FAKTOR MAKROEKONOMI TINJAUAN PUSTAKA

akan meningkatkan pendapatan dari sektor perdagangan. Dalam kerangka hubungan perdagangan internasional, berbagai upaya masih dilakukan agar usaha memperbaiki sistem perdagangan dunia melalui berbagai perundingan perdagangan multilateral dalam kerangka terciptanya pedagangan dunia yang bebas, adil, dan terbuka. Globalisasi ekonomi ditandai dengan makin menipisnya batas-batas investasi atau pasar secara nasional, regional, ataupun internasional Halwani, 2002. Ketergantungan perdagangan saat ini tertuju pada berbagai ketetapan dari GATT-WTO yang menentukan berbagai aturan perdagangan, termasuk aturan pedagangan untuk produk-produk pertanian. Hal ini juga termasuk perubahan dari semua batasan kuantitatif yang dibebankan pada produk pertanian hingga tarif, pengurangan tarif produk- produk pertanian, pengurangan subsidi domestik, pengurangan subsidi ekspor, dan harmonisasi ukuran sanitasi dan phytosanitary Gonzales, 1997 dalam Munandar, 2001.

B. FAKTOR MAKROEKONOMI

Tujuan dari kebijakan makroekonomi adalah untuk mengatur perilaku ekonomi, yang diamati melalui tingkat perubahan tiga variabel makroekonomi utama yaitu : tingkat pengeluaran, tingkat inflasi, dan keseimbangan neraca pembayaran. Kebijakan makroekonomi merupakan kebijakan stabilisasi kondisi ekonomi. Ketidakstabilan kondisi makroekonomi terlihat dari tingkat inflasi yang tinggi, pertumbuhan pendapatan yang rendah, atau neraca pembayaran yang defisit Cook et al.,1990. Statistik tingkat makro ditetapkan oleh sistem perhitungan nasional, dan hubungan perhitungan ini dapat digunakan untuk memberikan sudut pandang yang penting bagi perumusan kebijakan makro. Konsep pokok dalam perhitungan nasional adalah untuk mengukur total produk dan jasa yang dihasilkan dalam suatu perekonomian pada suatu periode waktu tertentu, ukuran ini disebut dengan Produk Domestik Bruto PDB Cook et al., 1990. Nilai total produksi barang dan jasa nasional disebut dengan produk nasional. Semua nilai yang dihasilkan akhirnya akan menjadi milik seseorang yang berhak atas nilai tersebut, maka produk nasional sama dengan total pendapatan yang diperoleh dari memproduksi barang dan jasa. Untuk menghitung total output, kuantitas dari berbagai output yang berbeda haruslah dijumlahkan. Kuantitas total dapat diperoleh dengan mengukur total output dalam satuan mata uang, yang sering disebut dengan pendapatan nasional nominal. Pendapatan nasional juga dapat diukur berdasarkan harga yang terjadi pada suatu periode tertentu, dan ini disebut dengan pendapatan nasional riil. Karena harga-harga dianggap konstan selama perhitungan nasional riil, maka pendapatan nasional riil berubah hanya jika jumlah output berubah Lipsey et al., 1991. Output riil, neraca pembayaran, dan tingkat harga merupakan variabel utama ekonomi yang menjadi kebijakan makroekonomi. Variabel-variabel ini menggambarkan variabel target dari pembuat kebijakan untuk distabilkan. Untuk mencapai tujuan stabilisasi pembuat kebijakan memiliki beberapa instrumen kebijakan pada cara penyelesaian mereka yang dapat digunakan untuk dapat mencapai ke arah yang diinginkan dari variabel target Cook et al ., 1990. Krugman dan Obstfeld 1990 berpendapat bahwa tingkat bunga dan pasar nilai tukar memainkan peranan yang besar dalam perdagangan internasional. Nilai tukar merupakan ukuran relatif harga untuk permintaan ekspor dan impor. Perubahan nilai tukar akan mengakibatkan depresiasi atau apresiasi. Apresiasi depresiasi mata uang di suatu negara akan menaikkan menurunkan harga relatif ekspor dan menurunkan menaikkan harga relatif impor. Tingkat pengembalian deposito yang diperdagangkan dalam pasar valuta asing ditentukan oleh tingkat bunga dan perubahan nilai tukar harapan. Tingkat bunga memainkan peranan penting dalam valuta asing karena pembayaran bunga dalam perdagangan yang besar. Suatu kenaikan bunga yang dibayarkan atas deposito suatu mata uang menyebabkan mata uang itu mengalami apresiasi terhadap mata uang asing. Menurut Cook et al., 1990, selain kebijakan yang telah diuraikan juga perlu diperhatikan kebijakan yang terkait dengan ketidakseimbangan eksternal. Instrumen kunci dari kebijakan ini adalah kontrol pemerintah terhadap nilai tukar dan pilihan tingkat nilai tukar yang benar adalah suatu keputusan yang penting dalam sistem ekonomi terbuka. Menurut Salvatore 1995, perdagangan antar negara hanya dapat berlangsung jika dimungkinkan menukar mata uang satu negara menjadi mata uang negara lain. Nilai tukar satu mata uang terhadap lainnya merupakan bagian dari proses valuta asing. Valuta asing mengacu pada mata uang asing aktual atau berbagai klaim atasnya, seperti deposito bank atau surat sanggup bayar yang diperdagangkan. Nilai tukar valuta asing adalah harga dimana pembelian dan penjualan valuta asing berlangsung; nilai tukar merupakan jumlah mata uang dalam negeri yang harus dibayarkan untuk memperoleh satu unit mata uang asing. Penetapan nilai tukar dilakukan berdasarkan permintaan dan penawaran terhadap suatu mata uang asing. Fluktuasi nilai tukar disebabkan karena berubahnya permintaan dan penawaran dalam bursa valuta asing. Kenaikan harga domestik atas barang impor, kenaikan harga luar negeri atas barang impor dan perubahan tingkat harga secara keseluruhan akan dapat mempengaruhi tingkat nilai tukar suatu mata uang asing. Bila tingkat harga disuatu negara naik relatif terhadap tingkat harga di negara lainnya, maka nilai ekuilibrium mata uang negara tersebut akan turun relatif terhadap nilai ekuilibrium mata uang di negara lain tadi Salvatore, 1995.

C. AGROINDUSTRI PERIKANAN