Karakteristik Responden Penerapan metode Quality Function Deployment (QFD) dan analisis sensitivitas harga pada pengembangan padi varietas unggul hibrida

55

5.4 Karakteristik Responden

Petani yang menjadi responden berusia antara 35 – 70 tahun. Tabel 10 Menunjukkan bahwa petani responden lebih banyak didominasi oleh petani dengan usia 55-64 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas petani terdiri dari petani yang memiliki usia diatas usia produktif dan mereka rata-rata telah melakukan usahatani lebih dari 5 tahun. Jumlah petani usia 45-54 sebanyak delapan orang dan usia ≥65 tahun sebanyak lima orang. Jumlah petani usia 25-34 tahun sebanyak satu orang dan petani usia 35-44 tahun tiga orang. Tabel 10. Sebaran Responden Menurut Usia Petani Padi Hibrida di Kecamatan Cianjur Tahun 2010 Usia tahun Jumlah orang 25-34 0 35-44 3 10,00 45-54 8 26,67 55-64 14 46,67 ≥65 5 16,67 Total 30 100,00 Tabel 11 menunjukkan tingkat pendidikan formal petani responden. Mayoritas petani merupakan lulusan SD yaitu sebanyak 76.67 persen. Tingkat pendidikan formal biasanya berpengaruh dalam pengambilan keputusan usahatani. Hal ini terkait dengan adopsi teknologi yang baik untuk peningkatan produksi padi, termasuk teknologi benih padi varietas unggul hibrida. Semakin tinggi tingkat pendidikan petani responden maka proses introduksi penggunaan benih padi varietas unggul hibrida dapat berjalan lebih mudah. 56 Tabel 11. Sebaran Responden Menurut Pendidikan Formal Petani Padi Hibrida di Kecamatan Cianjur Tahun 2010 Pendidikan Formal Jumlah Orang Tidak Bersekolah - - Lulusan SD 21 70,00 Lulusan SMP 1 3,33 Lulusan SMA 5 16,67 Diploma 1 3,33 Sarjana 2 6,67 Total 30 100,00 Tabel 12 menunjukkan bahwa mayoritas petani responden mengusahakan usahatani padi sebagai mata pencaharian utama. Pekerjaan sampingan responden bervariasi diantarannya yaitu buruh bangunan, buruh tani, wirausaha, dan penyuluh. Tabel 12. Sebaran Responden Menurut Status Usahatani Padi Hibrida di Kecamatan Cianjur Tahun 2010 Status Jumlah orang Utama 20 66,67 Sampingan 10 33,33 Total 30 100,00 Tabel 13 menunjukkan sebaran responden menurut status penguasaan lahan petani responden. Mayoritas petani yaitu 73,33 persen merupakan petani penggarap dengan sistem maro atau bagi hasil dan sistem sewa. Petani dengan lahan sewa tidak memiliki keleluasan seperti petani dengan lahan milik yang bebas menggunakan lahannya baik dalam pola tanam, waktu bera, maupun penggunaan input usahatani. Keuntungan yang diperoleh oleh petani lahan sewa dibagi dua antara petani penggarap dengan pemilik lahan. 57 Tabel 13. Sebaran Responden Menurut Status Penguasaan Lahan Padi Hibrida di Kecamatan Cianjur Tahun 2010 Status lahan Jumlah Milik 8 26,67 Penggarap 22 73,33 Total 30 100,00 Tabel 14 menunjukkan luas lahan garapan petani responden. Kebanyakan petani responden yaitu 56,67 persen merupakan petani gurem dengan luas lahan garapan kurang dari 0,5 hektar. Sebanyak 30 persen petani responden mengusahakan lahan garapan dengan luas lahan 0,5-0,9 hektar dan sebanyak 13,33 persen petani responden mengusahakan lahan garapan dengan luas lahan 1- 2 hektar. Tabel 14. Sebaran Responden Menurut Luas Lahan Garapan Petani Padi Hibrida di Kecamatan Cianjur Tahun 2010 Luas lahan Hektar Jumlah orang 0,5 17 56,67 0,5-0,9 9 30,00 1 - 2 4 13,33 ≥ 3 Total 30 100,00 Pendapatan petani responden dalam penelitian ini merupakan pendapatan usahtani dan pendapatan di luar usahatani. Pendapatan di luar usahatani bisa berasal dari pekerjaan diluar usahatani, pendapatan anggota keluarga lain yang berasal dari luar usahatani, asset di luar usahatani dan lainnya tetapi dalam penelitian ini yang dimaksud pendapatan di luar usahatani hanya dihitung dari pendapatan di luar usahatani atau pendapatan dari pekerjaan sampingan petani responden. Mayoritas petani responden yaitu 50 persen memiliki pendapatan yang berkisar antara Rp. 500.000,00 – Rp. 1.500.000,00 per bulan. Sisa petani responden lainnya yaitu 16,67 persen memiliki pendapatan yang berkisar antara Rp.1.500.001,00 – Rp. 2.500.000,00 per bulan, sebanyak 16,67 persen memiliki 58 pendapatan berkisar antara Rp 2.500.001,00 – Rp 3.500.000,00 dan sebanyak 13,33 persen memilki pendapatan lebih dari Rp.3.500.000,00 per bulan. Sebaran responden menurut pendapatan petani dapat dilihat pada tabel 15. Tabel 15. Sebaran Responden Menurut Pendapatan Petani Padi Hibrida di Kecamatan Cianjur Tahun 2010 Pendapatan Rpbulan Jumlah orang 500.000 1 3,33 500.000 – 1.500.000 15 50,00 1.500.000 – 2.500.000 5 16,67 2.500.000 – 3.500.000 5 16,67 3.500.000 4 13,33 Total 30 100,00

5.5 Profil Balai Besar Penelitian Tanaman Padi

Dokumen yang terkait

Aplikasi Integrasi Metode Fuzzy Servqual dan Quality Function Deployment (QFD) Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Layanan Pendidikan (Studi Kasus: SMP Swasta Cinta Rakyat 3 Pematangsiantar)

10 125 85

Penerapan Metode Kano, Quality Function Deployment Dan Value Engineering Untuk Peningkatan Mutu Produk Sarung Tangan Karet

11 73 101

Aplikasi Kansei Engineering Dan Quality Function Deployment (QFD) Serta Teoriya Resheniya Izobretatelskikh Zadatch (TRIZ) Untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Pada Instalasi Hemodialisis

9 92 70

Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Menggunakan Metode Quality Function Deployment (Qfd); (Studi Kasus Japanese Mathematics Center Sakamoto Method Cabang Multatuli Medan)

8 152 80

Integrasi Aplikasi Metode Quality Function Deployment (QFD) dengan Blue Ocean Strategy (BOS) untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Hotel, Studi Kasus: Hotel Grand Angkasa Internasional Medan

15 91 169

Perancangan Fasilitas Kerja Menggunakan Metode QFD (Quality Function Deployment) Dengan Pendekatan AHP (Analytical Hierarchy Process) Dan Memperhatikan Prinsip Ergonomi Di PT. Carsurindo

7 83 212

Rancangan Penggiling Buah Kopi Dengan Metode Quality Function Deployment (QFD) untuk Meningkatkan Produktivitas (Studi Kasus di UKM Tani Bersama

4 70 111

Penerapan metode Quality Function Deployment (QFD) dan analisis sensitivitas harga pada pengembangan padi varietas unggul hibrida (Studi Kasus : Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

1 34 328

Penerapan Metode Quality Function Deployment (QFD) dan Analisis Sensitivitas Harga Pada Pengembangan Padi Varietas Unggul Hibrida (Kasus : Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur Jawa Barat)

1 10 174

Pengembangan Kualitas Padi Varietas Unggul Hibrida dengan Pendekatan Quality Function Deployment (QFD) di Jawa Barat

0 3 32