Masalah komponen penunjang perikanan gillnet

96 Berdasarkan 7 tujuh kebijakan tersebut, maka Pemerintah Daerah Kabupaten Serang membuat program dan kegiatan guna mencapai sasaran dari tiap-tiap kebijakan. Dengan tersusunnya rencana strategis ini diharapkan pembangunan perikanan dan kelautan di Kabupaten Serang memiliki kejelasan arah dan bersinergi dengan pembangunan Kabupaten Serang dalam rangka memperkuat pembangunan nasional dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang dilandasi semangat otonomi daerah.

4.13.8 Masalah komponen penunjang perikanan gillnet

Formulasi masalah diperoleh melalui identifikasi komponen perikanan tangkap yang telah terdeteksi. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan, permasalahan utama dalam sistem perikanan tangkap Kabupaten Serang, yaitu: 1 Keterbatasan modal nelayan pendidikan, teknologi, finansial 2 Penurunan kualitas sumber daya perikanan akibat tekanan ekologis 3 Fasilitas sarana dan prasarana yang terbatas dan kurang memadai 4 Penjualan ikan tidak ditentukan berdasarkan pelelangan di TPI 5 Ketidakakuratan data hasil produksi perikanan 6 lembaga keuangan formal yang memberi pinjaman masih sedikit 7 Kualitas sumberdaya petugas TPI yang masih kurang. KUD, bank, langgan dan upaya pengembalian kredit yang sering macet, membuat lembaga keuangan formal jarang memberi modal, sehingga nelayan cenderung memilih langgan dengan ikatan tertentu. Walaupun terkadang sangat merugikan nelayan karena seluruh hasil tangkapan dijual ke langgan, akan tetapi pinjaman modal yang diberikan langgan lebih mudah diperoleh. Keberadaan TPI sebagai lembaga yang seharusnya menjadi tempat pelelangan ikan hasil tangkapan tidak berfungsi dengan baik karena terbatasnya sarana sehingga merugiakan nelayan dan para pedagang, namun nelayan masih dapat bergantung pada perusahaan perikanan yang memberikan harga tinggi bagi ikan teri nasi dan rajungan dari hasil tangkapnya. Aktivitas sektor perikanan sesungguhnya dapat memberikan kontribusi terhadap pemasukan pendapatan pemerintah daerah. Hal ini dikarenakan adanya 97 pungutan pajak yang dikenakan kepada semua pelaku perikanan seperti nelayan dan bakulpedagang yang diharuskan membayar retribusi atau dari perusahaan perikanan yang diharuskan membayar pajak dan izin usaha. Kegiatan penangkapan sumberdaya ikan yang tidak dikontrol oleh aparat dinas perikanan, dikhawatirkan akan menimbulkan masalah degradasi sumberdaya dan lingkungan perairan. Penangkapan ikan yang dipacu hanya untuk kepentingan sesaat akan menghasilkan pengaruh yang buruk sehingga sektor perikanan tidak akan berkelanjutan. Untuk itu diperlukan suatu pendataan sumberdaya perikana n potensial yang masih dapat digarap. Pendataan yang selama ini dilakukan tidak akurat, sehingga dapat menimbulkan kesalahan pengambilan kebijakan. Pendataan yang tidak akurat akan memberikan dampak yang negatif bagi sumberdaya karena tidak dapat dijadikan tolak ukur mengenai jumlah sumberdaya yang diperbolehkan untuk ditangkap. Hal ini lebih disebabkan kurangnya kesadaran nelayan dan tidak tegasnya aparat dalam menindak pelaku yang melakukan pelanggaran. Oleh sebab itu perlu adanya pendidikan dan latihan dalam bentuk transfer teknologi kepada aparat maupun penyuluhan kepada nelayan agar mereka memahami dan menyadari pentingnya mengelola sumberdaya perikanan. Analisis ini menguraikan dalam komponen kelompok unit sebagai para pelaku stake holder yang terlibat dalamnya. Pelaku yang teridentifikasi dalam sistem kemudian dianalisis tiap-tiap kebutuhan atau kepentingannya. Adapun pencantuman kebutuhan tiap komponen yang terlibat didasarkan atas hasil pengamatan, observasisurvey dan wawancara dengan pihak terkait di lapangan. Dalam pengelolaan perikanan tangkap di Karangantu diketahui ada beberapa komponen yang berperan dalam pembangunan perikanan dan kelautan. Berdasarkan analisis hasil survei yang telah dilakukan, teridentifikasi beberapa komponen yang berpengaruh yaitu : nelayan, pedagang, langgan, dinas perikanan dan kelautan, koperasi unit desa, industri perikanan, bank, tempat pelelangan ikan dan pemerintah daerah. Komponen-komponen ini dikelompokkan ke dalam tiga subsistem dari pendekatan menye luruh dan terpadu sebagai berikut Tabel 13 : 98 Tabel 13. Komponen perikanan gillnet Kabupaten Serang Subsistem Komponen Kebutuhan A. Pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya perikanan. 1. Nelayan 2. Pemerintahan 3. Dinas perikanan 4. TPI 1.a. Peningkatan Produksi b. Fasilitas di TPI memadai 2.a. Sumberdaya lestari b. PAD meningkat 3.a. Data perikanan akurat b. Kinerja aparat berkualitas 4.a. Fasilitas memadai b. Nelayan menjual ikan di TPI B. Kondisi sosial dan ekonomi nelayan 1. Nelayan 2. Langgan 3. Bakul 4. KUD 5. Industri perikanan 6. Bank 1.a. Diklat yang kontinu b. Pendapatan meningkat 2.a. Keuntungan besar 3.a. Keuntungan besar b. Fasilitas di TPI memadai 4.a. Fasilitas tersedia 5. a. Mutu tangkapan baik 6.a. Keuntungan besar b. Pengembalian kredit lancar C. Peraturan kebijakan dan lembaga 1. Dinas perikanan 2. Pemerintahan daerah 3. Nelayan 4. Industri perikanan 1.a. Kebijakan yang tepat b. Ketegasan aparat c. Kualitas kinerja aparat 2.a. Kebijakan yang tepat b. Peningkatan pelayanan 3.a. Kebijakan yang memihak b. Lembaga aspirasi nelayan 4.a. Kemudahan administrasi usaha

4.14 Analisis Kebijakan dan Kelembagaan