Pengembangan Matriks Hubungan antar Persyaratan Teknik how

79

6.1.4 Pengembangan Matriks Hubungan antar Persyaratan Teknik how

Bagian atap dari HOQ disebut matriks korelasi, digunakan untuk mengidentifikasi persyaratan teknik mana saja yang saling mendukung hubungan positif dan saling bertentangan satu sama lain hubungan negatif. Persyaratan teknik yang saling bertentangan sangat penting, karena persyaratan teknik tersebut secara teratur merupakan hasil dari persyaratan konsumen yang bertentangan dan konsekuensinya, menunjukkan dimana trade-off harus dibuat. Hubungan yang terjadi antar persyaratan teknik dapat berupa hubungan positif kuat, hubungan positif lemah, hubungan negatif lemah, hubungan negatif kuat bahkan tidak memiliki hubungan sama sekali. Untuk menunjukkan hubungan tersebut digunakan simbol sebagai berikut : √√ : Menunjukkan hubungan positif kuat, bernilai +9 √ : Menunjukkan hubungan positif lemah, bernilai +3 X : Menunjukkan hubungan negatif lemah, bernilai -3 XX : Menunjukkan hubungan negatif kuat, bernilai -9 □ : Menunjukkan tidak ada hubungan, bernilai 0 Berdasarkan survei terhadap pemulia padi hibrida ditentukan hubungan antar persyaratan teknik padi hibrida. Matriks hubungan antar persyaratan teknik padi hibrida dapat dilihat pada Tabel 40. Tabel 40 . Matriks Hubungan Antara Persyaratan Teknik XX XX 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 1 √ √ √√ X √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 2 √√ √ √ √ √√ √ √√ √ √ √ √ √ √ √ √ 3 √ √ √ √√ √ √√ √ √ √ √ √ √ √ √ 4 √ √ √ √ √ √ 5 √ √√ 6 √ √√ X 7 XX √ √ √ √ 8 X 9 10 11 12 13 14 15 √√ √ √ √√ 16 √ √ √√ 17 √√ √√ √√ 18 √√ √√ 19 √√ 20 21 √√ 22 √√ X √√ √√ 23 X √√ 24 √√ 25 √√ 26 27 28 √ √ : Menunjukkan hubungan positif kuat, bernilai +9 √ : Menunjukkan hubungan positif lemah, bernilai +3 X : Menunjukkan hubungan negatif lemah, bernilai -3 : Menunjukkan hubungan negatif kuat, bernilai -9 : Menunjukkan tidak ada hubungan, bernilai 0 81 Keterangan : 1 : Jumlah anakan produktif per rumpun 2 : Jumlah gabah isi per malai 3 : Persentase gabah isi per malai 4 : Tinggi tanaman 5 : Posisi daun bendera terhadap malai 6 : Umur tanaman 7 : Warna daun 8 : Tingkat Senescence 9 : Besar batang 10 : Panjang malai 11 : Leher malai 12 : Ketahanan terhadap hama wereng coklat 13 : Ketahanan terhadap virus tungro 14 : Ketahanan terhadap penyakit HDB 15 : Bobot 1000 butir gabah 16 : Rasio panjang dan lebar gabah 17 : Rendemen beras pecah kulit 18 : Rendemen beras giling 19 : Kadar air gabah 20 : Persentase beras kepala 21 : Kadar amilosa 22 : Indeks glikemik 23 : Derajat putih 24 : Keterawangan 25 : Gel konsistensi 26 : Warna nasi 27 : Aroma 28 : Tektur nasi kepulenan 29 : Kilap Hubungan positif kuat merupakan hubungan searah yang sangat kuat. Apabila satu karakteristik proses mengalami peningkatan, akan berdampak kuat terhadap karakteristik proses lainnya. Contoh hubungan antar persyaratan teknik yang memiliki hubungan positif kuat, antara lain persentase gabah isi per malai dan jumlah gabah isi per malai. Semakin besar jumlah gabah isi per malai maka semakin besar persentase gabah isi per malai. Selain itu juga panjang malai dan jumlah gabah isi per malai, dimana semakin panjang malai maka jumlah gabah isi per malai semakin besar. Hubungan kuat juga terjadi antara persyaratan teknik tekstur nasi, kadar amilosa, dan gel konsistensi. Semakin tinggi kadar amilosa semakin tinggi kandungan gel konsistensi dan tekstur nasi semakin pulen. Hubungan negatif kuat terjadi antara warna daun dan tingkat senescence, dimana warna daun akan semakin rendah menguning ketika tingkat senescene semakin tinggi. Sedangkan hubungan positif lemah yang terjadi antar persyaratan teknik pemuliaan padi hibrida antara lain, warna daun dan posisi daun bendera terhadap malai, dimana semakin tegak posisi daun bendera terhadap malai maka semakin banyak klorofil pada daun sehingga warna daun akan semakin tua. Hubungan positif lemah juga terjadi antara persyaratan teknik posisi daun bendera terhadap malai dengan jumlah gabah isi per malai dan persentase gabah isis per 82 malai. Semakin tegak posisi daun bendera maka semakin tinggi jumlah gabah total atau pun persentase gabah isi per malai karena semakin tegak posisi daun bendera terhadap malai maka semakin baik proses fotosintesis tanaman. Hubungan negatif lemah yang terjadi antar persyaratan teknik pemuliaan padi hibrida antara lain, keterawangan dengan kadar amilosa, dimana semakin tinggi tingkat keterawangan gabah maka memiliki kadar amilosa yang rendah pada beras. Hubungan negatif lemah lainnya adalah kadar air dengan umur tanaman. Semakin tua umur tanaman maka kadar air tanaman semakin berkurang. Selain itu dapat terjadi pula tidak ada hubungan antar persyaratan teknik pemuliaan padi hibrida, antara lain umur tanaman dengan posisi daun bendera terhadap malai. Apabila terjadi trade-off maka pemulia tidak akan mengalami banyak kesulitan karena antara kedua persyaratan tersebut tidak ada keterkaitan dalam pemuliaan padi hibrida.

6.1.5 Penilaian Kompetitif

Dokumen yang terkait

Aplikasi Integrasi Metode Fuzzy Servqual dan Quality Function Deployment (QFD) Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Layanan Pendidikan (Studi Kasus: SMP Swasta Cinta Rakyat 3 Pematangsiantar)

10 125 85

Penerapan Metode Kano, Quality Function Deployment Dan Value Engineering Untuk Peningkatan Mutu Produk Sarung Tangan Karet

11 73 101

Aplikasi Kansei Engineering Dan Quality Function Deployment (QFD) Serta Teoriya Resheniya Izobretatelskikh Zadatch (TRIZ) Untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Pada Instalasi Hemodialisis

9 92 70

Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Menggunakan Metode Quality Function Deployment (Qfd); (Studi Kasus Japanese Mathematics Center Sakamoto Method Cabang Multatuli Medan)

8 152 80

Integrasi Aplikasi Metode Quality Function Deployment (QFD) dengan Blue Ocean Strategy (BOS) untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Hotel, Studi Kasus: Hotel Grand Angkasa Internasional Medan

15 91 169

Perancangan Fasilitas Kerja Menggunakan Metode QFD (Quality Function Deployment) Dengan Pendekatan AHP (Analytical Hierarchy Process) Dan Memperhatikan Prinsip Ergonomi Di PT. Carsurindo

7 83 212

Rancangan Penggiling Buah Kopi Dengan Metode Quality Function Deployment (QFD) untuk Meningkatkan Produktivitas (Studi Kasus di UKM Tani Bersama

4 70 111

Penerapan metode Quality Function Deployment (QFD) dan analisis sensitivitas harga pada pengembangan padi varietas unggul hibrida (Studi Kasus : Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

1 34 328

Penerapan Metode Quality Function Deployment (QFD) dan Analisis Sensitivitas Harga Pada Pengembangan Padi Varietas Unggul Hibrida (Kasus : Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur Jawa Barat)

1 10 174

Pengembangan Kualitas Padi Varietas Unggul Hibrida dengan Pendekatan Quality Function Deployment (QFD) di Jawa Barat

0 3 32