Kapal perikanan Nelayan Alat tangkap dan selektivitas gillnet

25

2.5.1 Kapal perikanan

Kapal perikanan gillnet yang digunakan untuk usaha penangkapan di lokasi penelitian umumnya adalah perahu motor tempel yang berukuran kecil dengan panjang 6 hingga 8 meter, lebar 1,5 sampai 2 meter dan memiliki kedalaman 0,6 hingga 1,2 meter, sedangkan kapal motor in board mulai digunakan sebaga i pengganti kapal motor tempel karena alasan keselamatan bersenggolan dan keamanan. Alat penggerak yang digunakan berkekuatan rata-rata berkisar antara 8- 20 PK dari berbagai merek mesin, tetapi yang paling umum digunakan adalah merek Dongfeng. Armada penangkapan ikan umumnya hanya berukuran 2 hingga 4 GT Gross Tonnage Suganda, 2003.

2.5.2 Nelayan

Nelayan adalah masyarakat yang bermata pencaharian sehari- hari mengeksploitasi sumberdaya hayati laut seperti ikanbinatang lair laintumbuhan air. Berdasarkan pemilikan alat tangkap yang digunakan untuk usaha penagkapan, nelayan dapat dibagi menjadi nelayan pemilik dan nelayan buruh, nelayan pemilik adalah nelayan yang memiliki unit penangkapan ikan yang biasa disebut juragan, sedangkan nelayan buruh adalah nelayan yang bekerja menangkap ikan dengan menggunakan alat penangkapan ikan yang bukan miliknya sendiri, sedangkan nelayan penuh adalah nelayan yang menggantungkan hidupnya hanya dari kegiatan penangkapan ikan, adapun nelayan sambilan didefinisikan sebagai nelayan yang hanya sebagian hidupnya saja bermata pencaharian menjadi nelayan tetapi di lain waktu beralih profesi. Nelayan di Karangantu, umumnya nelayan buruh, satu alat tangkap yang dimiliki oleh nelayan pemilik biasanya terdiri dari 2-3 orang nelayan buruh. Umumnya nelayan perikanan gillnet melakukan pendaratan ikannya di Pelabuhan Perikanan Pantai Karangantu. Adapun jenis ikan yang dominan tertangkap dengan alat tangkap gillnet adalah ikan kembung, tongkol, layang, tembang, peperek, selar dan ekor kuning Suganda, 2003.

2.5.3 Alat tangkap dan selektivitas gillnet

26 Jaring Insang satu lembar atau disebut juga dengan gillnet adalah jaring yang konstruksinya terdiri dari satu lapis jaring yang berbentuk empat persegi panjang, jumlah mata jaring ke arah horisontal dan ke arah vertikal disesuaikan dengan ikan yang akan dijadikan target tangkapan, daerah penangkapan, metode pengoperasian dan kebiasaan nelayan yang mengoperasikannya. Pengoperasian dari jenis jaring ini, ada yang dioperasikan di permukaan, kolom dan dasar perairan dengan cara diset menetap atau dihanyutkan. Pada bagian atasnya tali ris dilengkapi dengan pelampung dan pada bagian bawahnya dilengkapi dengan pemberat, sehingga dengan adanya dua gaya yang berlainan memungkinkan jaring insang dapat dipasang dalam keadaan tegak menghadang biota laut. Metode pengoperasian gillnet biasanya dilakukan secara pasif meskipun ada juga yang dilakukan secara semi aktif dan aktif. Untuk yang aktif biasanya dilakukan pada malam hari baik itu dioperasikan dengan memakai atau tanpa alat bantu cahaya Martasuganda, 2005. Ikan yang tertangkap pada mata jaring mesh size jaring insang, adalah ikan yang keliling bagian belakang penutup insangnya operculum girth lebih kecil, dan keliling badan maksimalnya maximum body girth lebih besar dari keliling mata jaring mesh perimeter dan kemungkinan jaring susah terlihat, adanya study action, imitation action, dalam keadaan panik mengikuti pergerakan alat tangkap dan kemungkinan faktor lainnya. Karena adanya pengaruh internal dan eksternal dari ikan pengarug konstruksi jaring, pengaruh kondisis perairan ikan yang seharusnya bisa tertangkap menjadi menghindari jaring atau tidak tertangkap Martasuganda, 2005. Menurut Novela 2004 perikana n gillnet di Perairan Kabupaten Indramayu, Jawa Barat menunjukkan paling efektif, efisisen dan selektif daripada alat tangkap yang lain sehingga cocok untuk perikanan berinvestasi kecil serta memliki keuntungan Rp. 252.259,-hari, nilai BEP mencapai Rp.10.641.500,-. Menurut Martasuganda 2005, agar usaha penangkapan ikan berwawasan lingkungan dapat berjalan secara berkesinambungan, setiap orang yang sedang atau akan menjalankan usaha dibidang penangkapan dengan alat apapun yang bisa dipakai untuk menangkap ikan, wajib atau seharusnya mengelola lingkungan secara terpadu dalam pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan, 27 dan pengembangan lingkungan hidup dengan cara mengikuti, melaksanakan undang dan peraturan nasional maupun peraturan internasional yang berlaku. Sedangkan untuk pengawasan sepenuhnya harus dilakukan oleh pemerintah dan pihak terkait secara teratur dan apabila perlu merevisi undang-undang dan peratutan yang sedang berjalan atau membuat peraturan dan perundangan baru agar usaha penangkapan bisa dipertanggung jawabkan. Untuk terselenggaranya usaha penangkapan yang berwawasan lingkungan berjalan secara berkesinambungan, sebaiknya pemerintah atau pihak pembuat kebijakan dalam usaha perikanan memberlakukan aturan- aturan : 1 mengadakan penutupan daerah penangkapan yang tercemar sampai daerah penagkapan terbebas dari pencemaran, 2 mengadakan penutupan daerah penangkapan pada waktu suatu jenis ikan, hewan air atau biota perairan yang dilindungi mengadakan reproduksi, 3 memberlakukan batasan waktu penangkapan sampai potensi yang ada dapat pulih kembali, dan 4 mengadakan restocking dengan cara membudidayakan atau penangkaran Martasuganda, 2005. Pengembangan teknologi penangkapan yang berwawasan lingkungan merupakan upaya untuk mewujudkan pemanfaatan sumberdaya perikanan yang berkesinambungan, yaitu pemanfaatan yang memperhatikan kelestarian sumberdaya sehingga menjamin kelestarian pemanfaatannya. Dengan tingkat pemanfaatan lebih dikembangkan dengan pro ses pengkajian terhadap berbagai jenis alat tangkap yang ada. Salah satu cara penentuan ukuran mata jaring merupakan salah satu langkah utama untuk memperoleh jenis hasil tangkapan yang optimal sekaligus menjaga kelestarian sumberdaya perikanan. Alat tangkap gillnet mempunyai keunggulan selektivitas kemampuannya untuk menangkap ikan ukuran tertentu yang berkaitan erat dengan ukuran mata jaring tertentu. Tertangkapnya ikan oleh gillnet ditentukan oleh “body-girth” atau ukuran lingkar penampang ikan dan mesh perimeter atau ukuran keliling dalam mata jaring, karena ukuran “body-girth” berbanding lurus dengan ukuran panjang ikan, selektivitas alat tangkap gillnet dapat ditentukan dengan mengamati struktur panjang ikan yang tertangkap. Beberapa faktor teknis yang menentukan selektivitas gillnet antara lain kelenturan dan kemuluran benang jaring, dan rancang bangun gillnet. Beberapa faktor biologis yang menentukan selektivitas gillnet antara lain morfologi ikan, tingkat alat reproduksi yang berkaitan dengan musim dan tingkah laku ikan Sparre and Venema, 1992. Upaya menurunkan kuantitas by catch, merupakan topik penelitian yang ditujukan untuk mendukung implementasi konsep responsible fishing. Meloloskan 28 ikan yang tidak diinginkan merupakan salah satu strategi yang dipakai untuk mengurangi by catch. Strategi pengurangan jumlah by catch dari alat tangkap yang terbuat dari jaring, seperti gillnet, adalah dengan penggunaan mata jaring yang ukuran kelilingnya lebih besar dari girth maksimum ikan. Pengkajian selektivitas alat tangkap gillnet dilakukan dengan mengamati ciri-ciri hasil tangkapan, yaitu jenis dan ukuran ikanudang, pembuatan kurva selektivitas yang menunjukkan peluang tertangkapnya berbagai ukuran ikanudang spesies-spesies tertentu. Perhitungan peluang ini didasarkan pada komposisi ukuran panjang ikan yang tertangkap oleh ukuran mata jaring sesuai dengan metode Sparre and Venema, 1992. Selektivitas alat tangkap menentukan keseragaman hasil tangkapan, semakin seragam hasil tangkapan berarti semakin selektif alat tangkap tersebut. Gillnet mempunyai selektivitas yang lebih baik, yaitu ukuran ikan yang tetangkap lebih seragam. Oleh karena itu, ukuran ikan yang tertangkap dapat diperoleh. Kajian selektivitas suatu alat tangkap harus didasarkan pada proses tertangkapnya ikan, secara umum kurva selektivitas dibuat berdasarkan komposisi ukuran ikan yang tertangkap gilled dan wedged, dimana tubuh ikan bergerak maju menerobos sebuah mata jaring sehingga ikan terjerat pada bagian pangkal tutup insang atau terjerat pada bagian lingkaran tubuh yang lebih kecil dari lingkaran tubuh maksimum. Proporsi jumlah ikan tertangkap secara entangled dan snagged mempengaruhi total selektivitas jaring terhadap ukuran ikan yang tertangkap. Tersangkutnya ikan dimata jaring akibat morfologi tertentu bagian kepala didepan mata misalnya bentuk moncong dan susunan gigi-gerigi pada ikan cendro, ikan layur dan ikan alu-alu. Memperoleh kisaran ukuran ikan yang tertangkap, demikian juga proporsi ikan yang terjerat oleh lebih dari dua mata jaring akibat kekuatan ikan dalam upayanya melepaskan diri dari jeratan jaring. Suatu operasi penangkapan ikan di perairan dimana sumberdaya bersifat multi spesies tidak selalu menghasilkan jenis ikan yang menjadi target, hasil tangkapan diluar target penagkapan disebut hasil tangkapan sampingan HTS, atau by catch. Secara umum, ikan yang tertangkap dalam eksperimen gillnet mempunyai nilai ekonomi per ekor yang tinggi, termasuk jenis ikan yang bukan sasaran utamanya 29 kecil. Terutama di negara berkembang seperti Indonesia, persoalan by catch untuk perikanan gillnet adalah rendah Novela, 2004. Kecenderungan perubahan jumlah kapal perikanan, nelayan dan alat tangkap gillnet yang digunakan, proyeksi trend kecenderungan dengan persamaan regresi Y = a + bX, dengan menggunakan program komputer MS. Exel. Dengan melihat nilai slope b dapat ditentukan perkiraan arah perkembangannya pada masa yang akan datang dan berapa besarnya perkembangan tersebut Syamsuddin, 1995.

2.6 Fungsi Produksi Cobb-Douglas