Analisis Penanganan dan Pengolahan

57

4.10 Analisis Penanganan dan Pengolahan

Analisis penanganan dan pengolahan dilakukan secara pengamatan langsung kondisi hasil tangkapan untuk mengetahui kualitas atau mutu ikan yang didaratkan di PPP Karangantu. Berdasarkan Dewan Standarisasi Nasional DSN tahun 2003 yang diacu dalam Suganda, 2003, secara organoleptik ikan segar harus mempunyai karakteristik sekurang-kurangnya sebagai berikut : 1 Rupa dan warna : bersih, warna daging spesifik jenis ikan segar 2 Bau : segar, spesifik jenis, mempunyai bau rumput laut segar 3 Daging : elastis, padat, dan kompak 4 Rasa : netral agak manis Kualitas ikan pada saat didaratkan di PPP Karangantu diamati secara visual, kebanyakan ikan yang dilelang tersebut dalam keadaan mati, akan tetapi masih dalam kondisi segar, yaitu rupa dan warnanya : bersih dan segar, berbau segar bau rumput laut, dagingnya elastis, padat dan kompak serta rasanya netral agak manis sesuai dengan DSN, 2003. Penagangan hasil tangkapan yang baik akan mempengaruhi mutu ikan. Jika penanganan yang dilakukan kurang baik maka mutu ikan akan menjadi rendah. Penurunan mutu ikan mulai sejak ikan diangkat dari air, oleh karena itu diperlukan beberapa penanganan sebelum ikan sampai ke tangan konsumen. Penanganan yang paling awal dimulai dari penanganan diatas kapal, penanganan di TPI, penanganan di pengumpul dan penanganan selama pengolahan. 1 Penanganan ikan di atas kapal Hasil tangkapan yang didapat biasanya langsung diletakkan diatas dek kapal dengan cara dilempar atau tidak hati- hati. Kapal yang digunakan nelayan PPP Karangantu tidak mempunyai palka sehingga pada saat melaut nelayan membawa drumblong untuk tempat menyimpan hasil tangkapan. Nelayan yang tidak membawa drumblong meletakkan hasil tangkapan dimana ikan terkena cahaya matahari secara langsung, karena pada umumnya nelayan melakukan kegiatan penangkapan pada siang hari. Sehubungan dengan lama trip yang dilakukan dalam penangkapan ikan, satu trip hanya satu hari one day fishing, nelayan jarang membawa es pergi 58 melaut. Ada beberapa diantaranya membawa es berjumlah ½ hingga satu balok dengan harga per balok es yaitu Rp.12.000,00. 2 Penanganan ikan di tempat pelelangan ikan Hasil tangkapan yang diperoleh nelayan PPP Karangantu tidak seluruhnya dijual melalui TPI dengan proses lelang. Ikan yang didaratkan di TPI pada umumnya dalam keadaan mati, segar dan ada sebagian yang cacat fisik. Penanganan ikan di TPI, yaitu dicuci dengan air yang berasal dari kolam pelabuhan karena sumber air bersih yang tersedia sangat terbatas. Ikan yang dilelang di TPI diletakkan di lantai gedung TPI. Hal ini sangat mempengaruhi mutu ikan karena ikan hasil tangkapan dikeluarkan dari drumblong dengan cara dilempar ke lantai TPI. 3 Penanganan ikan di pengumpul Penanganan dengan menggunakan es dilakukan oleh bakulpedagang pengumpul yang akan memasarkan hasil tangkapan dalam bentuk segar ke beberapa tempat baik di daerah maupun ke luar daerah Karangantu. Ikan diletakkan didalam drum atau cool box karena akan berpengaruh terhadap mutu ikan ketika sampai di tangan konsumen. 4 Penanganan selama pengolahan Pada dasarnya pengolahan ikan dapat dibedakan kedalam dua jenis, yaitu pengolahan tradisional dan pengolahan modern. Pengolahan ikan yang ada di sekitar PPP Karangantu bersifat tradisional yang merupakan lanjutan dari proses penanganan. Pengolahan tradisional relatif tidak memerlukan keterampilan khusus dengan proses produksi sederhana. Pengolahan yang dilakukan di PPP Karangantu merupakan usaha sampingan yaitu pada saat hasil tangkapan sedang melimpah sehingga tidak laku dijual dalam bentuk segar atau ketika hasil tangkapan kualitasnya rendah, kemudian diolah menjadi ikan asin.

4.11 Analisis Ekonomi dan Finansial