Tingkat Liberalisasi Perdagangan SISTEM PERDAGANGAN

2. Tingkat Liberalisasi Perdagangan

Hady 2001 menyatakan bahwa kondisi persaingan yang “hyper competitive ” ini memaksa setiap negara atau perusahaan untuk memikirkan dan menemukan suatu strategi yang tepat. Strategi yang tepat tersebut berupa perencanaan dan kegiatan operasional terpadu yang mengkaitkan lingkungan eksternal dan internal, sehingga dapat mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjang dengan disertai keberhasilan dalam mempertahankan dan meningkatkan “sustainable” real income secara efektif dan efisien. Strategi ini dikenal dengan Sustainable Competitive Advantage keunggulan daya saing berkelanjutan. Pada situasi “hyper competitive”, keunggulan daya saing suatu negara atau perusahaan tetap didasarkan kepada keunggulan kompetitif dinamis, walaupun dengan periode atau jangka waktu yang relatif pendek. Keunggulan daya saing berkelanjutan harus diartikan sebagai keunggulan yang diperoleh karena invention dan inovation secara terus-menerus, sehingga tetap unggul dari pesaing. Invention dan inovation diperoleh dari reseach and development baik yang bersifat scientific maupun applied. Keunggulan daya saing berkelanjutan ini relatif lebih tepat dan paling menguntungkan untuk dilakukan dalam sektor agroindustri karena sumber atau resource base-nya dapat diperbaharui Hady, 2001. Gejala globalisasi terjadi dalam kegiatan finansial, produksi, investasi, dan perdagangan yang kemudian mempengaruhi tata hubungan ekonomi antar bangsa. Proses globalisasi itu telah meningkat kadar hubungan saling ketergantungan antarnegara, bahkan menimbulkan proses menyatunya ekonomi dunia, sehingga batas-batas antarnegara dalam berbagai praktek dunia usaha seakan-akan dianggap tidak berlaku lagi Halwani, 2002. Kebijakan liberalisasi perdagangan penting artinya bagi Indonesia yang pertumbuhan ekonominya ditunjang oleh sektor perdagangan luar negeri export led growth. Keputusan Indonesia untuk berperan serta dalam Uruguay Round dan menjadi anggota WTO merupakan upaya Indonesia untuk memperluas pasar ekspor potensial yang diharapkan akan meningkatkan pendapatan dari sektor perdagangan. Dalam kerangka hubungan perdagangan internasional, berbagai upaya masih dilakukan agar usaha memperbaiki sistem perdagangan dunia melalui berbagai perundingan perdagangan multilateral dalam kerangka terciptanya pedagangan dunia yang bebas, adil, dan terbuka. Globalisasi ekonomi ditandai dengan makin menipisnya batas-batas investasi atau pasar secara nasional, regional, ataupun internasional Halwani, 2002. Ketergantungan perdagangan saat ini tertuju pada berbagai ketetapan dari GATT-WTO yang menentukan berbagai aturan perdagangan, termasuk aturan pedagangan untuk produk-produk pertanian. Hal ini juga termasuk perubahan dari semua batasan kuantitatif yang dibebankan pada produk pertanian hingga tarif, pengurangan tarif produk- produk pertanian, pengurangan subsidi domestik, pengurangan subsidi ekspor, dan harmonisasi ukuran sanitasi dan phytosanitary Gonzales, 1997 dalam Munandar, 2001.

B. FAKTOR MAKROEKONOMI