5.2. Pengaruh Pendidikan Gizi 1000 HPK terhadap SikapSiswa
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa, sebelum dilakukan pendidikan gizi hanya 19,6 siswa yang bersikap mendukung favorabletentang
gizi 1000 HPK dengan skor rata-rata sikap adalah 37,3431. Setelah di lakukan pendidikan gizi, sikap siswa yang mendukung mengalami peningkatan menjadi
78,4 dengan skor rata-rata sikap adalah 45,3922. Meningkatnya jumlah siswa dengan sikap yang mendukung favorable disebabkan karena adanya stimulus
berupa pendidikan gizi yang dilakukan dengan metode ceramah dan diskusi, serta menggunakan media visual slide dan audio visual pemutaran video. Hal serupa
juga dilakukan oleh Rahmawati dkk 2007 yang menyimpulkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu balita gizi kurang dan gizi buruk
setelah diberikan penyuluhan dengan media audio visual maupun penyuluhan dengan modul. Terjadinya perubahan sikap setelah pendidikan gizi dipengaruhi oleh sejauh
mana isi komunikasi atau pesan diperhatikan, dipahami, dan diterima sehingga menimbulkan respon positif Hovland dkk dalam Azwar, 1995.
Terdapat 26 pernyataan yang diajukan untuk melihat sikap siswa mengenai gizi pada 1000 HPK. Pada lampiran 7 dapat dilihat bahwa, sebelum diberikan
pendidikan gizi sikap siswa masih tergolong rendah. Namun, setelah diberikan pendidikan gizi terlihat bahwa terjadi peningkatan sikap siswa, hal ini terlihat dari
berkurangnya pilihan terhadap jawaban ragu-ragu, sikap siswa yang awalnya tidak setuju pada pernyataan positif kini menjadi setuju, begitu pula sebaliknya.
Universitas Sumatera Utara
Perubahan sikap menurut Notoatmodjo 2003 terbagi menjadi empat tingkatan, pada penelitian ini sikap siswa sudah sampai pada tahap menghargai
valuing hal ini terlihat saat siswa memberikan pertanyaan kepada peneliti terkait materi gizi 1000 HPK saat proses belajar sedang berlangsung. Hal tersebut
menunjukkan bahwa siswa mempunyai keingintahuan yang kuat serta memiliki sikap yang positif terhadap gizi 1000 HPK.
Pengenalan tentang gizi sedini mungkin dapat menimbulkan sikap yang positif terhadap peserta didik karena telah lebih dahulu mengetahui manfaat dan
bahaya yang ditimbulkan jika tidak berperilaku sehat. Sikap merupakan reaksi yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus
atau objek. Sikap hanyalah kecenderungan untuk mengadakan tindakan terhadap suatu objek dengan suatu cara. Jadi, sikap adalah pandangan, pendapat, tanggapan
ataupun penilaian dan juga perasaan seseorang terhadap stimulus atau objek yang disertai dengan kecenderungan untuk bertindak Notoatmodjo, 2003.
Berdasarakan hasil analisis dengan menggunakan uji Paired samplet-test diperoleh selisih rata-rata sikap sebelum dan sesudah pendidikan gizi adalah sebesar
8,04902. Hal ini menunjukkan bahwa setelah diberikan pendidikan gizi, maka rata- rata kenaikan skor sikap siswa adalah sebanyak 8 poin. Pada uji Paired sample t-test
ini juga menunjukkan nilai p0,05. Maka, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan secara nyata sikap siswa tentang gizi pada 1000 HPK sebelum dan sesudah
pendidikan gizi, sehingga dapat diartikan bahwa ada pengaruh pendidikan gizi 1000 HPK terhadap peningkatan sikap siswa. Hal ini sejalan dengan penelitian
Universitas Sumatera Utara
Sherman dan Ellen 2007 yang mengembangkan program pendidikan kesehatan dan gizi di sekolah, hasil menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kesadaran,
pengetahuan dan perilaku gizi yang lebih baik pada anak. Menurut Notoatmodjo 2003 perubahan sikap pada dasarnya dipengaruhi
oleh faktor pengetahuan dan keyakinan atau kepercayaan yang didapat dari hasil penginderaan, salah satunya didapatkan melalui pendidikan atau proses belajar.
Belajar adalah usaha untuk menguasai sesuatu yang berguna untuk hidup agar memperoleh keterampilan yang dibutuhkan manusia dalam hidup bermasyarakat.
Pendidikan gizi merupakan hal yang sangat penting untuk diajarkan sedini mungkin kepada anak, terutama anak usia sekolah. Anak sekolah tentu tidak dapat
diabaikan karena mereka adalah generasi penerus bangsa. Oleh karena itu pendidikan gizi di sekolah dapat dijadikan investasi bagi pembangunan bangsa.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN