Diferensiasi Produk KERAGAAN AGROINDUSTRI KOMODITAS UDANG DAN TUNA

Volume ekspor tuna Indonesia selama dua dekade terakhir terus mengalami fluktuasi. Hal ini terkait dengan pasokan bahan baku dari dalam negeri yang tidak menentu mengingat nelayan lebih menyukai untuk mengekspor tuna dalam keadaaan mentah dan agroindustri perikanan yang mengolah tuna seringkali menghadapi masalah kekurangan bahan baku. Hampir sekitar 40 - 50 persen dari ekspor tuna Indonesia diserap pasar Jepang. Hanya sayangnya karena hampir sebagian besar produk tuna yang diekspor dihasilkan melalui perikanan tangkap, dari tahun ke tahun volumenya mengalami penurunan. Hasil tangkapan yang menurun ini disebabkan kapal asing dengan ukuran longline vesells mulai melakukan penangkapan tuna diperairan Samudra Hindia.

3. Diferensiasi Produk

Diferensiasi produk dilakukan untuk memperluas pangsa pasar melalui penganekaragaman produk yang dapat dipilih oleh masyarakat berdasarkan bahan baku yang sama. Meningkatnya keragaman produk dapat dilakukan bila perusahaan menyediakan sejumlah dana tambahan dan teknologi baru untuk membuat lebih banyak variasi produk atau memberikan informasi yang baik dan tepat tentang produk yang dihasilkan. Dalam penelitian ini hal yang diperhatikan untuk dapat meningkatkan diferensiasi produk adalah informasi yang tepat yang disampaikan ke konsumen. Pemberian informasi yang tepat kepada konsumen menjadi penting karena konsumen akan memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang benar tentang produk. Salah satu cara untuk menentukan tingkat usaha suatu perusahaan untuk memberikan informasi yang benar dan tepat ke konsumen adalah dengan melihat besarnya alokasi dana yang digunakan untuk jasa promosi termasuk biaya iklan. Diferensiasi Produk 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 19 81 198 3 198 5 198 7 19 89 19 91 199 3 199 5 199 7 19 99 20 01 20 03 Tahun P e rsen tase Alokasi dana Promosi dan Iklan Sumber : Biro Pusat Statistik tahun 1981-2003 Gambar 8. Alokasi dana untuk biaya promosi dan iklan Pada gambar 8 menunjukkan rata-rata alokasi dana yang digunakan untuk biaya promosi dan iklan sangat kecil, yaitu sebesar 1,394 persen tahun 1981 dari total biaya produksi. Persentase alokasi dana untuk biaya promosi dan iklan sangatlah berfluktuasi, alokasi dana terbesar terjadi pada tahun 1982 yaitu sebesar 2,08 persen. Tingkat diferensiasi produk dapat dilihat dari besarnya anggaran untuk promosi. Alokasi dana promosi dan iklan dalam enam tahun terakhir 1998-2003 terus mengalami penurunan dari 1,98 persen menjadi 1,24 persen dari total biaya produksi. Kecilnya alokasi biaya promosi dan iklan ini karena permintaan pasar lebih besar dibandingkan pasokan sehingga promosi dan iklan kurang mendapat perhatian. Proses perdagangan yang terjadi adalah government to government dan bussiness to bussiness, sehingga kegiatan promosi dan iklan tidak terlalu penting untuk dilakukan. Promosi yang dilakukan lebih mengutamakan pada lembaga perdagangan seperti KADIN Kamar Dagang dan Industri, Departemen Perdagangan serta perwakilan kedutaan atau konsulat dinegara tujuan ekspor.

4. Harga