dalam praktek pemberiannya, seperti pemberian MP ASI
yang terlalu dini pada bayi yang usianya kurang dari 6 bulan, hal ini dapat menyebabkan gangguan pencernaan atau diare. Sebaliknya, penundaan pemberian
MP ASI akan menghambat pertumbuhan bayi karena alergi dan zat-zat gizi yang dihasilkan dari ASI tidak mencukupi kebutuhan lagi sehingga akan menyebabkan
kurang gizi Pudjiadi, 2005. Sistem pencernaan bayi usia enam bulan keatas 6 sudah relatif sempurna,
untuk itu pemberian MP ASI perlu dilakukan secara bertahap, sedikit demi sedikit dalam bentuk encer menjadi bentuk yang lebih kental Arisman, 2004.
Hal-hal yang hasur diperhatikan mengenai cara pemberian MP ASI secara tepat dapat dilihat pada tabel berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1. Prinsip Pemberian MP ASI
6-8 Bulan 8-9 Bulan
9-12 Bulan 12-24 Bulan
Jenis 1 jenis bahan dasar
6 bulan 2 jenis bahan dasar
7 bulan 2-3 jenis bahan
dasarsajikan secara terpisah
atau dicampur 3-4 bulan jenis
bahan dasar sajikan secara
terpisah atau dicampur
Makanan keluarga tanpa
garam, gula,
hindari penyedap, hindari santan dan
gorengan padat
Tekstur Semi cair
dihaluskan, secara bertahap,
kurangi campuran air sehingga
menjadi semi padat
Lunak disaring dan potongan
makanan yang dapat di genggam
dan mudah laarut Kasar
dicincang, makanan yang
dipotong dan dapat
digenggam.
Frekuensi Makanan utama 1-
2 kali sehari, camilan 1 kali
sehari Makanan utama
2-3 kali sehari, camilan satu kali
sehari Makanan utama
3 kali sehari, camilan 2 kali
sehari Makanan utama 3
kali sehari, camilan 2 kali
sehari
Porsi 1-2 sendok teh,
secara bertahap ditambahkan
2-3 sendok makan makanan semi
padat, potongan makanan
seukuran sekali gigit
3-4 sendok makan
makanan semi padat, potongan
makanan seukuran sekali
gigit 5 sendok makan
atau lebih
ASI Sesuka bayi
Sesuka bayi Sesuka bayi
Sesuka bayi
Sumber : Safitri, 2006 Seribu Hari Pertama Kehidupan merupakan suatu periode penting karena
kebanyakan kerusakan atau terhambatnya pertumbuhan disebabkan oleh kurangnya gizi yang terjadi selama periode tersebut, dampak jangka pendek yang akan
ditimbulkan seperti terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik dan gangguan metabolisme tubuh, sedangkan untuk jangka
panjang dapat berupa menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan tubuh sehingga mudah sakit dan munculnya penyakit-
Universitas Sumatera Utara
penyakit degenaratif serta disabilitas pada usia tua. Kesemuanya ini akan menurunkan kualitas SDM di Indonesia, produktifitas, dan daya saing bangsa.
2.11. Kegiatan 1000 HPK
Pada pedoman perencanaan program gizi pada 1000 HPK menjelaskan bahwa gerakan 1000 HPK terdiri dari 2 jenis kegiatan, yaitu intervensi spesifik dan
intervensi sensitif. Kedua intervensi ini sangat baik bila mampu berjalan beriringan.
2.11.1. Kegiatan Intervensi Spesifik
Tindakan atau kegiatan yang dalam perencanaannya ditujukan khusus untuk kelompok 1000 HPK. Kegiatan ini pada umumnya dilakukan oleh sektor kesehatan.
Intervensi spesifik bersifat jangka pendek, hasilnya juga dapat dicatat dalam waktu yang relatif pendek. Jenis-jenis intervensi gizi spesifik adalah sebagai berikut :
1. Ibu hamil : Suplementasi besi folat, pemberian makanan pada ibu KEK, penanggulangan kecacingan pada ibu hamil, pemberian kelambu
berinsektisida dan pengobatan bagi ibu hamil yang postif malaria. 2. Kelompok 0-6 bulan : Promosi menyusui konseling individu dan kelompok
3. Kelompok 7-23 bulan : Promosi menyusui, KIE perubahan perilaku untuk perbaikan MP-ASI, suplementasi zink, zink untuk manajemen diare,
pemberian obat cacing, fortifikasi besi, pemberian kelambu berinsektisda dan malaria.
Universitas Sumatera Utara
2.11.2. Kegiatan Intervensi Sensitif
Intervensi gizi sensitif merupakan berbagai kegiatan yang berada di luar sektor kesehatan. Sasarannya adalah masayarakat umum, tidak khusus untuk 1000
HPK. Namun apabila dilaksanakan secara khusus dan terpadu dengan kegiatan spesifik, dampaknya sensitif terhadap keselamatan proses pertumbuhan dan
perkembangan kelompok 1000 HPK. Dampak kombinasi dari kegiatan spesifik dan sensitif bersifat langgeng dan jangka panjang. Intervensi gizi sensitif meliputi,
penyediaan air bersih dan sanitasi, ketahanan pangan dan gizi, keluarga berencana, jaminan kesehatan masyarakat, jaminan persalinan dasar, fortifikasi pangan,
pendidikan gizi masyarakat, intervensi untuk remaja perempuan dan pengentasan kemiskinan.
Dokumen SUN Inggris menyebutkan bahwa intervensi gizi spesifik yang umumnya dilaksanakan oleh sektor kesehatan hanya 30 persen efektif mengatasi
masalah gizi 1000 HPK. Hal ini karena kompleks nya masalah gizi khusunya masalah beban ganda, yaitu kombinasi antara anak kurus, pendek gemuk dan penyakit tidak
menular PTM, yang terjadi pada waktu yang relatif sama di masyarakat miskin, penuntasan 70 persennya memerlukan keterlibatan banyak sektor pembangunan
diluar sektor kesehatanKementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat RI, 2013.
Universitas Sumatera Utara
2.12. Remaja
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Masa ini sering disebut masa pubertas atau adolesen. Para ahli merumuskan
bahwa istilah pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis baik bentuk fisiologis yang terjadi dengan cepat dari mas anak-anak ke masa dewasa, terutama
perubahan alat reproduksi. Sedangkan adolesens lebih ditekankan pada perubahan psikososial atau kematangan yang menyertai masa pubertas Soetjiningsih dalam
Poltekkes I Depkes, 2012.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia WHO, remaja merupakan suatu individu yang sedang mengalami masa peralihan yang secara berangsur-angsur
mencapai kematangan seksual, mengalami perubahan jiwa dari jiwa kanak-kanak menjadi dewasa dan mengalami perubahan keadaan ekonomi dari kertergantungan
menjadi relatif mandiri Notoatmodjo, 2007.
2.12.1 Fase-Fase Pada Remaja
Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah dua belas tahun hingga dua puluh satu tahun. Menurut Monks dalam Lutfiah, dkk 2013 fase-
fase masa remaja dibagi menjadi tiga tahap, antara lain sebagai berikut:
1. Remaja Awal Early Adolescence
Rentang usia pada masa remaja awal yaitu 12-14 tahun. Pada masa ini, remaja mengalami perubahan jasmani yang sangat pesat dan perkembangan intelektual yang
sangat intensif sehingga minat anak pada dunia luar sangat besar dan pada saat ini remaja tidak mau dianggap kanak-kanak lagi namun belum bisa meninggalkan pola
Universitas Sumatera Utara
kekanak-kanakannya. Selain itu pada masa ini remaja sering merasa sunyi, ragu-ragu, tidak stabil, tidak puas, dan merasa kecewa.
Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan-kawan. Ia senang kalau banyak teman yang menyukainya. Ada kecenderungan “narastic”, yaitu mencintai
diri sendiri, dengan menyukai teman-teman yang mempunyai sifat-sifat yang sama dengan dirinya. Selain itu, ia berada dalam kondisi kebingungan karena ia tidak tahu
harus memilih yang mana: peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimis, idealis atau meterialis, dan sebagainya. Remaja pria harus
membebaskan diri dari Oedipoes Complex perasaan cinta pada ibu sendiri pada masa kanak-kanak dengan mempererat hubungan dengan kawan-kawan dari lawan jenis.
2. Remaja Pertengahan Middle Adolescence
Rentang usia pada masa remaja pertengahan yaitu 15-17 tahun. Kepribadian remaja pada masa ini masih kekanak-kanakan tetapi pada masa remaja ini timbul
unsur baru yaitu kesadaran akan kepribadian dan kehidupan badaniah sendiri. Remaja mulai menentukan nilai-nilai tertentu dan melakukan perenungan terhadap
pemikiran filosofis dan etis. Maka dari perasaan yang penuh keraguan pada masa remaja awal maka pada
rentan usia ini mulai timbul kemantapan pada diri sendiri. Rasa percaya diri pada remaja menimbulkan kesanggupan pada dirinya untuk melakukan penilaian terhadap
tingkah laku yang dilakukannya. Selain itu pada masa ini remaja menemukan diri sendiri atau jati dirnya.
Universitas Sumatera Utara
3. Remaja Akhir Late Adolescence
Rentang usia pada masa remaja akhir yaitu 18-21 tahun. Pada masa ini remaja sudah mantap dan stabil. Remaja sudah mengenal dirinya dan ingin hidup dengan
pola hidup yang digariskan sendiri dengan keberanian. Remaja mulai memahami arah hidupnya dan menyadari tujuan hidupnya. Remaja sudah mempunyai pendirian
tertentu berdasarkan satu pola yang jelas yang baru ditemukannya.
2.13.Gizi Remaja Pra Reproduksi
Remaja mempunyai kebutuhan gizi yang spesial, karena pada saat remaja terjadi pertumbuhan yang pesat dan terjadi perubahan kematangan fisiologis
sehubungan dengan timbulnya masa pubertas. Perubahan pada masa remaja akan mempengaruhi kebutuhan, absorbsi, serta cara penggunaan zat gizi. Hal ini disertai
dengan pembesaran organ dan jaringan tubuh yang cepat. Perubahan hormon yang menyertai pubertas juga menyebabkan banyak perubahan fisiologis yang
memengaruhi kebutuhan gizi pada remaja Poltekkes Depkes Jakarta I, 2012. Laju pertumbuhan antara remaja perempuan dan remaja pria berbeda. Remaja
perempuan mengalami percepatan lebih dulu dibandingkan remaja pria, karena tubuh remaja perempuan dipersiapkan untuk reproduksi. Sementara remaja pria baru dapat
menyusul dua tahun kemudian. Pertumbuhan cepat ini juga ditandai dengan pertambahan yang pesat pada berat badan dan tinggi badan. Pertumbuhan fisik
menyebabkan remaja membutuhkan asupan nutrisi yang lebih besar dari pada masa
Universitas Sumatera Utara
anak-anak. Ditambah lagi pada masa ini, remaja sangat aktif dengan berbagai kegiatan, baik itu kegiatan sekolah maupun olahraga Arisman, 2004.
Menurut Poltekkes Jakarta I 2012 Kebutuhan gizi yang meningkat selama masa remaja adalah energi,protein, kalsium, besi dan seng. Kebutuhan energi pada
remaja per individu sulit ditentukan secara tepat, karena bergantung pada aktifitas fisik seperti olah raga. Dalam tabel angka kecukupan gizi 2004 AKG 2004
menganjurkan bahwa kecukupan gizi remaja pria usia 16-18 tahun adalah 2600 kkal hari dan untuk remaja perempuan usia 16-18 tahun adalah 2200 kkal hari. AKG
energi ini dianjurkan sekitar 60 berasal dari sumber karbohidrat yaitu: beras, terigu dan hasil olahannya mie, spagetti, makaroni, umbi-umbian ubi jalar, singkong,
jagung, gula dan lain-lain Proverawati, 2010. Kebutuhan protein juga meningkat pada masa remaja, karena proses
pertumbuhan terjadi dengan cepat. Pada akhir masa remaja, kebutuhan protein lebih besar pada remaja laki-laki, karena perbedaan komposisi tubuh. Kecukupan protein
harus memenuhi 12-14 dari pemasukan energi. Bila pemasukan energi tidak adekuat, maka protein akan digunakan sebagai sumber energi, dan hal ini akan
menyebabkan malnutrisi. Makanan bersumber protein hewani seperti daging dan ikan memiliki nilai biologis lebih tinggi dibandingkan dengan sumber protein nabati
seperti kacang-kacangan Almatsier, 2004. Kebutuhan mineral terutama kalsium, seng dan zat besi juga meningkat pada
masa remaja. Kalsium penting untuk kesehatan tulang khususnya dalam menambah masa tulang. Keterbatasan masa tulang selama remaja akan meningkatkan risiko
Universitas Sumatera Utara
osteoporosis pada kehidupan selanjutnya. Kebutuhan kalsium pada remaja usia 16-18 tahun adalah 1000 mg per hari AKG, 2004. Sumber kalsium yang paling baik
adalah susu dan hasil olahannya, sumber lainnya adalah ikan, kacang-kacangan dan sayuran.
Kebutuhan zat besi pada remaja juga meningkat karena terjadinya pertumbuhan cepat. Kebutuhan besi pada remaja laki-laki meningkat karena ekspansi
volume darah dan peningkatan konsentrasi hemoglobin Hb. Setelah dewasa, kebutuhan besi menurun. Pada perempuan, kebutuhan yang tinggi akan besi terutama
disebabkan kehilangan zat besi selama menstruasi. Hal ini mengakibatkan perempuan lebih rawan terhadap anemia besi dibandingkan laki-laki. Perempuan dengan
konsumsi besi yang kurang dan disertai dengan kehilangan besi yang meningkat, akan mengalami anemia gizi besi Proverawati, 2010.
Mineral Seng juga diperlukan untuk pertumbuhan serta kematangan seksual remaja, terutama untuk remaja laki-laki. AKG seng adalah 17 mg per hari untuk
remaja laki-laki dan perempuan. Makanan yang mengandung seng adalah daging, hati, kerang, telur, serealia tumbuk dan kacang-kacangan Almatsier, 2004.
Vitamin, kebutuhan vitamin seperti thiamin B1, riboflavin B2 dan niacin pada remaja akan meningkat. Zat ini diperlukan untuk membantu proses metabolisme
energi.Konsumsi asam folatdapat mencegah anemia, kecukupan folat pada masa sebelum hamil dan selama hamil dapat mengurangi kejadian cacat otak dan kelainan
tulang belakang pada bayi. Vitamin A, C dan E juga dibutuhkan untuk pembentukan dan mendukung fungsi sel baru Poltekkes Depkes Jakarta I, 2012.
Universitas Sumatera Utara
Pada pedoman program perencanaan Gerakan 1000 HPK terdapat intervensi yang ditujukan untuk remaja, khususnya remaja perempuan. Dimana kegiatan yang
dilakukan adalah dengan memberikan pelatihan kepada remaja dalam rangka persiapan sebagai calon pengantin. Status gizi remaja putri atau pranikah memiliki
kontribusi besar pada keselamatan kehamilan dan kelahiran kelak. Untuk itu keadaan gizi remaja putri harus diperhatikan sedini mungkin untuk menghindari terjadinya
masalah kekurangan gizi. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa masalah keselamatan dan kesehatan
janin, BBLR dan anak pendek terkait dengan kesehatan dan status gizi remaja perempuan yang akan menjadi ibu. Remaja perempuan yang anemia dan kurus,
apabila hamil akan beresiko melahirkan BBLR dengan berbagai masalahnya. Selain itu masih tingginya perkawinan pada usia remaja 15-19 tahun di Indonesia yaitu
23,9. Menurut Romauli, S., dkk 2011 Adapun faktor yang mempengaruhi remaja
untuk menikah di usia muda adalah, pertama karena tingkat pendidikan, dimana makin rendah tingkat pendidikan, makin mendorong cepatnya perkawinan di usia
muda. Kedua adalah alasan ekonomi, yaitu apabila anak perempuan telah menikah, berarti orangtua bebas dari tanggung jawab, sehingga secara ekonomi mengurangi
beban, dengan kata lain sebagai jalan keluar dari berbagai kesulitan. Ketiga adalah adat istiadat atau pandangan masyarakat yang menganggap bahwa jika anak gadis
belum menikah di anggap sebagai aib keluarga, kedewasaan seseorang di nilai dari status perkawinan, status janda dinilai lebih baik dari pada perawan tua. Keempat
Universitas Sumatera Utara
adalah kepatuhan terhadap orang tua yaitu perkawinan dapat berlangsung karena adanya kepatuhan remaja terhadap orang tua.
Dalam rangka menyelamatkan 1000 HPK, perlu ada kebijakan yang mencegah usia menikah muda, remaja perempuan sebagai calon pengantin harus
sehat dan dalam status gizi baik, tidak kurus dan tidak anemi atau kekurangan gizi lainnya Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, 2013.
Kurang gizi di negara berkembang pada masa pra hamil dan ibu hamil akan berdampak pada anak yang IURG Intra Uterine Growth Retardation. Kondisi ini
hampir separuhnya terkait dengan status gizi ibu, yaitu berat badan ibu pra hamil yang tidak sesuai dengan tinggi badan atau bertubuh pendek, dan pertambahan berat
badan yang kurang selama kehamilannya. Ibu yang pendek waktu usia dua tahun cenderung bertubuh pendek pada usia dewasa dan apabila ibu hamil pendek akan
cenderung menghasilkan bayi BBLR Victoria dkk dalam Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat RI, 2013.
Kesiapan pengetahuan terhadap tumbuh kembang balita sangat diperlukan bagi seorang ibu, karena seorang ibu yang mempunyai tingkat pengetahuan yang baik
akan menghasilkan tumbuh-kembang balita yang baik pula, khususnya pada periode usia tiga tahun pertama, karena kurun usia tersebut merupakan periode pertumbuhan
otak yang cepat. Mempersiapkan remaja sebagai calon ibu yang terdidik pada saatnya menjadi seorang ibu, dapat memberikan dampak baik pada perkembangan emosi,
intelektual,dan kognitif anaknya Nedra et al., 2006.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1. Siklus Gangguan Pertumbuhan Inter Generasi
Sumber : ACCSCN dalam Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat RI, 2013
Menurut UNICEF Indonesia 2012 Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan program kesehatan yang bersifat preventif dan
mempromosikan pentingnya gizi secara cepat yang dimulai dari masa remaja atau pra kehamilan. Meskipun nantinya perempuan yang akan memasuki masa kehamilan,
menyusui, melahirkan dan mendominasi dalam mengurus anak, namun bukan berarti promosi gizi atau pendidikan gizi tidak perlu diberikan kepada remaja laki-laki
sebagai calon suami dan calon ayah. Peran suami di Indonesia masih sangat kuat dalam mengambil keputusan
termasuk keputusan yang terkait dengan kesehatan. Apabila remaja laki-laki pernah mendapatkan pendidikan gizi atau materi gizi 1000 HPK sebelumnya, maka
diharapkan dapat membentuk perilaku yang postif seperti dukungan kepada istri dan Gangguan
Pertumbuhan Anak
Wanita dewasa kurang berat dan pendek
Kehamilan dini
Remaja kurang berat dan pendek
Berat bayi lahir rendah BBLR
Universitas Sumatera Utara
anaknya untuk selalu memperhatikan kesehatan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ishak dkk 2005 yang meneliti tentang keterlibatan
suami dalam menjaga kehamilan istri, hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan suami maka upaya mendukung istrinya untuk berkonsultasi
dan memilih persalinan ke tenaga kesehatan semakin besar dan lebih banyak memperhatikan gizi atau makanan istrinya selama hamil.
Memberikan pendidikan gizi sangat penting untuk meningkatkan perilaku gizi remaja. Banyak upaya yang bisa dilakukan seperti memanfaatkan media yang tersedia
untuk menyampaikan pesan gizi. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Khoirani, dkk 2012, yaitu dengan menerapkan permainan sebagai media promosi gizi ternyata
memiliki dampak positif terhadap peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan siswa tentang gizi seimbang. Diharapkan dengan adanya intervensi gizi yang diberikan
dapat meningkatkan perilaku remaja yang positif terhadap gizi dan kesehatan.
2.14. Landasan Teori
Menurut UNICEF Indonesia 2012 salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah gizi adalah dengan menerapkan program kesehatan yang
bersifat preventif dan mempromosikan pentingnya gizi secara cepat yang dimulai dari masa remaja. Pengetahuan gizi dan kesehatan pada masa remaja dapat ditingkatkan
melalui beberapa strategi, salah satunya adalah melalui pendekatan sekolah. Sekolah adalah perpanjangan tangan keluarga dalam meletakkan dasar
perilaku untuk kehidupan anak selanjutnya, termasuk pendidikan gizi. pendidikan
Universitas Sumatera Utara
gizi pada komunitas sekolah merupakan suatu cara yang efektif dalam upaya kesehatan masyarakat khususnya dalam pengembangan perilaku hidup sehat
Notoatmodjo, 2010. Menurut Craven dan Hirnle yang dikutip oleh Mubarak dkk 2007
menyatakan bahwa pendidikan kesehatan adalah upaya penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui teknik praktek belajar atau instruksi dengan tujuan
untuk meningkatkan fakta atau kondisi nyata, dengan cara memberi dorongan terhadap pengarahan diri self direction, dan aktif memberikan informasi-informasi.
Dengan demikian pendidikan kesehatan merupakan proses perubahan perilaku secara terencana pada diri individu, kelompok atau masyarakat untuk dapat lebih mandiri
dalam mencapai tujuan hidup sehat. Menurut Mubarak 2011 Perilaku merupakan seperangkat perbuatan atau
tindakan seseorang dalam melakukan respons terhadap sesuatu dan kemudian dijadikan kebiasaan karena adanya suatu nilai yang di yakini. Perilaku manusia pada
dasarnya terdiri atas komponen pengetahuan, sikap, dan tindakan. Dengan kata lain perbuatan seseorang atau respon seseorang didasari oleh seberapa jauh
pengetahuannya terhadap rangsangan tersebut, bagaimana perasaan dan penerimannya, dan seberapa besar keterampilannya dalam melaksanakan atau
melakukan perbuatan yang diharapkan.
Universitas Sumatera Utara
2.15. Kerangka Konsep Penelitian
Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian
Kerangka konsep dalam penelitian ini menggambarkan bahwa yang akan diteliti adalah pengaruh pendidikan gizi 1000 HPK terhadap pengetahuan dan sikap
siswa mengenai gizi 1000 HPK. Pengetahuan siswa tentang
gizi 1000 HPK Pendidikan Gizi
1000 HPK
Sikap siswa tentang gizi 1000 HPK
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah quasy experimental dengan desain penelitian one group pre-testand post-test untuk mengetahui pengaruh pendidikan gizi 1000 HPK
terhadap pengetahuan dan sikap siswa SMA Negeri 1 Secanggang. Dalam desain ini kelompok perlakuan berperan sebagai kontrol atas dirinya sendiri Siagian, 2010.
Gambar 3.1. Model Rancangan Penelitian
Keterangan : O1 = Pre-test
X = Nilai pengamatan sebelum perlakuan
t
x = Intervensi yang dilakukan yaitu tentang pendidikan gizi 1000 HPK O2 = Post-test
Y = Nilai pengamatan sesudah perlakuan O1
t
x O2 X
Y
Universitas Sumatera Utara