54 hasil tangkapan nelayan pada setiap trip penangkapan. Konsentrasi penangkapan
yang padat juga akan menimbulkan gejala kepayahan potensi sumberdaya ikan exhausted diperairan tersebut. Melihat trend alat tangkap gillnet yang
cenderung meningkat, yang dapat dilakukan antara lain pengaturan wilayah penangkapan masing- masing alat, peningkatan daya jelajah dari kapal
penangkapan, dan penambahan jumlah alat tangkap pada setiap trip.
-100 100
200 300
400
5000 10000
15000
Effort Upaya Penangkapan CPUE Produktivitas
CPUE
Gambar 12. Hubungan antara produktivitas CPUE dengan upaya tangkapannya effort perikanan gillnet di Karangantu.
Gambar 13. Hubungan antara hasil tangkapan produksi catch dengan upaya tangkapannya effort perikanan gillnet
di Karangantu.
4.9 Analisis Produktivitas Gillnet
2000 2002
2003 1999
2001
2004
0.00 100.00
200.00 300.00
400.00 500.00
600.00 700.00
800.00 900.00
0.00 2000.00
4000.00 6000.00
8000.00 10000.00
Effort Upaya Penangkapan triptahun Catch Produksi
tontahun
55 Produktivitas alat penangkapan ikan dicerminkan oleh besarnya jumlah
hasil tangkapan per jumlah unit upaya penangkapan. Tabel 8 menunjukan jumlah hasil tangkapan ikan per jumlah unit upaya tangkap produktivitas.
Tabel 8. Hasil tangkapan per unit upaya penangkapan gillnet di PPP Karangantu, Tahun 2000-2005
Tahun Hasil Tangkapan
tontahun Upaya Tangkap
triptahun Produktivitas
tontrip 1999
841,26 3.892
0,216 2000
823.45 3.975
0,207 2001
815,16 4.160
0,196 2002
618,22 6.245
0,099 2003
366.63 9.051
0,041 2004
364,29 7.862
0,046 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Serang, 2005.
Produktivitas gillnet dapat dihitung dengan pembagian antara hasil tangkapan tontahun dengan upaya tangkapannya triptahun atau unittahun.
Pada Tabel 8 terlihat nilai produktivitas tertinggi terjadi pada tahun 1999 sebesar 0,2162 tonunittahun dan terendah pada tahun 2003 sebesar 0,04051
tonunittahun. Nilai produktivitas rata-rata tahun 1999-2004 adalah sebesar 0,1342 tonunittahun. Upaya penangkapan tertinggi terjadi pada tahun 2003
yaitu 9051 unittahun, sedangkan hasil tangkapannya rendah yaitu 366,63 tontahun. Dengan demikian produktivitas tidak hanya ditentukan dengan jumlah
hasil tangkapanan saja, tetapi juga oleh upaya penangkapannya.
Umumnya nelayan yang melakukan penangkapan ikan di Teluk Banten mendaratkan ikannya di Pelabuhan Perikanan Pantai Karangantu. Frekuensi
pendaratan ikan dan jumlah tangkapan yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Pantai Karangantu adalah sebagai berikut Tabel 9, 10 dan 11 :
56 Tabel 9. Jumlah trip menurut jumlah dan jenis armada penangkapan di PPP
Karangantu, Tahun 2000-2004
Tahun Kapal Motor
Perahu Motor Tempel
Jumlah KapalPerahu
Jumlah TripTahun
2000 2001
2002 2003
2004 -
- -
3 8
16 17
25 33
23 16
17 25
36 31
3.975 4.160
6.245 9.051
7.862 Jumlah rata-rata intensitas penangkapan = 245 tripunit kapaltahun
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Serang, 2005.
Tabel 10. Volume produksi dan jenis olahan perikanan gillnet di Pelabuhan Perikanan Pantai Karangantu, Tahun 2000-2004
Tahun Total Produksi ton
Keadaan Produksi Segar ton Olahan ikan asin ton
2000 823,45 2001 815,16
2002 618,22 2003 366,63
2004 364,27 329,21 496,24
272,69 542,47 213,40 404,82
202,42 164,21 207,39 157,88
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Serang, 2005.
Tabel 11. Jenis ikan yang dominan tertangkap dengan alat tangkap gillnet di Perairan Karangantu
Alat Tangkap Gillnet Kembung Rastrelliger. spp, layang Decapterus. spp, tembang Sardinella.
spp, peperek Leiognathus. spp, teri Stolephorus. spp, cumi-cumi Loligo. spp dan udang Penaeus Spp. dan Metapenaeopsis spp.
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Serang, 2005.
57
4.10 Analisis Penanganan dan Pengolahan