Analisis Kebijakan dan Kelembagaan

98 Tabel 13. Komponen perikanan gillnet Kabupaten Serang Subsistem Komponen Kebutuhan A. Pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya perikanan. 1. Nelayan 2. Pemerintahan 3. Dinas perikanan 4. TPI 1.a. Peningkatan Produksi b. Fasilitas di TPI memadai 2.a. Sumberdaya lestari b. PAD meningkat 3.a. Data perikanan akurat b. Kinerja aparat berkualitas 4.a. Fasilitas memadai b. Nelayan menjual ikan di TPI B. Kondisi sosial dan ekonomi nelayan 1. Nelayan 2. Langgan 3. Bakul 4. KUD 5. Industri perikanan 6. Bank 1.a. Diklat yang kontinu b. Pendapatan meningkat 2.a. Keuntungan besar 3.a. Keuntungan besar b. Fasilitas di TPI memadai 4.a. Fasilitas tersedia 5. a. Mutu tangkapan baik 6.a. Keuntungan besar b. Pengembalian kredit lancar C. Peraturan kebijakan dan lembaga 1. Dinas perikanan 2. Pemerintahan daerah 3. Nelayan 4. Industri perikanan 1.a. Kebijakan yang tepat b. Ketegasan aparat c. Kualitas kinerja aparat 2.a. Kebijakan yang tepat b. Peningkatan pelayanan 3.a. Kebijakan yang memihak b. Lembaga aspirasi nelayan 4.a. Kemudahan administrasi usaha

4.14 Analisis Kebijakan dan Kelembagaan

Untuk mengevaluasi kebijakan pengelolaan perikanan tangkap Kabupaten Serang perlu dilakukan analisis dengan melihat kesesuaian antara kebutuhan masing- 99 masing komponen perikanan tangkap dengan kebijakan yang diambil pemerintah tepat atau belum. Adapun kebutuhan masing-masing komponen telah diidentifikasi pada analisis kebutuhan Tabel 13. Kebijakan yang tertuang dalam peraturan pemerintah maupun rencana strategis perikanan dan kelautan dianalisis. Penguatan kelembagaan sektor perikanan perlu ditingkatkan. Pengembangan dan penguatan ini diarahkan agar terbentuk suatu kelembagaan yang mandiri. Peran kelembagaan bagi perkembangan perikanan dan kelautan sangat dibutuhkan khususnya oleh para nelayan yang ingin menyalurkan aspirasinya. Usulan dan ide nelayan akan lebih kuat jika berada dalam suatu wadah kelembagaan sehingga hak- hak nelayan tidak diabaikan pemerintah daerah demi peningkatan pendapatan daerahnya semata. Namun hingga kini belum ada LSM yang mantap yang dapat menyuarakan aspirasi nelayan sehingga membuat posisi nelayan lemah dalam mempengaruhi kebijakan yang diambil pemerintah. Perikanan merupakan bidang usaha yang perlu didukung dengan sistem permodalan yang kuat dari lembaga keuangan. Pada saat ini baik bank pemerintah maupun bank swasta masih diliputi suasana alergi terhadap usaha perikanan karena pengaruh pengalaman pahit kredit macet dan risiko usaha perikanan yang dianggap terlalu besar. Hingga saat ini belum ada dukungan finansial dari lembaga keungan formal di Kabupaten Serang kepada nelayan, karena usaha perikanan dinilai memiliki risiko yang besar. Oleh karena itu para nelayan di Kabupaten Serang lebih banyak yang menggunakan langgantengkulak untuk meminjam uang. Sedangkan jumlah uang yang dapat dipinjam nelayan tidaklah terlalu besar. Kebijakan desentralisasi fiskal mengharuskan setiap daerah untuk meningkatakan akuntabilitas, optimalisasi anggaran dan mengembangkan mekanisme pendanaan yang lebih terpadu. Pendampingan keuangan dari pemerintah kepada masyarakat nelayan melalui bantuan permodalan sangat membantu perkembangan usaha perikanan tangkap. Akan tetapi perlu diperhatikan mekanisme pemberian bantuan agar tidak menimbulkan kesenjangan antar nelayan yang diberi bantuan dengan yang tidak diberi bantuan. Pembangunan perikanan memang tak terlepas dari dukungan finansial. Oleh karena itu perlu dibangun lembaga keuangan yang dapat membantu nelayan agar pembangunan perika nan menjadi berkembang. 100 Dengan demikian terlihat bahwa pola perkembangan yang ada belum banyak yang mendukung sektor perikanan tangkap. Untuk itu perlu pola kelembagaan yang melibatkan nelayan sebagai salah satu komponenya seperti dengan membentuk lembaga perkumpulan nelayanpaguyuban nelayan. Selain itu harus ada koordinasi antar lembaga terkait sehingga memudahkan berkembangnya perikanan tangkap di Karangantu Kabupaten Serang.

4.15 Analisis Kebijakan Pengembangan Perikanan Gillnet