PERAMALAN DAYA SAING METODOLOGI

Jika nilai NPC lebih dari 1 harga produk diatas harga luar negeri maka terjadi inefisensi produksi, dan bila nilai indeks NPC berada kurang dari 1 maka menunjukkan adanya intervensi pemerintah subsidi. Nilai indeks NPC yang sama dengan satu menunjukkan tidak adanya intervensi pemerintah dalam perdagangan produk tersebut.

4. Indikator makroekonomi

Dalam penelitian ini untuk mengukur faktor yang berkaitan dengan perekonomian maka digunakan indikator makroekonomi seperti, Nilai Tukar rupiah terhadap dolar Rp US, laju inflasi , tingkat suku bunga , dan pendapatan perkapita baik Indonesia dan negara pengimpor dalam UStahun .

5. Indikator lainnya

Tingkat diferensiasi produk diukur dengan menggunakan persentase anggaran yang digunakan untuk melakukan promosi dan iklan, sedangkan teknologi dan inovasi diukur dengan menggunakan besar anggaran yang digunakan untuk melakukan kegiatan riset dan pengembangan.

E. PERAMALAN DAYA SAING

Model ekonometrika yang didapatkan estimated econometric model digunakan untuk meramalkan nilai atau nilai-nilai dimasa yang akan datang dari varibel tak bebas dependent variable atas dasar nilai atau nilai-nilai variabel yang menjelaskan independent variables yang telah diketahui atau diharapkan dari masa yang akan datang. Variabel dependen dari model yang akan dibentuk adalah daya saing ekspor produk agroindustri komoditas udang dan tuna yang direpresentasikan oleh indek RCA. Sementara variabel penjelas dari model yang akan dibentuk adalah faktor-faktor kunci yang akan mempengaruhi daya saing ekspor. Peramalan daya saing ekspor dilakukan dengan metode kausal berdasarkan tiga skenario, yaitu skenario kondisi perekonomian stabil sebelum krisis tahun 1993-1996, skenario kondisi perekonomian pasca krisis tahun 2000-2003 dan skenario kondisi perekonomian ideal-optimis. Daya saing ekspor kemudian dihitung dengan memasukkan tingkat perubahan tertentu pada variabel penjelas berdasarkan asumsi-asumsi pada skenario kondisi yang dirancang tersebut. Untuk melakukan penghitungan tersebut digunakan nilai tahun rata-rata periode 1981-2003 dan nilai tahun akhir tahun 2003.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. KERAGAAN AGROINDUSTRI KOMODITAS UDANG DAN TUNA

1. Produksi

i. Komoditas udang

Besarnya hasil produksi Indonesia di bidang perikanan merupakan potensi bagi pemerintah untuk dapat mengembangkan industri yang mengolah hasil perikanan mengingat produk perikanan termasuk produk yang mudah rusak. Namun melihat kondisi sistem agribisnis dan agroindustri perikanan yang lemah antara sektor penangkapan dan pengolahan mengakibatkan industri pengalengan ikan dan cold storage Indonesia tidak dapat tumbuh optimal. Udang merupakan salah satu komoditas perikanan yang menjadi sumber devisa. Dalam kurun waktu 1981-2003, produksi udang Indonesia terus mengalami peningkatan. Produksi tahun 1981 berjumlah 140.683 ton dan pada tahun 2003 total produksi hingga mencapai 457.128 ton tingkat pertumbuhan rata-rata 3,2 per tahun. Harga udang yang cenderung stabil dipasaran internasional merupakan salah satu faktor yang mendorong semakin bertambahnya jumlah petambak di Indonesia. Produksi udang nasional merupakan hasil produksi tambak yang tersebar di beberapa provinsi seperti Jawa Barat, Lampung, Nanggroe Aceh Darussalam dan Jawa Timur. Kuantitas produksi udang nasional Indonesia masih lebih rendah dibandingkan dengan negara pesaing yang ada dikawasan asia. Akan tetapi dari segi kualitas ternyata udang asal Indonesia lebih disukai karena rasanya yang enak dan memenuhi standar yang ditetapkan oleh FDA Food and Drug Administration Amerika Serikat. Disamping itu Indonesia tidak terbukti melakukan re-ekspor udang asal Vietnam dan China yang terkena sanksi akibat melakukan politik dumping. Pada gambar 4 dapat dilihat jumlah total produksi udang nasional.