Perumusan Masalah Development Analysis on Gillnet Fisheries in Karangantu Waters, Serang District - Banten Province

19 saja akan memberikan peluang yang lebih besar bagi daerah untuk mengelola dan memanfaatkan potensi kelautan yang dimiliki. Namun disisi lain juga menciptakan kemungkinan eksploitasi sumberdaya hanya untuk memacu pendapatan daerah tanpa memperhatikan aspek lain. Dengan demikaian Pemerintah Daerah Serang dihadapkan pada tantangan sekaligus peluang untuk memanfaatkan wilayahnya secara optimal dan berkelanjutan sehingga menjadikan daerah yang maju, makmur dan berkeadilan khususnya dibidang perikanan dan kelautannya. Keberhasilan pengembangan perikanan tangkap tidak hanya ditentukan tiga sub-sistem utamanya, yakni : 1 Produksi, 2 Penanganan hasil dan pengolahan, serta 3 Pemasaran, tetapi juga oleh sub -sistem penunjangnya yang meliputi prasarana dan sarana, finansial keuangan, sumberdaya manusia dan IPTEK, kebijakan serta hukum dan kelembagaan.

1.2 Perumusan Masalah

Adapun permasalahan-permasalahan yang dikemukakan disini mengacu kepada beberapa penelitian sebelumnya pada daerah Kabupaten Serang dan daerah lainnya dan juga berdasarkan kepada pengamatan awal di tempat penelitian. Penelitian mengenai unit penangkapan gillnet dan prospek pengembangannya di Indramayu mendapatkan hasil bahwa dari 5 unit alat tangkap yang umum digunakan di daerah ini maka gillnet merupakan alat tangkap yang paling dominan digunakan dengan upaya penangkapan yang dilakukan nelayan gillnet saat ini yaitu sebesar 11.209,1 triptahun. Hal ini menunjukkan bahwa dengan jumlah alat tangkap gillnet yang ada masih dapat melakukan operasi penangkapan ikan. Berdasarkan hasil analisis kelayakan usaha, perikanan gillnet di Indramayu layak secara finansial untuk dikembangkan. Hal ini terlihat dari nilai NPV, net BC dan IRR yang diperoleh semuanya memenuhi kriteria kelayakan, dengan NPV = 0, net BC= 1 dan IRR = tingkat suku bunga Novela, 2004. Pada pengamatan awal permasalahan yang dihadapi nelayan gillnet di Perairan Pantai Karangantu, Kabupaten Serang-Provinsi Banten kaitannya dengan pengembangan perikanan gillnet adalah menurunnya sumberdaya perikanan akibat besarnya eksploitasi ikan di daerah ini, kondisi kapal, kinerja kru kapal, kondisi alat 20 tangkap gillnet terdiri dari empat jenis gillnet : gillnet gilnet, gillnet silir, gillnet rampus dan gillnet ciker, perbedaan tersebut terletak pada mesh perimeter dan ukuran luas jaring gillnet, ukuran mesin PK, ukuran kapal GT, jumlah ABK nelayan, jumlah biaya operasi per trip dan konsumsi BBM daerah operasi penangkapan ikan, menurunnya produksi hasil tangkapan dan tidak berfungsinya KUD di daerah tersebut, serta pemasaran hasil produksi yang terbatas. Belum dimanfaatkannnya fasilitas tempat pelelengan ikan dan pelabuhan perikanan dan faktor keamanan di perairan yang belum memadai serta semakin terbatasnya daerah penangkapan ikan DPI. Di Karangantu, Kabupaten Serang digunakan 4 empat jenis jaring gillnet yaitu gilnet, silir, rampus dan ciler. Perbedaan tersebut terketak pada ukuran luas dan mesh perimeter jaring, ukuran mesin dan besar kapal, jumlah konsumsi bahan bakar minyak BBM dalam hal perbedaannya terletak pada jarak daerah penangkapannya, jumlah nelayan ABK, serta biaya per operasi trip, perbedaan tersebut dapat berpengaruh pada jumlah produksinya Suganda, 2003.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian