20 tangkap gillnet terdiri dari empat jenis gillnet : gillnet gilnet, gillnet silir, gillnet
rampus dan gillnet ciker, perbedaan tersebut terletak pada mesh perimeter dan ukuran luas jaring gillnet, ukuran mesin PK, ukuran kapal GT, jumlah ABK nelayan,
jumlah biaya operasi per trip dan konsumsi BBM daerah operasi penangkapan ikan, menurunnya produksi hasil tangkapan dan tidak berfungsinya KUD di daerah
tersebut, serta pemasaran hasil produksi yang terbatas. Belum dimanfaatkannnya fasilitas tempat pelelengan ikan dan pelabuhan perikanan dan faktor keamanan di
perairan yang belum memadai serta semakin terbatasnya daerah penangkapan ikan DPI. Di Karangantu, Kabupaten Serang digunakan 4 empat jenis jaring gillnet
yaitu gilnet, silir, rampus dan ciler. Perbedaan tersebut terketak pada ukuran luas dan mesh perimeter jaring, ukuran mesin dan besar kapal, jumlah konsumsi bahan
bakar minyak BBM dalam hal perbedaannya terletak pada jarak daerah penangkapannya, jumlah nelayan ABK, serta biaya per operasi trip, perbedaan
tersebut dapat berpengaruh pada jumlah produksinya Suganda, 2003.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan : 1 Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas perikanan gillnet
di Perairan Karangantu, Kabupaten Serang - Provinsi Banten. 2 Menganalisis kinerja ekonomi perikanan gillnet di Perairan Pantai
Karangantu, Kabupaten Serang – Provinsi Banten saat ini. 3 Merumuskan alternatif kebijakan pengembangan perikanan gillnet di Perairan
Pantai Karangantu, Kabupaten Serang – Provinsi Banten. Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumber
informasi dan bahan pertimbangan bagi Pemerintah Kabupaten Serang dalam merencanakan dan melaksanakan pengembangan perikanan gillnet, khususnya di
Perairan Pantai Karangantu.
1.4 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang Lingkup dari penelitian ini meliputi analisis potensi dan produktivitas, analisis teknis, analisis ekonomi dan finansial, analisis tingkat pemanfaatan meliputi
21 unit penangkapan dan hasil tangkapan secara keseluruhan yang akan diterapkan
dalam pengembangan perikanan gillnet di Perairan Pantai Karangantu, Kabupaten Serang – Provinsi Banten.
1.5 Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini didasari pada potensi sumberdaya perikanan yang ada di perairan pantai Karangantu, Kabupaten Serang-Provinsi
Banten diperlihatkan seperti pada Gambar 1, sebagai berikut :
Gambar 1. Kerangka pemikiran. 1.6
Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah : Perikanan gillnet di Perairan Pantai Karangantu, Kabupaten Serang - Provinsi Banten masih dapat dikembangkan.
Kondisi Perikanan gillnet
Faktor-faktor yang berpengaruh pada produksi perikanan gillnet
Permasalahan :
• Upaya penangkapan besar,
produksi menurun •
Kondisi, jenis dan ukuran Kapal dan alat tangkap
gillnet serta jumlah ABK nelayan yang beragam
• Daerah Penangkapan yang
semakin terbatas.
Faktor internal
Faktor eksternal
Metode SWOT dan AHP
• Unit Perikanan gillnet
• Produktivitas gillnet
• Penanganan dan Pengolahan
• Ekonomi dan Finansial
• Pemasaran
• Kebijakan dan Kelembagaan
yang ada Pengembangan. Faktor-faktor yang paling berpengaruh
pada produksi perikanan gillnet
Fungsi produksi Cobb-Douglas
Analisis
Pertimbangan Kebijakan Pengembangan Perikanan gillnet
22
2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Perairan dan Perikanan di Tempat Penelitian
Perairan Karangantu terletak di Pantai Utara Jawa Barat, cakupan wilayah dibatasi 5?49’45” LS sampai dengan 6?02’00” LS dan 106?03’20” BT sampai dengan
106?16’00”BT. Kedalaman perairan antara 2 sampai dengan 13 meter, tetapi dibagian mulut teluk dapat mencapai 20 meter. Dasar perairan pasir berlumpur
terutama dibagian dekat pantai yang landai. Di perairan ini mengalir beberapa sungai yaitu Sungai Wadas, Domas, Soge, Kemayungan, Baros, Banten dan Sungai
Pelabuhan, terutama sungai pelabuhan telah lama tersumbat yang menyebabkan pendangkalan semakin tinggi di bagian muaranya. Di peraiaran juga banyak
ditemukan padang lamun yang tumbuh pada perairan yang dangkal dengan dasar berpasir Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Serang, 2004.
Dalam Undang-Undang No. 31 tahun 2004 mengenai perikanan, definisi dari perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan
pemanfaatan sumberdaya ikan, sedangkan yang dimaksud dengan usaha perikanan adalah semua usaha peroranganbadan hukum untuk menangkap atau
membudidayakan ikan, termasuk kegiatan menyimpan, mendinginkan atau mengawetkan ikan untuk tujuan komersial. Adapun penangkapan ikan adalah
kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh ikan di perairan yang tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan alatcara apapun, termasuk kegiatan yang
menggunakan kapal atau memuat, menyimpan, mendinginkan, mengolah atau mengawetkan.
2.2 Potensi Sumberdaya Perikanan SdP dan Tingkat Pemanfaatan