45
4.6.3 Nelayan
Nelayan terdiri dari nelayan tetap, nelayan sambilan dan nelayan pendatang. Perincian jumlah nelayan di Karangantu adalah sebagai berikut :
Tabel 6. Perincian jumlah nelayan di Karangantu Serang, Tahun 1999-2004
Tahun Nelayan Tetap
Orang Sambilan
Orang Pendatang
Orang Jumlah
Orang 1999
2000 2001
2002 2003
2004 48
48 51
75 108
93 10
4 4
12 22
9 -
- -
- -
- 58
52 55
87 130
102 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Serang, 2005.
Nelayan Karangantu mayoritas Agama Islam dan sebagian besar adalah Suku Banten, dan semua nelayan gillnet adalah nelayan setempat dan tidak ada
yang sebagai pendatang, sedangkan nelayan lain ada yang pendatang berasal dari Cirebon, Lampung dan Bugis. Bahasa yang biasa dipakai dalam percakapan
sehari- hari adalah campuran antara Jawa dan Sunda. Sebagian besar berprofesi sebagai nelayan buruh.
Daerah pemukiman nelayan biasanya terletak tidak jauh dari wilayah penangkapan atau di sepanjang pesisir pantai. Umumnya mereka hidup
mengelompok berdasarkan jenis alat tangkap yang digunakan dalam beroperasi dan kegiatan usaha perikanan yang dilakukan di daerah Kasemen, Karangantu,
nelayan gillnet bermukiman di sekitar TPI yaitu di sepanjang Sungai Cengkok, dan di sepanjang jalan menuju TPI Karangantu dan di sekitar tempat pengolah
ikan asin. Ikan didaratkan di tempat pelelangan ikan dan dan ada yang tidak, akan tetapi ada pula nelayan yang mendaratkan ikan di Kasemen sedangkan tempat
tinggalnya di Kecamatan Pontang. Nelayan pemilik RTP yang ikut bersama dan satu atau dua orang
nelayan buruh ABKRTBP. Pada saat alat tangkap mulai dioperasikan pembagian tugas ini tidak terlalu berfungsi, karena nelayan bekerja sama dan
saling melengkapi satu sama lain. Nelayan pemilik ada yang memiliki lebih dari
46 satu kapalperahu serta seluruh RTP adalah nelayan tetap, tetapi RTBP ada yang
sebagai nelayan tetap dan ada juga yang sebagai nelayan sampingan. Sistem bagi hasil antara nelayan pemilik dan buruh adalah 50-50,
dimana nelayan pemilik mendapat 50 dan nelayan buruh masing- masing mendapatkan 25 bila nelayan pemilik memperkerjakan dua orang nelayan
buruh. Sistem bagi hasil ini dilakukan setelah hasil tangkapan dilelang di TPI atau di tempat pendaratan lain. Biaya untuk operasi penangkapan ikan seluruhnya
ditanggung oleh pemilik kapal dan hasil akhir dikurangi dengan biaya operasi tersebut.
4.6.4 Volume dan nilai produksi hasil tangkapan